Jurnalisme Warga
Sabang, dari Santai Banget ke Saatnya Bangkit
Kalimat tersebut sebuah ajakan yang mendalam untuk melakukan transformasi positif di Kota Sabang. Peserta tergugah untuk memahami ajakan pemateri den
Pernyataannya membuat saya tersentak. Dan memang benar, dari empat kali pertemuan FAMe, tiga kali di antaranya selalu dilaksanakan pada siang hari, justru pada jam biasanya kebanyakan warga Sabang sedang bobo siang.
Setelah membahas Sabang yang Santai Banget, Fakhrul mengajak warga FAMe Chapter Sabang untuk mengembangkan kemampuan 'public speaking', agar mampu menjadi 'leader' dalam melakukan transformasi positif di kota wisata ini.
Bagaimana caranya agar masyarakat Sabang dapat menggemakan Sabang saat ini bukan lagi Santai Banget, tetapi justru Saatnya Bangkit.
Fakhrul mengungkapkan bahwa 'public speaking' adalah seni berbicara dengan tujuan menyampaikan informasi, menghibur, menginspirasi, memengaruhi, dan membangun hubungan. Harus pula sesuai dengan kebutuhan audiens agar mampu dipahami, diterima, dan terinspirasi oleh pesan yang disampaikan.
Fakhrul juga mengungkapkan bahwa “memiliki kemampuan 'public speaking' yang baik dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan persuasif, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengasah keterampilan komunikasi, dan membangun reputasi profesional."
Ada beberapa momen yang menuntut kecakapan kita di bidang 'public speaking'. Misalnya, saat ceramah, presentasi, diskusi, keynote speech, seminar, bahkan berdebat. "Metode ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan audiens,” tutur Fakhrul.
Saya juga mendapatkan beberapa trik dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari audiens saat kita sedang presentasi. Misalnya, menghargai setiap audiens yang bertanya dengan mengucapkan terima kasih, menjawab pertanyaan dengan sopan, dan sesuai dengan materi, menunda jawaban setelah selesai presentasi, serta membuka kesempatan bertanya pada akhir sesi sehingga fokus terhadap materi yang kita sampaikan.
Hal ini sangat membantu menjaga ketenangan dan percaya diri seorang pemateri yang sedang melakukan presentasi.
Dalam kegiatan ini Fakhrul juga mengajak peserta mempraktikkan langsung kemampuan 'public speaking' mereka dengan memberikan tiga pilihan topik, yaitu Aceh Daerah Miskin, Mengapa? Sabang Kawasan Apa? Terakhir, Korupsi Makin Marak, Mengapa?
Beliau memberikan komentar dan penguatan terhadap penampilan setiap perwakilan kelompok. Dengan gaya yang santai dan mumpuni Fakhrul mampu memantik semangat para peserta untuk terus mengasah keterampilan 'public speaking' yang mereka miliki.
Alhamdulillah, sejauh yang saya amati, semua yang tampil performanya meyakinkan. Mulai dari tahap mengucap salam, mengawali orasi, penyampaan isi, hingga penutup. Semenua keren banget.
Nah, setelah mendapatkan pencerahan dari pemateri, menurut saya, keterampilan 'public speaking' ini memang perlu dipelajari oleh semua kalangan, karena ketika hendak menyampaikan informasi kita bisa lebih komunikatif, tepat sasaran, mudah dimengerti, dan dapat diterima oleh pendengar. Waktu yang digunakan untuk berbicara pun jadi efektif dan efisien.
Akhirnya, dengan kemampuan 'public speaking' yang baik masyarakat Sabang bakal mampu berkembang menjadi lebih baik. Ilmu pun akan lebih bernilai jika dapat dipahami dengan baik oleh lawan bicara atau pendengar sehingga makna yang ingin kita utarakan menjadi tersampaikan dengan baik.
Oleh karena itu, mari kita perbaiki kemampuan 'public speaking' kita untuk mempropagandakan Sabang ke arah yang lebih baik. Yakni, Sabang yang bukan lagi Santai Banget, melainkan Saatnya Bangkit. Ayo masyarakat Sabang, saatnya kita bangkit!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.