Konflik Suriah
Bashar al-Assad Digulingkan, Federasi Sepakbola Suriah Ganti Warna Seragam hingga Logo Tim
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya mencerminkan era baru yang lebih inklusif dan bebas dari pengaruh politik masa lalu...
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM – Federasi Sepakbola Suriah (SFA) mengumumkan perubahan besar pada desain, warna logo dan baju tim nasional dari merah menjadi hijau menyusul tumbangnya rezim Bashar al-Assad.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya mencerminkan era baru yang lebih inklusif dan bebas dari pengaruh politik masa lalu.
"Seragam tim nasional baru kami," demikian pernyataan federasi sepak bola Suriah di sosial media resmi SFA, disertai foto beberapa pemain berpakaian hijau.
"Perubahan bersejarah pertama yang terjadi dalam sejarah olahraga Suriah, jauh dari nepotisme, favoritisme, dan korupsi," tambahnya.
Pemberontak menyatakan bahwa mereka telah merebut Damaskus dalam serangan kilat pada Minggu (8/12/2024), yang menyebabkan Bashar melarikan diri dan mengakhiri lima dekade kekuasaan Baath di Suriah.
Warga di ibu kota Suriah terlihat bersorak di jalan, saat kelompok pemberontak menyambut kepergian "tiran" Assad, dengan mengatakan: "Kami nyatakan kota Damaskus bebas."
Sementara itu, warga Suriah di Malaysia berkumpul untuk merayakan runtuhnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad yang telah berkuasa puluhan tahun, Minggu (8/12/2024).
Perayaan ini berlangsung di Kedutaan Besar Suriah di Kuala Lumpur.
Mereka menggelar aksi penggantian bendera nasional Suriah dengan bendera oposisi yang dikenal sebagai bendera pemberontak.
Sebuah video yang dibagikan di platform media sosial X menunjukkan warga Suriah di luar Kedutaan Besar Suriah di Kuala Lumpur mengganti bendera Suriah dengan bendera pemberontak.

Bendera pemberontak Suriah terdiri dari tiga garis horizontal — hijau, putih dan hitam — dengan tiga bintang merah di garis putih.
Sebaliknya, bendera nasional Suriah, yang digunakan oleh pemerintah di bawah rezim Assad, juga memiliki tiga garis horizontal berwarna merah, putih dan hitam, tetapi dengan dua bintang hijau di garis putih.
Warga Suriah di kedutaan juga terlihat berbagi makanan dan berdoa sebagai wujud rasa syukur atas kebebasan baru bangsa mereka.
Seorang pengguna, Wael Qarssifi menulis, "Tidak ada lagi Assadisme, tidak ada lagi selamanya. Sebentar lagi, saudara-saudari Malaysia kita semua akan disambut untuk mengunjungi kita di Suriah yang bebas."
Kantor berita Sinar Harian melaporkan, perayaan serupa juga dilakukan secara global, dengan warga Suriah merobohkan patung Hafez al-Assad, ayah Bashar, yang mendirikan rezim Partai Baath lebih dari lima dekade lalu.
Perkembangan bersejarah ini terjadi setelah serangan cepat pemberontak yang merebut kota-kota penting Suriah, termasuk Damaskus.
Bashar, yang telah memerintah Suriah sejak tahun 2000, dilaporkan meninggalkan negara itu setelah negosiasi penyerahan kekuasaan secara damai, yang diklaim Rusia telah diperintahkannya sebelum mengundurkan diri.
Masa jabatan Bashar ditandai dengan penindasan kekerasan terhadap protes pro-demokrasi yang dimulai pada tahun 2011, yang meningkat menjadi perang saudara yang menghancurkan.
Konflik tersebut mengakibatkan ratusan ribu kematian dan jutaan orang mengungsi.
Malaysia, yang dikenal menampung pengungsi dari berbagai negara, menyediakan tempat berlindung bagi sejumlah kecil warga Suriah yang melarikan diri dari konflik berkepanjangan di tanah air mereka.
Meskipun angka pastinya tidak jelas, warga Suriah merupakan bagian dari populasi pengungsi dan pencari suaka yang lebih luas di negara tersebut, yang jumlahnya lebih dari 185.000 orang.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Malaysia meyakinkan bahwa semua warga negara Malaysia yang terdaftar di Suriah tetap aman.
Malaysia mendorong mereka untuk mendaftar di platform E-Konsular untuk mendapatkan informasi terkini dan bantuan.
Warga Suriah Rayakan Kemenangan
Warga Suriah bergembira merayakan jatuhnya rezim Presiden Bashar Al Assad pada Minggu (8/12/2024).
Perayaan digelar di seluruh negeri dan sekitarnya atas berakhirnya kekuasaan Assad dan Partai Baath pimpinannya yang dikenal brutal dan represif.
Massa juga memasuki rumah mewah Assad setelah pemberontak yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir Al Sham (HTS) menyatakan, sang presiden melarikan diri.
Sumber di Kremlin pada Minggu (8/12/2024) menyampaikan kepada kantor berita Rusia, Assad dan keluarganya tiba di Moskwa dan telah diberikan suaka atas dasar kemanusiaan.
Rezim Assad jatuh 11 hari setelah pemberontak memulai serangan mendadak, lebih dari 13 tahun setelah tindakan keras Assad terhadap demo anti-pemerintah memicu perang saudara Suriah.
"Kemenangan ini, saudara-saudaraku, bersejarah bagi kawasan ini," kata Abu Mohammed Al Jolani, pemimpin kelompok HTS, dalam pidato di Damaskus, dikutip dari kantor berita AFP.
Warga bersorak di jalanan saat faksi pemberontak mengumumkan kaburnya Assad.
"Kami nyatakan kota Damaskus bebas," ucap mereka.
Suara tembakan perayaan pun terdengar bersamaan dengan teriakan, "Suriah milik kita dan bukan milik keluarga Assad".
Koresponden AFP melihat puluhan pria, wanita, dan anak-anak berkeliaran di rumah Assad yang modern dan luas.
Kamar-kamarnya sudah kosong.
"Saya tidak percaya mengalami momen ini," kata warga Damaskus, Amer Batha, sambil menangis ketika dihubungi AFP melalui telepon.
"Kami sudah lama menunggu hari ini."
Faksi pemberontak mengumumkan di Telegram, berakhirnya 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Partai Baath, dan 13 tahun kejahatan, tirani, serta pengungsian.
"(Ini) awal era baru bagi Suriah," lanjutnya.
Di seluruh negeri, orang-orang merobohkan patung Hafez Al Assad, ayah Bashar dan pendiri sistem pemerintahan represif yang diwarisinya.
Selama 50 tahun terakhir di Suriah, kecurigaan sekecil apa pun terhadap kebijakan pemerintah dapat membuat seseorang dipenjara atau terbunuh.
Selama penyerangan, para pemberontak membebaskan tahanan, termasuk di penjara Sednaya yang terkenal paling kejam di era Assad.
Penyelidik kejahatan perang PBB mendesak orang-orang yang mengambil alih kekuasaan di Suriah memastikan kekejaman rezim Assad tidak terulang.
Amnesty International menyebutnya kesempatan bersejarah bagi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran di Suriah untuk diadili.
Berakhirnya kekuasaan Assad terjadi hanya beberapa jam setelah HTS mengatakan merebut kota strategis Homs.
Homs adalah kota besar ketiga yang direbut pemberontak, yang mulai maju pada 27 November, hari ketika gencatan senjata terjadi di Lebanon antara Israel dan Hizbullah.
Hizbullah mendukung Assad selama perang saudara Suriah yang panjang, tetapi kekuatannya semakin melemah akibat serangan Israel.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Federasi Sepakbola Suriah
SFA
seragam
sepak bola Suriah
Suriah
Sepakbola
Presiden Assad
Bashar Al-Assad
pemberontak
Suriah Bersihkan Pejuang dari Kota Druze, Suwayda, Presiden Umumkan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa Tuduh Israel Inginkan Kekacauan dan Kehancuran |
![]() |
---|
Suriah Tarik Pasukan dari Sweida, Israel Besumpah Bela Sekutu Druze |
![]() |
---|
Suriah Bergolak Lagi, Israel Mengebom Suwayda di Suriah Selatan, Berdalih Lindungi Sekutu Druze |
![]() |
---|
Israel Serang Pangkalan Militer Suriah Menewaskan Militan Bersenjata, Melukai Puluhan Sipil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.