Citizen Reporter

Masjid Nabawi Andalkan Teknologi dan Inovasi

Hal ini secara signifikan mengurangi antrean panjang dan meningkatkan kenyamanan jamaah.

Editor: mufti
IST
Prof. Dr. APRIDAR, S.E., M.Si., Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Parawisata, dan Ekonomi Kreatif LPPM Universitas Syiah Kuala, melaporkan dari Madinah, Arab Saudi 

Prof. Dr. APRIDAR, S.E., M.Si., Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Parawisata, dan Ekonomi Kreatif LPPM Universitas Syiah Kuala, melaporkan dari Madinah, Arab Saudi

Alhamdulillah, saya beserta keluarga besar diberikan Allah kesempatan untuk melaksanakan ibadah umrah bersama PT Abusiraj Semesta Qurani pada tanggal 15-25 September 2024. Perjalanan luar biasa tersebut menjadikan diri kita begitu kecil dibandingkan nikmat yang Allah Subhana wa ta'ala limpahkan kepada hamba-Nya.

Raudhah, yang berada di dalam Masjid Nabawi, adalah salah satu lokasi paling suci dan diidamkan oleh umat muslim di seluruh dunia. Di sinilah Nabi Muhammad saw dimakamkan.

Area ini menjadi pusat perhatian jemaah yang datang ke Madinah untuk berziarah. Namun, karena kapasitas yang terbatas dan tingginya minat pengunjung, akses ke Raudhah selalu menjadi tantangan, terutama saat musim haji atau Ramadhan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut dan memastikan kenyamanan serta ketertiban, inovasi teknologi telah diterapkan dalam pengelolaan dan pelayanan pengunjung di area Raudhah.

Salah satu inovasi terbesar dalam manajemen kunjungan ke Raudhah adalah penerapan sistem pemesanan online. Sebelumnya, jemaah yang ingin masuk ke Raudhah harus bersaing dengan ribuan orang lainnya, yang sering kali menyebabkan tumpukan keramaian dan ketidaknyamanan. Kini, dengan adanya sistem pemesanan berbasis aplikasi, seperti aplikasi "Eatmarna" yang dirancang oleh otoritas Arab Saudi, jemaah dapat mendaftar dan memesan waktu kunjungan mereka ke Raudhah.

Ini memungkinkan pengaturan arus jamaah secara terstruktur sehingga setiap pengunjung dapat beribadah dengan tenang tanpa perlu berdesak-desakan Aplikasi ini memungkinkan jamaah untuk memilih slot waktu yang tersedia, sehingga setiap pengunjung memiliki jaminan akses yang lebih nyaman dan terkontrol.

Selain itu, sistem ini membantu otoritas masjid untuk memantau dan mengatur jumlah jemaah yang masuk ke Raudhah, memastikan tidak terjadi kepadatan yang berlebihan.

Selain sistem pemesanan online, inovasi lebih lanjut berupa penggunaan teknologi QR atau barcode telah diimplementasikan untuk mempermudah akses ke Raudhah. Setelah mendaftar melalui aplikasi, setiap jamaah akan diberikan barcode yang dapat dipindai saat tiba di lokasi. Dengan memindai barcode ini, jemaah mendapatkan akses cepat ke area Raudhah tanpa harus melalui proses manual yang memakan waktu.

Teknologi yang diterapkan tidak hanya mempercepat proses masuk, tetapi juga mengurangi potensi keramaian di pintu masuk dan memungkinkan pengelolaan yang lebih efisien. Setiap jemaah yang memiliki barcode akan diperiksa secara digital, memastikan bahwa hanya mereka yang sudah terjadwal yang diizinkan masuk. Hal ini secara signifikan mengurangi antrean panjang dan meningkatkan kenyamanan jamaah.

Untuk memastikan ketertiban di dalam Raudhah dan memantau arus pengunjung, teknologi pengawasan berbasis CCTV telah dipasang di seluruh area. Kamera-kamera ini digunakan oleh otoritas masjid untuk memantau kondisi di dalam Raudhah secara 'real time', memastikan bahwa jemaah mengikuti aturan yang berlaku dan tidak menyebabkan keramaian yang tidak diinginkan.

CCTV juga membantu pihak keamanan dalam menangani situasi darurat atau jika ada jamaah yang membutuhkan bantuan. Dengan sistem ini, pengelolaan keselamatan dan kenyamanan jamaah di dalam Raudhah menjadi lebih optimal dan responsif terhadap berbagai situasi yang mungkin terjadi.

Selain aplikasi pemesanan dan barcode, beberapa aplikasi pendukung lain juga telah dikembangkan untuk memberikan informasi 'real time' kepada jemaah tentang kondisi di Masjid Nabawi dan Raudhah.

Misalnya, jemaah dapat melihat kondisi kepadatan di area Raudhah melalui aplikasi ini, memungkinkan mereka untuk merencanakan kunjungan mereka dengan lebih baik. Fitur lain, termasuk panduan arah, informasi cuaca, dan waktu salat, yang semuanya dirancang untuk mempermudah pengalaman ibadah di Masjid Nabawi.

Teknologi ini juga memungkinkan jemaah untuk mendapatkan informasi terkini tentang perubahan jadwal atau pengumuman penting terkait akses ke Raudhah. Semua ini dilakukan dengan tujuan memberikan pelayanan yang lebih baik dan memastikan pengalaman ibadah yang tenang dan teratur bagi setiap pengunjung.

Di balik teknologi yang terlihat oleh jemaah, ada juga inovasi besar di sisi pengelolaan data dan informasi. Otoritas Masjid Nabawi menggunakan teknologi 'big data' untuk memantau pola kunjungan, mengidentifikasi waktu-waktu puncak, dan mengatur distribusi pengunjung dengan lebih baik. Data dari aplikasi pemesanan, barcode, dan CCTV semuanya dikumpulkan dan dianalisis untuk memahami perilaku jemaah dan mengoptimalkan pengaturan kunjungan ke Raudhah.

Dengan analisis data ini, otoritas dapat mengantisipasi keramaian dan menerapkan strategi mitigasi yang tepat. Misalnya, mereka dapat membuka slot tambahan jika ada lonjakan jumlah jemaah yang ingin berkunjung atau menutup sementara akses jika kondisi tidak memungkinkan.

Beberapa waktu terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai pula diperkenalkan dalam pengelolaan arus jemaah di Masjid Nabawi, termasuk di area Raudhah.

AI digunakan untuk memprediksi kepadatan pengunjung berdasarkan data historis dan faktor lainnya seperti cuaca atau event besar keagamaan. Dengan prediksi ini, otoritas masjid dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan pada jadwal dan kapasitas pengunjung secara otomatis.

Selain itu, teknologi AI juga membantu dalam mendeteksi potensi masalah di lapangan, seperti adanya kerumunan yang tidak teratur, dan memberikan notifikasi kepada petugas keamanan untuk segera menangani situasi tersebut.

Dengan cara ini, pengalaman beribadah di Raudhah menjadi lebih aman dan teratur.
Salah satu inovasi yang paling menarik adalah penggunaan robot pelayan yang dilengkapi dengan teknologi AI untuk membantu jemaah di Masjid Nabawi. Robot ini dirancang untuk memberikan informasi kepada jemaah, menjawab pertanyaan umum, serta membantu dalam memberikan panduan arah. Robot ini juga dapat memberikan layanan otomatis seperti distribusi air zamzam kepada jemaah, tanpa memerlukan interaksi langsung denga manusia.

Robot ini telah menjadi bagian dari upaya Masjid Nabawi untuk mengintegrasikan teknologi canggih dalam layanan ibadah, dan membantu jemaah mengatasi kesulitan yang mungkin mereka hadapi saat berada di lokasi. Keberadaan robot gesit tersebut juga menambah elemen modernitas dalam pengalaman spiritual yang sangat kaya tradisi di Masjid Nabawi.

Inovasi teknologi dalam pengelolaan dan pelayanan pengunjung di Raudhah menunjukkan bagaimana tempat suci ini mengadopsi teknologi modern untuk meningkatkan pengalaman ibadah para jemaah. Dari sistem pemesanan online, penggunaan barcode, hingga teknologi AI dan robot pelayan, semua ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan ketenangan bagi setiap orang yang berkunjung ke Nabawi.

Inovasi dan teknologi itu sendiri adalah dua konsep yang saling berkaitan dan berperan penting dalam perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya. Inovasi merupakan proses menciptakan ide baru atau memodifikasi ide yang sudah ada untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Inovasi juga melibatkan cara-cara baru untuk memecahkan masalah atau meningkatkan efisiensi, serta bisa membantu perusahaan atau masyarakat beradaptasi dengan perubahan dan peluang baru.
Adapun teknologi pada dasarnya adalah penggunaan alat, mesin, sistem, atau metode ilmiah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.

Teknologi mencakup berbagai aspek, dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK), teknologi kesehatan, hingga teknologi lingkungan.

Kedua istilah ini memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dan negara.

Inovasi sering kali dipicu oleh kemajuan teknologi, sedangkan teknologi juga terus berkembang melalui inovasi, seperti kini diterapkan di Madinah.

Begitulah fakta terbaru di Masjid Nabawi, Madinah, bahwa teknologi telah memungkinkan pengelolaan yang lebih efektif, mempercepat akses, dan menjaga ketertiban di Nabawi, salah satu tempat paling sakral dalam sistem religi umat Islam.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved