Breaking News

Konflik Suriah

Dengan Tergulingnya Rezim Assad, Era Baru Dimulai di Suriah dan Disaksikan Dunia

 Ini terjadi setelah pemberontak merebut ibu kota Damaskus dan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia, setelah 13 tahun perang saudara

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/AFP
Warga di Hama membakar spanduk besar bergambar Presiden Suriah Bashar al-Assad yang tergantung di fasad gedung pemerintah kota pada tanggal 5 Desember 2024, setelah faksi oposisi bersenjata menguasai kota di wilayah barat-tengah Suriah tersebut. 

 Jalali menambahkan bahwa dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada nasib tentara Suriah, namun yang terpenting sekarang adalah kelanjutan pelayanan bagi rakyat Suriah.

Perkembangan ini mengejutkan banyak negara di dunia dan memicu perayaan di kalangan diaspora Suriah.

Di Sydney, banyak orang berparade dengan mobil, mengibarkan bendera Suriah, menari di jalan, dan menyalakan kembang api.

Namun, peristiwa ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut, dengan adanya perang Gaza, serangan Israel terhadap Lebanon, dan ketegangan antara Israel dan Iran.

 Israel telah mengerahkan tank ke zona demiliterisasi di perbatasan dengan Suriah untuk menghindari dampak dari kekacauan yang terjadi di Suriah, namun mereka menyatakan tidak ingin terlibat dalam konflik ini.

Militer Israel pada hari Senin merilis foto pasukan mereka di wilayah Gunung Hermon Suriah, yang terletak dekat dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Di sisi lain, Komando Pusat AS mengonfirmasi bahwa mereka telah melancarkan serangan udara ke kamp-kamp dan kelompok ISIS di Suriah tengah pada hari Minggu.

Selama perang saudara Suriah, yang dimulai pada 2011 sebagai pemberontakan terhadap Assad, pasukan Assad dan sekutunya, Rusia, membombardir kota-kota hingga hancur.

Krisis pengungsi Suriah menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah modern, dengan lebih dari satu juta orang tiba di Eropa pada 2015.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah mendukung beberapa pemberontak di wilayah barat laut Suriah dan sepanjang perbatasannya.

Amerika Serikat, yang memiliki sekitar 900 pasukan di Suriah, mendukung aliansi yang dipimpin oleh Kurdi yang melawan ISIS antara 2014 hingga 2017.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved