Opini

UIN Ar-Raniry Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Visi

kepemimpinan di institusi pendidikan. Salah satunya adalah perguruan tinggi UIN Ar-Raniry dengan visi "Energi Kebangsaan, Sinergi Membangun Negeri".

Editor: mufti
IST
Mulkan Fadhli, Dosen Keamanan Informasi UIN Ar-Raniry dan Sekjen IA ITB Pengda Aceh 

Mulkan Fadhli, Dosen Teknologi Informasi UIN Ar-Raniry dan Sekjen IA ITB Pengda Aceh

KEPEMIMPINAN berbasis nilai dan visi menjadi tonggak penting dalam menciptakan perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Baik dalam lingkungan pendidikan, sosial, maupun spiritual. Kepemimpinan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, integritas, tanggung jawab, dan keberanian untuk mencapai visi besar yang menggerakkan perubahan.Sejarah telah membuktikan bahwa konsep kepemimpinan ini membawa dampak luar biasa. Sebagaimana ditunjukkan Nabi Muhammad saw melalui visinya tentang penaklukkan Konstantinopel, yang akhirnya diwujudkan Sultan Muhammad Al-Fatih.

Di masa kini, inspirasi dari visi kepemimpinan ini terlihat pada berbagai kepemimpinan di institusi pendidikan. Salah satunya adalah perguruan tinggi UIN Ar-Raniry dengan visi "Energi Kebangsaan, Sinergi Membangun Negeri".

Dengan mengusung visi ini, UIN Ar-Raniry yang pada hari ini memperingati hari jadinya yang ke-61 berkomitmen menciptakan generasi pemimpin masa depan yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan. Tetapi juga kuat dalam nilai kebangsaan dan moderasi beragama, sambil siap menghadapi perkembangan pesat dalam sains dan teknologi.

Penaklukkan Konstantinopel

Nabi Muhammad saw memiliki visi yang luar biasa ketika Beliau mengabarkan tentang penaklukkan Konstantinopel. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda bahwa kota tersebut akan ditaklukkan oleh seorang pemimpin yang hebat, yang akan memimpin pasukan terbaik. Visi ini bukan hanya sekadar janji. Tetapi pandangan jauh ke depan yang menjadi inspirasi bagi generasi muslim berikutnya.

Penaklukan ini memang tidak terjadi pada masa Rasulullah. Melainkan ratusan tahun kemudian pada 1453, di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih. Al-Fatih mewujudkan visi tersebut berkat ketekunan, persiapan matang, dan pembinaan karakter kepemimpinan yang unggul sejak usia muda. Kemenangan tersebut tidak hanya menjadi pencapaian fisik. Tetapi juga pencapaian spiritual yang menjadi bukti kekuatan visi besar yang dibangun dari nilai-nilai luhur.

Penaklukkan ini tidak sekadar membawa kemenangan fisik, tetapi juga menanamkan semangat spiritual dan ideologi yang kokoh. Al-Fatih berhasil membawa konsep moderasi Islam ke tanah baru, memberikan teladan tentang kepemimpinan yang tidak hanya berhasil merebut wilayah tetapi juga menumbuhkan toleransi dan kebijaksanaan dalam tata kelola pemerintahan.

Kepemimpinan yang dicontohkan Rasulullah saw dan Sultan Muhammad Al-Fatih menunjukkan pentingnya menggabungkan nilai dan visi untuk membangun peradaban. Nilai-nilai utama seperti keadilan, kemanusiaan, toleransi, dan kebenaran menjadi fondasi yang membimbing pemimpin untuk mencapai tujuan besar. Kepemimpinan yang hanya berorientasi pada visi tanpa memperhatikan nilai-nilai akan kehilangan arah dan mungkin hanya menghasilkan perubahan sementara.

Di sinilah nilai moderasi beragama, seperti yang diajarkan dalam Islam, memiliki peranan penting. Moderasi bukan hanya soal keseimbangan dalam menjalankan keyakinan, tetapi juga dalam mengimplementasikan kepemimpinan yang adil dan inklusif. Hal ini menjadi sangat relevan dalam lingkungan pendidikan. Seperti di UIN Ar-Raniry yang berfokus pada pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk moral dan karakter mahasiswa.

Membangun negeri

Dalam konteks modern, visi kepemimpinan di UIN Ar-Raniry juga mencakup semangat untuk membangun negeri dan bangsa yang didasari nilai-nilai luhur. Visi "Energi Kebangsaan, Sinergi Membangun Negeri dalam Moderasi Beragama, Sains, dan Teknologi" bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga berkomitmen pada nilai-nilai nasionalisme dan moderasi.

Energi Kebangsaan; Di tengah tantangan era globalisasi, rasa kebangsaan adalah fondasi penting bagi generasi muda untuk mengingat bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat Indonesia. Kebangsaan adalah energi yang mengikat setiap mahasiswa UIN Ar-Raniry untuk berkontribusi bagi negara. Mahasiswa diajak untuk memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan kontribusi, baik melalui bidang keilmuan, proyek pengabdian, maupun inovasi.

Sinergi Membangun Negeri; Kemajuan tidak dapat dicapai sendiri, dibutuhkan sinergi, kolaborasi, dan kerja sama antara berbagai pihak. Hal ini berlaku dalam segala bidang, terutama dalam pendidikan. Visi sinergi ini mengajak mahasiswa untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi dan inovasi untuk isu-isu sosial dan ekonomi. UIN Ar-Raniry mendorong sinergi tidak hanya antarmahasiswa tetapi juga antarperguruan tinggi, lembaga pemerintah, dan sektor swasta untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik.

Moderasi Beragama; Salah satu prinsip utama yang dijunjung tinggi UIN Ar-Raniry adalah moderasi beragama. Sebagai institusi pendidikan Islam, UIN Ar-Raniry berkomitmen membentuk generasi yang memiliki pemahaman agama yang moderat, inklusif, dan terbuka. Moderasi beragama bukan hanya menjaga keseimbangan tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai agama diterapkan dengan bijaksana dan relevan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini mengajarkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang berintegritas, tidak ekstrem, serta menghargai perbedaan dan kemajemukan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved