Opini
Hari Jadi Pidie dan Prospektif Pembangunan Literasi Masyarakat
Hari Jadi merupakan momentum yang dikenang oleh masyarakat dan menjadi pemersatu nilai dan konsensus sosio-kultural yang akan memperkuat
Oleh; Turno Junaidi, SKM, MKM *)
PIDIE merupakan salah satu kabupaten tertua dalam administrasi pemerintahan di Aceh, sebagaimana UU Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Propinsi Aceh dan perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara yang ditetapkan pada 29 November 1956 yang berkedudukan di Kutaraja, melingkungi Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan, dan Kuta Besar Kutaraja.
Hari Jadi merupakan momentum yang dikenang oleh masyarakat dan menjadi pemersatu nilai dan konsensus sosio-kultural yang akan memperkuat semangat persatuan dan kesatuan masyarakat, sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan dapat didukung sepenuhnya oleh masyarakat. Penelusuran sejarah Pidie secara lokal mempunyai maksud sebagai pengkajian kembali sejarah kedaerahan Pidie.
Kami masyarakat Pidie mengucapkan berterima kasih kepada Tim Kajian Hari Jadi Kabupaten Pidie yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Pidie sehingga dengan pendekatan metodologi penelitian sejarah dan dengan sensitifitas terhadap fenomena historis dan fakta-fakta arkeologis yang berkaitan dengan kelahiran atau hari jadi Kabupaten Pidie dapat ditetapkan.
Kita tahu bahwa sejarah Pidie tidak terlepas dari eksistensi Kerajaan Pedir yang telah ada sejak ratusan tahun silam. Kerajaan Pedir telah dikenal oleh para pedagang internasional sejak Abad V hingga puncak kejayaannya pada Abad XV dan awal Abad XVI.
Hasil analisis dan penelusuran sejarah yang dilakukan oleh tim kajian dimaksud mendapatkan fakta Historis dan Arkeologis dari peristiwa mangkatnya Sultan Ma’rufsyah (Sultan Islam Pedir) yang jasadnya dikubur di Kompleks Cot Kandang Keulibeut Kecamatan Pidie adalah data primer yang dapat dijadikan sebagai patokan Hari Jadi Pidie. Inskripsi pada batu nisan Sultan Ma’rufsyah tertulis antara lain tanggal, bulan dan tahun mangkatnya yaitu 22 Jumadil Akhir 917 H atau 18 September 1511 H.
Berdasarkan data primer ini, maka Tanggal 18 September ditetapkan sebagai Hari Jadi Pidie.
Pada Tahun 2024 ini maka Pidie berusia 513 tahun, sekaligus merayakan ulang tahun untuk pertama kalinya dalam Sejarah Kabupaten Pidie dengan berlabelkan Kemilau Pidie dan Hari Jadi Pidie Tahun 2024.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan termasuk Bazar UMKM, Pawai Sekolah dan Masyarakat, Perlombaan Olahraga Tradisional, Kegiatan Pawai Budaya dengan tema “Beujaya Lam Sejarah, Beumeugah Lam Budaya” yang diikuti oleh pelajar SD sd SLTA, santri, mahasiswa, tokoh masyarakat kecamatan se-Kabupaten Pidie, Komunitas Budaya, Etnis, Suku dan LSM.
Pawai budaya merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan dan menjaga kehidupan budaya, generasi muda bisa belajar dan menghargai keindahan serta kekayaan budaya dari leluhur Pidie tersebut.
Diharapkan dengan kegiatan ini akan bisa menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan sehingga mendorong semangat membangun daerah melalui partisipasi masyarakat.
Beberapa permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten Pidie dalam RPJPD Kabupaten Pidie Tahun 2025 - 2045, diantaranya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga masih dibawah di Provinsi Aceh dan Nasional; kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah; derajat kesehatan masyarakat masih rendah; tata kelola yang profesional dan akuntabel serta inovatif belum optimal (Bappeda Pidie, 2024), ini harus menjadi fokus kepemimpinan mendatang.
Salah satu misi Kabupaten Pidie Tahun 2024 – 2045 adalah mewujudkan transformasi sosial menuju Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang berguna untuk memajukan suatu bangsa, dan juga pilar utama dalam membentuk kepribadian dan karakter manusia.
Untuk memajukan pendidikan ialah kita harus mengedukasi banyak orang tentang pentingnya budaya literasi. Literasi yang didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan membaca; atau sebagai pengetahuan atau ketrampilan dalam bidang atau aktifitas tertentu; atau sebagai kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup menuju kesejahteraan yang di cita-citakan oleh sebuah visi Pembangunan Daerah.
Fakta darurat literasi di negara kita, digambarkan oleh data UNESCO dimana Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah, yaitu rasio 1 per 1.000 orang, artinya hanya ada satu orang yang mempunyai minat baca dari 1.000 orang. Data ini menjadi renungan bagi kita untuk kita hadapi dengan gerakan nyata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.