Citizen Reporter
Dari Papa ke Pusat Data, Belajar dari Cina
Untuk melihat teleskop dengan jelas, kami harus bersusah payah dengan menaiki tangga sebanyak 800 anak tangga.
Selain itu, kami menyaksikan teleskop radio yang bernama FAST. FAST atau Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope adalah proyek ilmiah dan teknologi besar di Cina dan teleskop radio antena tunggal terbesar di dunia. Teleskop ini dirancang untuk mencari sinyal komunikasi antarbintang, mengamati materi gelap, menentukan massa lubang hitam, dan mencari kemungkinan peradaban di luar Bumi (alien).
Dengan ukuran yang sangat besar, FAST mampu menangkap sinyal radio yang sangat lemah dari objek jauh di luar galaksi kita, memberikan informasi penting tentang alam semesta.
Kami tidak diperbolehkan membawa alat elektronik di sekitar teleskop, seperti handphone dan kamera digital, tetapi boleh memakai kamera analog untuk mengambil foto.
Untuk melihat teleskop dengan jelas, kami harus bersusah payah dengan menaiki tangga sebanyak 800 anak tangga.
Pada hari lainnya kami mengunjungi Pingtang Mega Bridge. Jembatan Mega Pingtang adalah jembatan beton tertinggi di dunia. Jembatan ini juga dikenal sebagai “Bridge in The Sky” karena tingginya diperkirakan sama dengan gedung 110 lantai.
Kepada kami juga diperlihatkan kehebatan Cina yang lain berupa robot yang sangat canggih, hasil karya dari anak-anak Cina. Robot ini berjalan dengan dikendalikan oleh aplikasi. Kehebatan lainnya adalah robot ini bisa menari layaknya manusia serta pandai mengikuti perintah.
Kondisi alam Guiyang yang dikelilingi oleh pegunungan dan mempunyai bebarapa jenis bebatuan sehingga kami juga diajarkan kemampuan untuk mengidentifikasi beberapa jenis bebatuan seperti kalsit, kuarsa, mika, dan pirit.
Identifikasinya menjadi dua bagian, yakni karakteristik optik dan karakteristik mekanik. Karakteristik optik meliputi warna, transparansi, dan kilau, sedangkan karakteristik mekanik meliputi kekerasan mineral (Mohs), pemisahan batu menurut mineral, dan patahan.
Hal lain yang tidak kalah menarik di Cina adalah kecintaan mereka terhadap lingkungan. Wujudnya adalah mereka menggunakan air daur ulang di kehidupan sehari-hari. Air daur ulang dipakai untuk mandi, menyiram tanaman, mencuci pakaian, dan lain-lain. Cina memakai konsep 3R (reduce, reuse, and recycle). Tujuan utama dari sistem daur ulang limbah ini adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang efektif dan pemanfaatan limbah yang efisien.
Setelah melewati hampir sepuluh hari ‘short course’ di Guiyang, ini saat nya kembali ke tanah air untuk berkumpul dan bercerita tentang pengalaman selama di Cina.
Seperti halnya saat berangkat, saat pulang ke Indonesia pun kami harus melalui transit di Shenzhen Bao'an International Airport selama kurang lebih delapan jam. Di Shenzhen, cuacanya tidak terlalu dingin hanya sekitar 9° Celcius.
Banyak hal yang bisa dipelajari dan ditiru dari Cina. Tidak salah ada ungkapan Arab yang artinya tuntutlah ilmu walau ke Negeri Cina. Semoga reportase singkat ini memberi manfaat. < shafiaaynaa>
Citizen Reporter
Penulis Citizen Reporter
Dari Papa ke Pusat Data Belajar dari Cina
cina
AYNA SHAFIA MARTHUNIS
Saat Mahasiswi UIN Ar-Raniry Jadi Sukarelawan Literasi untuk Anak Singapura |
![]() |
---|
IKOeD Peusijuek Alumni Leting Intelegencia Generation 2025 di Pantai Lampu’uk |
![]() |
---|
Dinamika Spiritual dan Teknis dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji Modern |
![]() |
---|
Dari Aceh Menuju Makkah Ibadah Haji yang Mengajarkan Arti Keluarga |
![]() |
---|
Mengintip Geliat Industri Halal di Rusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.