Berita Aceh Selatan

Pengungsi Rohingya Kembali ke Aceh Selatan Setelah Ditolak di Banda Aceh dan Lhokseumawe

"Masyarakat tidak menerima karena mungkin berdampak pada keributan dan hal yang tidak diinginkan," kata Putra, warga yang dijumpai di lokasi.

Editor: mufti
Serambi Indonesia
Dua anak imigran Rohingya memperlihatkan sebuah mainan saat ditempatkan sementara di GOR Tapaktuan Sport Center (TSC), Gampong Pasar, Kecamatan Tapaktuan, Sabtu (9/11/2024). 

Hingga saat ini, belum diketahui identitas dari mayat tersebut. Warga juga mengaku tidak tak ada yang kenal, sehingga muncul dugaan bahwa mayat tersebut merupakan pengungsi Rohingya. Saat ini, Polisi sudah memasang garis polisi di lokasi temuan mayat tersebut. "Kadang mayat Rohingya," ujar seorang warga. 

Video penemuan mayat itu kini beredar luas di tengah masyarakat Simeulue dan belum satu pun yang mengenalinya. "Belum (diketahui identias)," ujar Kasat Reskrim Polres Simeulue saat dikonfirmasi.(l/r/sn)

 

JK: Perlakukan Secara Beradab

"Sebagai orang Islam, kita selayaknya membantu orang susah, karena itulah perintah agama kita,” JUSUF KALLA, Ketua Umum PMI

SEMENTARA itu, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla atau JK mengimbau masyarakat Aceh agar memperlakukan para imigran Rohingya dengan cara beradab. Ia juga meminta agar masyarakat Aceh menerima para pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia. 

"Sebagai orang Islam, kita selayaknya membantu orang susah, karena itulah perintah agama kita," kata JK dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11/2024).

Ia meminta agar masyarakat Aceh harus mengedepankan adab menghadapi para pengungsi Rohingya tersebut. "Eropa saja kalau ada pengungsi dari Afrika, berapapun jumlahnya mereka selalu terima," ungkap mantan Wapres RI ini.

Bagi PMI, lanjut JK, para pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia sebagai satu masalah bencana kemanusiaan. JK meyakini, para pengungsi tersebut tidak akan meninggalkan negara mereka jika tidak ada masalah. "Mereka tidak akan mengungsi kalau tidak ada masalah di negara mereka," ujarnya lagi.

Oleh karena itu, JK mendorong Pemerintah Indonesia untuk menampung para imigran tersebut. "Lagian mereka ditangani oleh UNHCR. Sehingga pemerintah nanti berbicara dengan UNHCR, bagaimana caranya bisa dikirim ke negeri yang bisa menerima mereka," jelasnya.

Ia juga menyoroti tentang sikap masyarakat Aceh yang menempatkan mereka di atas truk dalam dua hari ini. JK menganggapnya sebagai tindakan yang tak berperikemanusiaan. "Tentu tidak berprikemanusiaan kala ditaruh di atas truk selama dua hari. Bagaimana mereka makan, bagaimana membersihkan diri dan sebagainya," tukas JK.

Kecam Pemerintah

Pada bagian lain, sejumlah organisasi masyarakat sipil mengecam perlakuan tak manusiawi terhadap seratusan pengungsi Rohingya yang terkatung-katung hingga berhari-hari tanpa kejelasan.

Koordinator KontraS Aceh, Azharul Husna, mewakili sejumlah organisasi kemanusiaan menyampaikan, pemerintah terkesan lepas tangan dan lempar tanggung jawab dalam menangani 152 pengungsi Rohingya yang sebagiannya terdiri dari perempuan hamil dan anak-anak.

Bahkan lebih parahnya kata Husna, pemindahan yang dilakukan terhadap pengungsi Rohingya dari Aceh Selatan itu juga tidak dilengkapi dengan bantuan dasar, seperti makanan, air minum, dan fasilitas ibadah. “Lembaga kemanusiaan hanya mampu menyediakan makanan di tepi jalan, sejauh diizinkan. Pemerintah Pusat masih hening terkait perlakuan aparat negara terhadap para kelompok rentan yang seharusnya dilindungi ini,” kata Husna, Sabtu (9/11/2024).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved