Breaking News

Jurnalisme Warga

Mengusir Lelah di Permata Hijau Langsa Smart City

Berkunjung ke hutan bakau ini memberikan sensasi ketenangan tersendiri bagi saya yang sedang butuh ketenangan dari betapa penat dan peliknya  kondisi

Editor: mufti
IST
FERI IRAWAN, S.Si., M.Pd., Kepala SMK Negeri 1 Jeunieb, melaporkan dari Kota Langsa 

Di tengah hutan bakau terdapat satu menara setinggi 46 meter. Bangunan tersebut diberi nama Tower Mangrove Forest Park Langsa. Pada April 2022, Menteri Pariwisata Indonesia, Sandiaga Uno meresmikan menara itu. Namun sayang, hari itu saya tidak sempat menjajal menara ini karena ditutup. Saya hanya bisa menaiki menara kayu punya lama. Dari menara ini saya dapat melihat pemandangan nan apik. Tower Mangrove Langsa berdiri di tengah hamparan pohon mangrove, sehingga saya dapat melihat luasnya lahan hutan mangrove sekaligus pemandangan Selat Malaka yang memesona.

Kehadiran menara ini memperkuat daya tarik dari hutan bakau yang hijau dan asri di lahan seluas 8.000 hektare. Inilah panggung di mana kebahagiaan tampil sederhana, tak terbentuk, tetapi terasa: tawa yang lepas tanpa beban, langkah kecil yang menyatu dengan denyut bumi, melangkah di antara hijau tak bertepi, melukiskan elegi kecil tentang kebebasan, angin menyusup di sela dedaunan, membawa bisik alam yang mengajarkan kebahagiaan tanpa syarat.

Paru-paru dunia

Mangrove ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang asri, tetapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota, menyerap karbon dioksida dan menyediakan oksigen. Hutan Bakau Langsa seluas 8.000 hektare itu disebut-sebut sebagai hutan bakau terluas di Asia Tenggara. Bisa dibayangkan berapa oksigen yang dihasilkan. Artinya, Hutan Bakau Langsa bagian dari paru-paru dunia.

Di sini, kita dapat menikmati pemandangan indah sambil belajar tentang pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hutan mangrove ini menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat pesisir Langsa. Selain sebagai penjaga garis pantai, mangrove ini juga mendukung kegiatan perikanan tradisional dan menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. 

Selain sebagai tempat wisata, kawasan mangrove juga menjadi tempat berkembang biak ikan dan kepiting. Ini tentu menjadi berkah bagi masyarakat nelayan di kawasan pesisir. Selain itu, keanekaragaman jenis mangrove di Kuala Langsa juga bisa menjadi sarana edukasi bagi para pelajar dan tentu saja penahan gelombang. Hutan mangrove merupakan benteng alami atau sebagai sabuk pengamanan alam dari bencana; abrasi, air pasang, bahkan tsunami.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved