Salam
Memitigasi Bencana Alam
Bencana alam kerap dipersepsikan sebagai sebuah musibah di luar kontrol manusia. Semua terjadi atas kehendak-Nya.
Bencana alam kerap dipersepsikan sebagai sebuah musibah di luar kontrol manusia. Semua terjadi atas kehendak-Nya. Tidak ada yang membantah hal ini. Namun, manusia juga harus berikhtiar. Melalui ikhtiar, Allah dapat meridhoi dan membantu manusia untuk mengubah keadaannya menjadi lebih baik
Nah, salah satu upaya untuk mengurangi risiko akibat bencana alam adalah melakukan mitigasi. Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana. Mudah-mudahan, dengan adanya ikhtiar dampak yang ditimbulkan bisa diminimalkan. Dan, Aceh adalah satu satu kawasan yang rawan bencana alam, seperti tanah longsor, banjir bandang, hingga gempa dan tsunami.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Provinsi Aceh untuk mewaspadai potensi banjir, dipicu curah hujan intensitas tinggi disertai angin kencang mengguyur wilayah berjulukan Tanah Rencong.
Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Nabila di Aceh Besar, Sabtu (7/12/2024), mengatakan peringatan dini ini berlaku untuk tiga hari ke depan. BMKG mencatat ada 19 kabupaten/kota yang berada pada kategori waspada berbasis dampak bencana alam akibat cuaca ekstrem.
"Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus-menerus maupun dengan durasi lama," kata Nabila.
Dalam beberapa hari ke depan, BMKG memantau adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Aceh, serta aktifnya monsoon Asia dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang menyebabkan suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat menjadi signifikan.
"Selain itu, kondisi anomali suhu muka laut yang hangat di perairan barat Aceh juga dapat meningkatkan potensi penambahan massa uap air. Beberapa kondisi ini dapat berpotensi terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh," katanya.
Adapun daerah masuk kategori waspada tersebut seperti Kabupaten Aceh Utara, Bireuen, Aceh Barat Daya (Abdya), Nagan Raya, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Singkil, Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Barat, Subulussalam, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Lhokseumawe, dan Aceh Timur.
Oleh karenanya, BMKG mengimbau masyarakat di daerah itu untuk waspada terhadap berbagai macam bencana, mulai dari tanah longsor, erosi tanah, hingga meluap debit air sungai ke pemukiman sehingga berbahaya bagi aktivitas penduduk. "Selalu waspada dan selalu jaga kesehatan karena pada saat ini seluruh wilayah Aceh sudah berada pada musim penghujan," ujarnya.
Selain itu, Nabila menambahkan, masyarakat juga perlu menghindari sumber air seperti sungai, waduk, danau dan wilayah rawan longsor apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau hujan dengan durasi yang lama.
"Kami juga mengimbau kepada pemerintah dan lembaga-lembaga terkait untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air sudah siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan," ujarnya.
Di sisi lain, BMKG menyebut untuk prakiraan gelombang laut di perairan Aceh berada kategori rendah meliputi perairan penyeberangan Banda Aceh-Sabang dan penyeberangan Meulaboh-Sinabang dengan ketinggian antara 0,5-1,5 meter. BMKG memprediksikan musim penghujan di Aceh akan bertahan hingga akhir Desember dan awal Januari, sehingga pada masa itu pun masih berpotensi banjir. Oleh karena itulah, warga harus selalu waspada dan mawas diri, karena musibah itu sesungguhnya bentuk ‘teguran’, agar manusia bersahabat dengan alam dalam segala perilakunya.(*)
POJOK
Oposisi Suriah kepung Rezim Assad
Dalang yang bikin kekacauan di seluruh dunia juga harus dikepung
KPU tetapkan Pramono-Rano menang di Jakarta
Tapi, tak ada jaminan pemenang akan pimpin daerah yang dimenangkan
Bangsa Moro Filipinan ingin tiru Aceh
Janganlah, cukup kami yang jadi korban
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.