Konflik Rusia vs Ukraina

Joe Biden Dituding Picu Perang Dunia III usai Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal AS

Keputusan Biden tersebut menandai perubahan kebijakan signifikan di penghujung masa jabatannya.

Editor: Faisal Zamzami
Reuters
Joe Biden dan Volodymyr Zelenskiy, Fasano, Italia, 13 Juni 2024. 

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, pemerintahan Biden telah mengucurkan lebih dari 64 miliar dolar AS (sekitar Rp1.012 triliun) dalam bentuk bantuan keamanan. 

Dukungan tersebut mencakup pengiriman senjata canggih, pelatihan militer, hingga bantuan logistik. 

Namun, kebijakan ini mendapat kritik dari sejumlah tokoh Partai Republik, termasuk Donald Trump.

Dalam kampanyenya, Trump berjanji akan mengurangi dukungan Amerika kepada Ukraina dan menyelesaikan perang “hanya dalam satu hari.” 

Meski belum jelas bagaimana ia akan melakukannya, Trump telah berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Putin sejak kemenangannya pada pemilu November lalu.

Baca juga: VIDEO - AS Dukung Ukraina Pakai Rudal ATACMS Serang Rusia, Tentara Korut Terancam

Kremlin Sebut Langkah Berbahaya

Kremlin memperingatkan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina menyerang target di wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan AS akan memperparah eskalasi konflik yang telah berlangsung selama 1.000 hari. 

Kebijakan baru tersebut memungkinkan Ukraina menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat AS atau ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. 

Sebelumnya, Washington menolak langkah ini karena khawatir akan memicu konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO. 

Namun, keputusan Biden diduga dipengaruhi oleh laporan keterlibatan pasukan Korea Utara yang mendukung Rusia di perbatasan.

“Pemerintah AS yang akan segera berakhir tampaknya terus menambah bahan bakar ke dalam api dan memprovokasi eskalasi lebih lanjut,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (18/11/2024) dikutip dari The Associated Press.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut keputusan AS dengan respons yang hati-hati. 

“Rudal akan berbicara untuk dirinya sendiri,” kata Zelenskyy, Minggu (17/11/2024).

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menyebut kebijakan ini sebagai langkah penting yang dapat menjadi “pengubah permainan” di medan perang. 

“Semakin jauh jangkauan serangan Ukraina, semakin cepat perang akan berakhir,” ujarnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved