Berita Aceh Timur

Dikelilingi HGU Kelapa Sawit, Pelajar Aceh Tamiang Layak Mendapat Beasiswa dari Perusahaan

Seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit disarankan memberi beasiswa kepada pelajar berprestasi yang hidup di lingkungan HGU

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
Serambinews.com/dede rosadi
Seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Aceh Tamiang disarankan memberi beasiswa kepada pelajar berprestasi yang hidup di lingkungan HGU. FOTO Tandan buah segar kelapa sawit yang hendak diantar ke pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit di Aceh Singkil, Rabu (1/5/2024). 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit disarankan memberi beasiswa kepada pelajar berprestasi yang hidup di lingkungan HGU.

Saran ini disampaikan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Tamiang, Abdul Muthalib atas dasar beberapa pertimbangan.

“Alasan utama jelas untuk memberi kesempatan anak berpestasi melangkah ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Muthalib, Sabtu (1/2/2025).

Dia menyarankan beasiswa ini berupa pendidikan ilmu pertanian dan perkebunan. 

Tujuannya agar masyarakat di sekitar kebun memiliki ilmu dalam mengelola tanaman kelapa sawit seperti yang dimiliki perusahaan.

Baca juga: Pemkab Usul ke Kementan 806,34 Ha Lahan Sawit PSR di Aceh Timur Ditanami Padi Gogo, Ini Lokasinya

“Walau tidak banyak, warga kita yang tinggal di HGU tetap punya pohon kelapa sawit, ini jadi andalan ekonomi mereka,” sambungnya.

Hanya saja karena tidak memiliki keilmuan yang cukup, produksi tanaman masyarakat tidak sebanding dengan perusahaan. 

Abdul Muthalib berharap dengan beasiswa ini, anak para pekebun kelapa sawit bisa merawat tanaman yang porduksinya setara dengan HGU.

“Rata-rata masih tradisonal, tidak dipupuk, padahal limbah sawit sudah bisa diolah menjadi pupuk, hal seperti ini belum banyak yang tahu,” sambung Muthalib.

Baca juga: Warga Aceh Timur Sebut Tanahnya Dirampas PT Bumi Flora Saat Konflik, Dibeli Paksa Harga Rp 100 Ribu

Dia pun optimis bila program beasiswa ini berjalan dengan baik, ketakutan perusahaan terhadap ‘ninja sawit’ akan menurun. 

Kasus pencurian buah ini terjadi karena kesenjangan ekonomi antara perusahan dengan masyarkat yang hidup berdampingan, sehingga muncul niat mencari hasil lebih dengan cara negatif.

“Kita berharap program ini berjalan, kalau masyarakat pintar pasti tidak akan mengganggu tetangganya,” sambungya.

Di sisi lain, Abdul Muthalib mengapresiasi peran sejumlah perusahaan perkebunan yang sudah berkontribusi membangun pendidikan di Aceh Tamiang

“Misalnya Socfindo, kemarin membantu rehab ruang belajar dan membangun tiga toilet untuk SD Negeri Sidodadi. Setiap tahun mereka rutin membantu sekolah di seputaran kebun,” kata Muthalib. (mad)

Baca juga: UIN Ar-Raniry & BRA Bahas Peringatan 2 Dekade Damai Aceh hingga Beasiswa Anak Korban Konflik  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved