Kupi Beungoh
Selamat Jalan Tun Daim: Biar Jasa Jadi Kenangan
Tun Daim, laksana seorang mentor, selalu meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya tersebut.
Tun Daim, laksana seorang mentor, selalu meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya tersebut. Beliau kemudian memberikan saran, kritik, dan pandangan tentang isu-isu yang saya tulis itu dari kacamatanya baik sebagai seorang pebisnis, bankir, ataupun berdasarkan pengalamannya sebagai mantan Menteri Keuangan sebanyak dua kali.
Suatu hari, saya bercerita kepadanya bahwa tulisan-tulisan saya di berbagai media itu sudah lumayan banyak untuk dijadikan kompilasi menjadi dua buku, satu dalam bahasa Indonesia, satu lagi dalam bahasa Inggris.
Tun Daim terus saja memberikan dukungannya kepada saya untuk segera merampungkan draf buku ini dan bertanya apakah saya sudah memikirkan siapa yang akan memberikan kata pengantar untuk masing-masing buku itu?
Saya pun menyebut nama-nama yang ingin saya minta kata pengantarnya, yaitu Tun Mahathir bin Mohamad, Tun Daim sendiri, dan satu lagi dosen saya di UIAM suatu ketika dulu, Tan Sri Dr. Mohd. Daud Bakar, yang kini telah menjadi salah seorang tokoh yang sangat disegani dalam dunia keuangan Islam.
Pada waktu yang sama saya menyampaikan kepadanya bahwa ada rasa ragu dan sungkan meminta kesediaan nama-nama besar itu untuk buku kompilasi.
Tun Daim segera memberikan semangat kepada saya dengan mengatakan ia bersedia menuliskan kata pengantar dan meminta saya untuk memberikan draf buku untuk dibacanya.
Beliau juga menyampaikan keyakinannya bahwa kedua tokoh yang ingin saya minta kata pengantar itu juga akan bersedia menuliskannya.
Tun Daim menyarankan saya untuk segera saja menyampaikan permohonan ini kepada kedua tokoh itu dan beliau akan membantu berkomunikasi dengan kedua tokoh itu, jika perlu.
Setelah beberapa waktu yang lama pasca perbincangan dengan Tun Daim tentang rencana membukukan kumpulan tulisan yang telah dimuat di media arus utama di Indonesia, akhirnya draf buku ini dapat dirampungkan.
Saya pun mengikuti saran Tun Daim untuk meminta kesediaan para tokoh itu untuk menuliskan kata pengantar.
Alhamdulillah kedua tokoh itu ternyata berkenan menuliskan kata pengantar untuk kedua buku. Tun Daim sendiri akhirnya memutuskan untuk menuliskan pengantar untuk buku berbahasa Inggris saja.
Tun Daim merampungkan kata pengantar itu pada 13 Agustus 2024 dan mengirimkan kepada saya pada hari itu juga melalui sekretarisnya, Puan Kelly Kam.
Buku kompilasi dalam bahasa Indonesia yang berjudul ‘Isu-Isu Kontemporer Wakaf Indonesia’ telah diterbitkan pada akhir September 2024 lalu.
Sementara itu, buku kompilasi dalam bahasa Inggris yang akan diberi judul ‘Contemporary Waqf Issues in Indonesia’ sedang dalam proses penerbitan, sambil menunggu Tun Mahathir merampungkan kata pengantarnya.
Kemarin pagi, 13 November 2024, saya ada pertemuan dengan salah seorang staf Tun Mahathir di kantornya, Yayasan Kempimpinan Perdana (YKP) Putrajaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.