Konflik Rusia vs Ukraina

Joe Biden Dituding Picu Perang Dunia III usai Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal AS

Keputusan Biden tersebut menandai perubahan kebijakan signifikan di penghujung masa jabatannya.

Editor: Faisal Zamzami
Reuters
Joe Biden dan Volodymyr Zelenskiy, Fasano, Italia, 13 Juni 2024. 

Di sisi lain, sejumlah negara NATO turut menyambut baik keputusan AS. Presiden Polandia Andrzej Duda menyebutnya sebagai “momen penting, bahkan mungkin terobosan” dalam konflik ini. 


Estonia juga memuji kebijakan ini dan menegaskan bahwa tidak ada batasan dalam dukungan militer untuk Ukraina.

Namun, beberapa pihak memilih sikap lebih berhati-hati. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menolak memberikan komentar langsung terkait kemungkinan langkah serupa dari negaranya. 

Sementara itu, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengecam kebijakan ini sebagai “eskalasi yang tidak wajar” yang hanya akan memperpanjang perang.

Baca juga: Perang Dunia III Bakal Pecah, Rudal Jelajah AS akan Digunakan Ukraina untuk Serang Rusia 

Peringatan Rusia

Rusia merespons dengan keras, menyatakan bahwa keputusan ini akan mengubah “esensi konflik” secara signifikan. 

Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika NATO mengizinkan Ukraina menggunakan persenjataan jarak jauh, Rusia tidak akan ragu untuk memberikan dukungan serupa kepada pihak lain.

“Negara-negara Barat mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas bagaimana Ukraina menggunakan senjata mereka. Kami juga dapat berkata demikian jika kami memberikan senjata kepada pihak lain. Silakan pikirkan konsekuensinya,” ujar Putin beberapa waktu lalu.

Putin juga menegaskan bahwa Rusia tidak akan ragu menggunakan senjata nuklir jika merasa kedaulatannya terancam.

Keputusan Biden diperkirakan akan memberikan dampak taktis di medan perang, meskipun dampaknya terhadap jalannya perang secara keseluruhan dinilai terbatas. 

Para analis menyebut ATACMS dapat digunakan Ukraina untuk menyerang target strategis Rusia, seperti wilayah Kursk atau pusat logistik.

“Ini akan memperlambat tempo serangan Rusia, tetapi tidak cukup untuk mengubah dinamika perang secara signifikan,” kata Patrick Bury, pakar keamanan dari University of Bath, Inggris.

Namun, keterbatasan stok ATACMS di AS menjadi tantangan utama mengingat Ukraina membutuhkan persediaan besar rudal ini untuk memberikan dampak strategis yang nyata, sementara AS tidak dapat memenuhinya karena kebutuhan domestik.

Baca juga: Polres Nagan Raya Serahkan Tersangka Arisan Bodong ke Jaksa, Terancam 4 Tahun Penjara

Baca juga: Profil dan Peran Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air Tersangka Korupsi Timah, Masuk Daftar Orang Terkaya

Baca juga: 24 Imigran Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan GOR TSC Aceh Selatan

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved