Konflik Palestina vs Israel

Houthi Bombardir Tel Aviv dan 2 Kapal Perusak AS di Laut Merah, Balas Dendam Serangan Amerika

Selain serangan ke Israel, Houthi juga mengaku menyerang dua kapal perusak Amerika Serikat (AS) di Laut Merah dengan rudal dan pesawat tak berawak.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram Houthi
PEJUANG HOUTHI - Foto ini diambil dari Telegram Houthi pada Jumat (28/3/2025) memperlihatkan pejuang Houthi memegang senjata dalam sebuah foto peringatan 10 tahun perang Yaman yang diunggah pada Kamis (27/3/2025). Pada hari Kamis, 2 pejabat AS mengungkapkan Israel memberikan informasi intelijen kepada AS agar bisa menargetkan Houthi di Yaman dalam serangan hariannya. 

Menurut laporan New York Times, biaya operasi perang ini diperkirakan akan melampaui 1 miliar dollar dalam waktu dekat.

Meskipun serangan yang dilakukan AS, yang dikenal sebagai Operasi Rough Rider, berlangsung besar-besaran, pejabat AS mengakui bahwa serangan tersebut belum mampu menggoyahkan kekuatan Houthi.

"Serangan ini tidak mengubah kemampuan operasional mereka secara signifikan," ungkap seorang pejabat militer yang meminta namanya dirahasiakan.

Padahal sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengeklaim bahwa serangan tersebut membuat Houthi "hancur lebur".

Namun laporan menunjukkan bahwa sebagian besar persenjataan bawah tanah, termasuk rudal dan drone milik Yaman, tetap utuh, mengutip Al Mayadeen.

Bunker-bunker yang kuat dan persediaan senjata tersembunyi telah mengurangi dampak dari serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS.

Baca juga: VIDEO Amerika Sudah Habiskan Triliunan Rupiah Serang Yaman, Namun Houthi Masih Kuat

Skala Operasi dan Kekhawatiran di Pentagon

Operasi Rough Rider, yang diluncurkan pada 15 Maret 2025, melibatkan dua kapal induk, pesawat pengebom B2, jet tempur, dan sistem pertahanan udara seperti Patriot dan THAAD.

Para pejabat memperingatkan bahwa penggunaan besar-besaran amunisi canggih, seperti rudal Tomahawk dan bom luncur, dapat memberikan tekanan pada persediaan Angkatan Laut AS.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran di kalangan perencana Pentagon mengenai kesiapan menghadapi potensi konflik di masa depan, terutama dengan China terkait Taiwan.

Meskipun serangan AS, Houthi tetap melancarkan operasi terhadap pengiriman barang yang terafiliasi dengan pendudukan Israel melalui Laut Merah.

Penilaian internal menunjukkan bahwa serangan tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kemampuan operasional Houthi.

New York Times berspekulasi bahwa Gedung Putih akan segera meminta dana tambahan dari Kongres untuk mempertahankan kampanye yang diperkirakan akan berlangsung hingga enam bulan ke depan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun serangan telah dilakukan, tantangan terhadap kekuatan Houthi di Yaman masih jauh dari selesai.

Baca juga: Nasib Pilu Yuliana, Bawa Jenazah Bayinya Pakai Taksi Online, Tak Mampu Bayar Ambulans Rp2,6 Juta

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved