Kupi Beungoh

UEA Sediakan Ribuan Paket Ifthar di UIN Ar-Raniry, Mahasiswa dan Warga Pun Bahagia

Makanan buka puasa gratis ini merupakan bantuan penuh dari Khalifa Bin Zayed Al Nahyan Foundation, Uni Emirat Arab, selanjutnya dinamai "Ifthar Jama'i

Editor: Amirullah
ist
Hilyatul Azkia dan Niftara Fhonaya, Keduanya adalah mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam FDK UIN Ar-Raniry, 

Oleh: Hilyatul Azkia dan Niftara Fhonaya

Ribuan paket buka puasa (ifthar) gratis disediakan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry untuk mahasiswa/i serta masyarakat setempat di Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Makanan buka puasa gratis ini merupakan bantuan penuh dari Khalifa Bin Zayed Al Nahyan Foundation, Uni Emirat Arab, selanjutnya dinamai "Ifthar Jama'i".

Iftar Jama'i telah dimulai sejak awal Ramadhan 1446 H dan terus berlangsung hingga penghujung Ramadhan. Mahasiswa dan warga yang berdomisili di seputaran Kampus Darussalam menyambut gembira atas sajian nasi dan berbagai jenis lauk pauk, makanan ringan dan kurma, hingga air mineral dan teh kemasan.

Pada hari pertama dan kedua puasa, antusiasme masyarakat dan mahasiswa/i sangat tinggi, dari yang awalnya menyediakan 1.500 paket buka puasa gratis hingga di hari ketiga ditambah menjadi 1.700 paket Ifthar.

Rektor UIN Ar-Raniry, Mujiburrahman mengatakan bahwa program ini merupakan dukungan dan bantuan Ramadan bagi sivitas akademika UIN Ar-Raniry Banda Aceh dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) melalui Yayasan Khalifa bin Zayed al Nahyan.

Bantuan tersebut mencakup tiga program utama yakni distribusi paket sembako, penyediaan hewan untuk meugang, serta paket ifthar jama’i (buka bareng) selama sebulan penuh. (https://kemenag.go.id/daerah/uin-ar-raniry-sediakan-1-500-paket-berbuka-puasa-setiap-hari-selama-ramadan-QDRzD)

UIN Ar-Raniry menerima bantuan 500 paket sembako yang dibagikan kepada pegawai golongan rendah, anak yatim, dan masyarakat di empat desa sekitar kampus.  

Selain itu, UEA juga menyalurkan 10 ekor sapi untuk tradisi meugang dalam menyambut Ramadhan. Daging sapi tersebut didistribusikan kepada sekitar 1.200 penerima, termasuk tenaga kebersihan, satpam, dosen, tenaga kependidikan, dan warga kurang mampu. (https://m.antaranews.com/berita/4673281/uin-ar-raniry-sediakan-1500-paket-berbuka-puasa)

Dengan adanya Ifthar Jama'i yang dapat dihadiri oleh sekitar 2000 orang setiap hari ini tentu menjadi momentum bahagia yang dapat dirasakan semua orang.

Dengan lauk yang cukup beragam dan sangat lezat, penulis merasa bahwa Ifthar Jama'i ini menjadi awal yang sangat baik di 2025. Penulis menyaksikan raut wajah mahasiswa dalam nuansa bahagia, ketika menyantap makanan sedekah dari UEA.

Beberapa Persoalan Seputar Ifthar Jama’i

Namanya kenduri raya pasti terdapat sejumlah persoalan. Dalam amatan penulis, terdapat beberapa persoalan dalam acara makan gratis untuk buka puasa dari UEA. Antara lain adalah:

Booking Makanan untuk Teman

Banyak mahasiswa yang mengeluhkan bahwa makanan yang disajikan terbatas dan cepat habis. Bahkan beberapa mahasiswa yang datang tepat waktu tapi tidak tersedia makanan. Ini dikarenakan beberapa makanan telah “dibooking” oleh orang tertentu untuk temannya yang belum hadir.

Terlihat beberapa orang melakukan “booking” makanan untuk orang terdekat walau kawannya belum tiba. Menurut penulis hal ini tidak boleh dilakukan karena Ifthar Jama’i merupakan hak semua orang yang terlebih dahulu tiba di tempat.

Beberapa makanan sudah ditandai dengan barang seperti tas, handphone, dan sebagainya. Lalu karena kejadian “booking”, ada beberapa orang yang “kehilangan” haknya untuk menikmati sajian Ifthar Jama'i, padahal telah datang lebih awal. Mereka terpaksa pulang dengan tangan kosong.

“Praktik main booking makanan milik publik untuk teman yang belum tentu datang itu adalah bagian dari kolusi yang tentu saja membuat jamaah yang datang lebih awal merasa terzalimi,” ujar dosen kami dari Prodi KPI, Hasan Basri M Nur, dalam MK Penulisan Opini di FDK UIN Ar-Raniry.

Untuk mengatasi masalah ini perlu kesadaran bahwa jamaah yang lebih awal datang adalah lebih berhak menerimanya. Jangan paksakan menyimpan makanan untuk teman yang tak datang tepat waktu. 

Sampah Berserakan

Masalah lain yang kembali muncul adalah setelah kegiatan Ifthar Jama'i berlangsung sering kali banyak sampah berserakan di sekitar area kampus. Minimnya tempat sampah dan kesadaran peserta menyebabkan lingkungan kampus menjadi kotor. 

Untuk mengatasi masalah ini perlu kesadaran dari masing-masing peserta yang sudah menikmati Ifthar Jama'i. Islam mengajarkan kebersihan itu adalah bagian iman. Mari mengamalkan ajaran ini.

Harusnya dengan adanya bantuan penuh seperti ini, sebagai peserta yang akan menikmati Ifhtar Jama'i harus lebih sadar diri akan sampah yang ditinggalkan, dan juga kesadaran bahwa Ifhtar Jama'i ini merupakan hak semua orang yang sudah tiba di Mesjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry

Melihat hal ini, penulis memberikan beberapa solusi untuk mahasiswa/i dan masyarakat yang juga ingin menikmati Iftar Jama'i 

1.    Datang Lebih Awal 

Karena dengan antusias yang sangat luar biasa, di waktu menuju pukul lima sore, peserta datang membludak, sehingga alangkah lebih baiknya datang lebih awal seperti di waktu Ashar sekalian melaksanakan ibadah shalat Ashar berjamaah dan iktikaf di Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry.

2.    Tidak “booking” Makanan yang sudah disajikan

Makanan yang disajikan merupakan hak semua orang, harus ada kesadaran diri untuk tidak meletakkan barang di makanan yang sudah disajikan sebagai bentuk “makanan ini sudah ada pemiliknya”.

Jika ingin duduk bersampingan dengan teman terdekat alangkah lebih baik untuk datang sekalian, dan tiba di Mesjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry di waktu yang sama.

3.    Membereskan Sampah Masing-masing 

Ini harus menjadi kesadaran masing masing peserta yang sudah menikmati Ifthar Jama'i untuk “mengantongi” sampahnya dan buang ke tempat sampah yang sudah disediakan. Mari menjadi manusia yang juga tidak merepotkan orang lain, terutama untuk tidak merepotkan panitia yang sudah membagikan makanan.

Ifthar Jama'i di UIN Ar-Raniry adalah program bermanfaat, tetapi masih menghadapi tantangan dalam distribusi makanan yang kurang merata dan masalah kebersihan.

Kesadaran peserta perlu ditingkatkan agar tidak "booking" makanan dan lebih bertanggung jawab terhadap sampah. Solusi seperti sistem antrean, peningkatan fasilitas kebersihan, dan edukasi dapat membantu menciptakan Iftar Jama'i yang lebih adil dan nyaman bagi semua.

Ifthar Jama’i adalah bagian dari sedekah. Sedekah adalah bagian dari ajaran Islam.

Islam mengajarkan agar orang yang memiliki kelebihan harta untuk menyisihkan sebagiannya kepada orang lain yang membutuhkan. 

Bersedekah di bulan Ramadhan memiliki balasan pahala yang berlipat ganda. Oleh sebab itu, salah satu tradisi di dunia Islam, terutama di seputaran Masjidil Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah adalah mereka berlomba-lomba bersedekah untuk jamaah buka puasa. 

Alhamdulillah, kali ini sedekah buka puasa telah hadir di Banda Aceh dan berasal dari saudara se-iman dari UEA. Mari kita doakan agar pihak penyumbang ini dimudahkan rezeki sehingga dapat terus berbagi kepada manusia lain di berbagai belahan dunia.

Banda Aceh, 6 Maret 2025

 

Penulis, Hilyatul Azkia dan Niftara Fhonaya

Keduanya adalah mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam FDK UIN Ar-Raniry, email: azkiahilyatul994@gmail.com
niftarafhny945@gmail.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved