Gempa Dahsyat Myanmar: Ternyata Ini Penyebabnya dan Alasan Menara di Bangkok Runtuh
Semakin besar area patahan yang bergerak, semakin besar gempa yang terjadi. Di wilayah ini, setidaknya ada enam gempa dengan kekuatan 7 atau lebih yan
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM-Pada hari Jumat (28/3/2025), Myanmar dilanda gempa bumi besar yang mengakibatkan lebih dari 1.600 orang tewas dan meruntuhkan banyak bangunan.
Meskipun Myanmar berada di kawasan yang rawan gempa, Thailand dan China yang juga terkena dampak gempa, sebenarnya tidak terletak di zona gempa aktif.
Bahkan, ibu kota Thailand, Bangkok, yang terletak lebih dari 1.000 km dari pusat gempa, mengalami kerusakan dengan runtuhnya sebuah gedung tinggi yang sedang dalam tahap pembangunan.
Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan gempa ini, dan mengapa gempa tersebut bisa dirasakan sangat jauh, bahkan menyebabkan kerusakan di tempat yang jauh dari pusat gempa seperti Bangkok? Mari kita simak penjelasannya.
Apa yang Menyebabkan Gempa Bumi?
Bumi kita memiliki lapisan-lapisan yang disebut lempeng tektonik, yang terus bergerak. Beberapa lempeng bergerak saling mendekat, sementara yang lain bergerak saling menjauh. Gerakan-gerakan inilah yang menyebabkan gempa bumi dan gunung berapi.
Dilansir dari BBC News (29/3/2025), Myanmar terletak di atas pertemuan empat lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng India, lempeng Sunda, dan lempeng mikro Burma.
Negara ini termasuk wilayah yang sangat "aktif" secara geologis, yang berarti sering terjadi pergeseran pada lempeng-lempeng tektoniknya.
Misalnya, Pegunungan Himalaya terbentuk akibat pertemuan antara lempeng India dan lempeng Eurasia. Begitu juga dengan Tsunami 2004 yang terjadi akibat pergeseran lempeng India yang bergerak di bawah lempeng mikro Burma.
Dr. Rebecca Bell, seorang ahli tektonik dari Imperial College London, menjelaskan bahwa gerakan lempeng-lempeng ini menciptakan retakan di batuan yang disebut patahan.
Salah satu patahan besar di Myanmar adalah Patahan Sagaing, yang membelah negara ini dari utara ke selatan sepanjang lebih dari 1.200 km.
Data awal menunjukkan bahwa gempa berkekuatan 7,7 skala Richter pada Jumat lalu disebabkan oleh pergerakan "strike-slip" di patahan ini, yang berarti dua blok batu bergerak secara horizontal, saling bergesekan.
Ketika gesekan antar lempeng ini akhirnya terlepas, terjadilah gempa bumi yang besar.
Baca juga: Ketahui Resiko Bayi Dicium Sembarangan Saat Kumpul Lebaran, Batasi Kontak Langsung
Mengapa Gempa Ini Dirasakan Begitu Jauh?
Gempa bumi dapat terjadi hingga kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi, namun gempa kali ini hanya terjadi pada kedalaman 10 km, yang tergolong dangkal. Semakin dangkal gempa, semakin besar getaran yang terasa di permukaan.
Gempa ini juga sangat kuat, dengan kekuatan 7,7 skala Richter, menghasilkan energi yang sangat besar lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Menurut Dr. Bell, jenis patahan yang terjadi juga berperan dalam besar dan luasnya dampak gempa ini. Patahan yang panjang dan lurus memungkinkan gempa tersebut terjadi di area yang sangat luas.
Bupati Aceh Singkil Dibikin Jengkel Anak Bual soal Proposal: Jangan Sok, tak Mampu Kerja Mundur |
![]() |
---|
10 Provinsi Penghasil Padi Terbesar di Indonesia 2025, Aceh Masuk 10 Besar, Jawa Mendominasi |
![]() |
---|
Bukan di IKN, Jakarta Jadi Pusat HUT ke-80 RI, Ini Alasan di Baliknya |
![]() |
---|
Aksi Nekat IRT Curi Berlian di Mal Terekam CCTV, Modus Jadi Pembeli |
![]() |
---|
Bendera One Piece Dulu Pernah Dibentangkan Anies dan Digunakan Gibran, Kenapa Sekarang Dilarang? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.