Kesehatan

Lebih Sehat dan Aman Mana Minum Air Tanah, PDAM atau Galon Isi Ulang? Yuk Simak Kata Ahli IPB

Dua metode populer yang sering digunakan masyarakat Indonesia adalah merebus air tanah atau air PDAM dan menggunakan air galon isi ulang. 

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Lebih Sehat dan Aman Mana Minum Air Tanah, PDAM atau Galon Isi Ulang? Yuk Simak Kata Ahli IPB 

Air rebus adalah pilihan yang sangat aman jika air mentahnya bersih dari kontaminan kimia, sementara air galon isi ulang menawarkan kemudahan, asalkan diperoleh dari depot yang menjaga standar kebersihan tinggi.

Profesor Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mendalami bidang air, Suprihatin mengungkapkan resiko dan efek kesehatan dalam mengonsumsi air galon isi ulang atau rebusan.

Ia menegaskan, air minum haruslah bersih agar baik untuk dikonsumsi.

"Air yang baik untuk dikonsumsi adalah air yang bersih dari segala macam pengotor atau kontaminan," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (30/7/2024).

Suprihatin menyebutkan, ciri-ciri sederhana yang menunjukkan air minum layak dikonsumsi antara lain yaitu air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

Dia melanjutkan, air yang dikonsumsi harus terjamin kualitasnya.

Sumber air baku, proses pengolahan, dan penanganannya pun harus terjamin.

Menurutnya, air galon asli umumnya memiliki sistem penjaminan mutu terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) yang lebih ketat dari perusahaan penyedianya.

“Air galon umumnya lebih terjamin kualitasnya dibandingkan dengan air isi ulang, air sumur, air perusahaan daerah air minum (PDAM) yang direbus," ungkap dia.

Meski begitu, Suprihatin menambahkan, air rebusan dari sumur atau saluran PDAM dapat direbus sebelum diminum.

Air minum rebusan tidak berisiko menyebabkan kontaminan mikrobiologis kalau sudah dimasak sampai mendidih.

Suprihatin menegaskan, air minum jenis apapun tetap memiliki risiko bagi kesehatan bila diminum.

"Terutama jika sumber air tidak terjamin kualitasnya dan cara pengolahan atau pananganannya tidak dilakukan secara higienis," tutur dia.

Suprihatin menjelaskan, potensi cemaran atau kontaminasi air minum paling tinggi biasanya disebabkan kontaminan mikrobiologis atau bakteri.

Sebab, perpindahan bakterinya dari air sangat mudah. Efeknya pun terasa cepat seperti sakit perut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved