Ramadhan 2025

Hukum Ziarah Kubur Jelang Ramadhan Menurut UAS, Ini Doa yang Dibaca Saat Berziarah dan Tata Caranya

Ustad Abdul Somad mengatakan, bahwa hukum ziarah kubur jelang Ramadhan itu boleh. Dai yang akrab disapa UAS ini menukil fatwa yang disampaikan ulama

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
SERAMBI/INDRA WIJAYA
KUBURAN MASSAL - Warga menaburkan bunga dan membaca surah Yasin saat berziarah di kuburan massal Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh pada peringatan Tsunami Aceh, Kamis (26/12/2024). Tak hanya di hari-hari tertentu, ziarah kubur juga biasanya kerap dilakukan oleh masyarakat menjelang ramadhan. (SERAMBI/INDRA WIJAYA) 

"Maka Nabi mengatakan, Allah melaknat mereka yang selalu ziarah kubur hanya untuk mempersedih-sedih diri. Adapun berziarah kubur untuk memgambil pelajaran, maka kita sangat amat dianjurkan. Waktunya tidak terikat dengan apapun," terang UAS.

Dalam Sunan Turmudzi no 973 juga pernah dijelaskan mengenai masalah ziarah kubur ini.

حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة"رواة الترمذي (3/370)

Artinya: Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat." 

Baca juga: Jelang Puasa Ramadhan 2025, Rasulullah SAW Menganjurkan Ziarah Kubur, Ini Adab dan Tata Caranya

Soal Menabur Bunga

Ketika melakukan ziarah kubur, masyarakat di Indonesia sering sekali menabur bunga di atas makam.

Lalu bagaimana Hukum Islam memandang tradisi menabur bunga ini?

Prof KH Yahya Zainul Ma'arif Lc MA PhD atau Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah pernah menjelaskan mengenai perkara ini. 

Masih dilansir dari sumber yang sama, Buya Yahya dalam video yang diunggah youtube Zhafran Channel menjelaskan, bahwa tradisi tabur bunga di zaman Nabi Muhammad SAW memang tidak ada.

Tapi ada kisah menarik yang dilakukan Rasulullah SAW perihal ziarah kubur.

"Menabur bunga memang tidak ada di zaman Nabi. Bagaimana kisah di zaman nabi? Ada di zaman nabi itu pelepah kurma, jadi nabi itu melewati dua kubur yang disiksa, kemudian pelepah kurma dibagi dua, nabi menancapkan setiap kubur satu belahan," ungkap Buya Yahya, dikutip dari Tribun Medan.

Adapun maksud dari menancapkan pelepah kurma di atas kubur, Nabi Muhammad SAW mengurai penjelasan yang belakangan diungkap sang sahabat.

"Nabi mengatakan 'semoga Allah akan meringankan siksa kepada dua mayat yang dikubur selagi dia (pelepah kurma) belum kering. Inilah sahabat nabi berwasiat 'tolong kalau aku mati, tancapkan pelepah kurma supaya Allah ringankan dosa saya. Semua yang ada di bumi dari bebasahan bertasbih, tasbihnya itu menjadi mayat tenang," kata Buya Yahya.

Dari kisah tersebut akhirnya para ulama pun sepakat bahwa tabur bunga kala ziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan selama dengan niat baik.

"Para ulama mengatakan, bunga-bunga itu kan suatu yang segar, bisa jadi punya makna seperti pelepah bunga tersebut. Jangan sampai berlebihan, kalau punya bunga di rumah ambil bunga sendiri," imbuh Buya Yahya.

Selain itu, hal penting kala tabur bunga diungkap Buya Yahya adalah jangan sampai mengikuti kebiasaan orang kafir.

Baca juga: Berikut Penyebab Ziarah Kubur Ramai Dilakukan Jelang Puasa dan Lebaran

"Jangan meniru gaya orang kafir. Itu hanya menabur bunga, selesai. Niatnya selagi ini bunga masih basah, meringankan siksa (mayat di kubur). Hal-hal ini yang sangat mungkin dipahami dengan baik," pungkas Buya Yahya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved