Kupi Beungoh
Pentingnya Kesadaran dan Pencegahan Osteoporosis Sejak Dini
Osteoporosis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang sehingga lebih rapuh dan mudah patah.
Oleh: dr Al Bukhari
Residen Radiologi FK USK/ RSUDZA
albukhari.doctor@gmail.com
Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day (WOD) diperingati pada 20 Oktober setiap tahunnya.
Peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya pencegahan dan diagnosis osteoporosis sejak dini.
Osteoporosis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang sehingga lebih rapuh dan mudah patah.
Menurut World Health Organization (WHO), osteoporosis merupakan masalah kesehatan global yang penting.
Sekitar 200 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menderita osteoporosis.
Di Indonesia, kejadian osteoporosis diperkirakan mencapai 30 persen di kalangan wanita pasca menopause dan 20 persen pada pria berusia di atas 60 tahun.
Kondisi ini sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang, yang akhirnya memberikan dampak serius pada kualitas hidup termasuk kecacatan seumur hidup.
Penyebab osteoporosis bervariasi, termasuk faktor genetik, hormonal dan gaya hidup.
Penurunan kadar estrogen pada wanita pasca menopause adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap perkembangan osteoporosis.
Selain itu, asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Faktor Risiko Osteoporosis
Faktor risiko osteoporosis dapat dibedakan menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.
Wanita, terutama yang telah memasuki masa menopause, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis dibandingkan pria.
Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar estrogen yang signifikan, yang berperan dalam menjaga kepadatan tulang.
Selain itu, individu dengan riwayat keluarga osteoporosis juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan penyakiti ini.
Sementara itu, faktor yang dapat dimodifikasi mencakup pola makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup.
Asupan kalsium yang rendah adalah salah satu penyebab utama osteoporosis.
National Osteoporosis Foundation merekomendasikan asupan kalsium harian sebesar 1.000 mg untuk orang dewasa dan 1.200 mg untuk wanita di atas 50 tahun.
Sayangnya sedikit sekali individu yang memenuhi rekomendasi ini.
Aktivitas fisik juga berperan penting dalam pencegahan osteoporosis.
Olahraga teratur, terutama latihan beban, dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang.
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari memiliki risiko 20 persen lebih rendah untuk mengalami osteoporosis dibandingkan mereka yang tidak berolahraga.
Selain itu, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko osteoporosis.
Merokok dapat mengganggu penyerapan kalsium dan mempercepat penurunan kepadatan tulang.
Di sisi lain, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi keseimbangan kalsium dan vitamin D dalam tubuh.
Pentingnya Nutrisi dalam Pencegahan Osteoporosis
Nutrisi memainkan peran yang sangat penting dalam pencegahan osteoporosis.
Kalsium dan vitamin D adalah dua nutrisi utama yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang.
Kalsium adalah komponen utama dari tulang, dan asupan yang cukup sangat penting untuk mempertahankan kepadatan tulang.
Sumber kalsium yang baik meliputi produk susu, sayuran hijau dan makanan laut.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Bone and Mineral Research, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi risiko patah tulang hingga 30 persen .
Vitamin D juga berperan penting dalam penyerapan kalsium di dalam tubuh.
Tanpa vitamin D yang cukup, tubuh tidak dapat menyerap kalsium dengan efektif, yang dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang.
Sumber vitamin D meliputi paparan sinar matahari pagi, ikan berlemak, dan suplemen.
Selain kalsium dan vitamin D, nutrisi lain seperti protein, magnesium, dan vitamin K juga berkontribusi terhadap kesehatan tulang.
Protein diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang, sedangkan magnesium berperan dalam metabolisme kalsium dan vitamin D.
Vitamin K penting untuk sintesis protein yang terlibat dalam pembentukan tulang.
Peran Aktivitas Fisik dalam Pencegahan Osteoporosis
Aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting dan vital dalam pencegahan osteoporosis.
Latihan fisik dapat meningkatkan kepadatan tulang dan kekuatan otot, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko patah tulang.
Menurut National Institute of Health, latihan beban, seperti angkat beban dan latihan kekuatan sangat efektif dalam meningkatkan kepadatan tulang.
Selain latihan beban, aktivitas fisik yang melibatkan gerakan yang melawan gravitasi seperti berjalan, berlari, dan menari juga dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
Sayangnya, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 60 persen penduduk Indonesia tidak memenuhi rekomendasi aktivitas fisik harian.
Program-program olahraga yang melibatkan masyarakat, seperti kelas kebugaran, senam lansia dan olahraga kelompok, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik dalam rangka menekan kejadian osteoporosis.
Kesadaran Masyarakat dan Upaya Pencegahan Osteoporosis
Kesadaran masyarakat tentang osteoporosis masih tergolong rendah di Indonesia.
Banyak individu yang tidak menyadari bahwa mereka berisiko mengalami osteoporosis.
Rendahnya kesadaran ini dapat mengakibatkan kurangnya tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang sejak dini.
Upaya pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak dini.
Edukasi tentang pentingnya pola makan yang sehat, aktivitas fisik dan gaya hidup yang baik perlu dilakukan di berbagai kalangan, termasuk di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
Program-program pendidikan kesehatan yang melibatkan siswa, orang tua, dan guru dapat menjadi langkah awal membantu meningkatkan kesadaran tentang osteoporosis dan faktor-faktor risikonya.
Pemerintah dan lembaga kesehatan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kampanye kesehatan yang menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan osteoporosis dapat dilakukan melalui media massa, seminar dan kegiatan masyarakat.
Pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan dan masyarakat dalam upaya pencegahan osteoporosis juga tidak dapat diabaikan.
Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan meningkatkan kesadaran tentang osteoporosis.
Dengan demikian, kesadaran masyarakat dan upaya pencegahan osteoporosis harus menjadi fokus utama dalam menjaga kesehatan tulang sehingga diharapkan angka kejadian osteoporosis dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat dapat ditingkatkan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.