Kupi Beungoh

Antara Palo Alto dan Aceh: Menyikapi Bunuh Diri dengan Iman, Ilmu dan Kasih Sayang

Seorang perempuan muda ditemukan meninggal di kamar kosnya di Banda Raya, Banda Aceh.

Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Fairuziana Humam, warga Kampung Pineung, Banda Aceh yang sedang menjalani studi doktoral di bidang Psikologi Komunitas di University of Miami, Florida, Amerika Serikat. 

Tulisan Kamaruzzaman Bustamam Ahmad di KBA13.com, berjudul “Memahami Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa di Aceh”, mencerminkan pendekatan yang problematik.

Dalam artikelnya, penulis membuka narasi mengenai mahasiswa yang terlibat dalam “bisnis sampingan” yang menjual tubuh mereka demi keuntungan finansial.

Pernyataan semacam ini tidak sensitif pada keadaan dan hanya mengandung unsur penyalahan korban atau victim blaming berbasis gender, serta mengalihkan fokus kebutuhan mendesak akan penyembuhan komunitas dan layanan kesehatan mental, terutama bagi mahasiswa.

Alih-alih menawarkan solusi atau dukungan, narasi ini memperkuat stigma yang justru dapat memperburuk kondisi mental individu yang rentan.

Model M-PCHs yang dikembangkan di Amerika Serikat bisa menjadi inspirasi bagi komunitas Muslim di Indonesia, termasuk Aceh.

Dalam model ini, duka bukan ditutup-tutupi, tetapi dibersamai.

Pendekatan penyembuhan komunitas di sana dilakukan dalam dua tahap.

Pertama, sesi diskusi panel yang menghadirkan ustadz, dokter, psikolog dan pendamping sosial.

Dalam diskusi, tidak ada penyebutan nama korban atau detil kejadian.

Tujuannya adalah memberikan penguatan spiritual dan edukasi tanpa memperdalam luka.

Kedua, masyarakat dibagi ke dalam kelompok diskusi dukungan atau healing circle, berdasarkan usia dan jenis kelamin, agar lebih nyaman mengekspresikan diri.

Di sinilah peserta diajak untuk berbagi rasa, bertanya, dan memahami tanda-tanda krisis mental, dengan pendampingan tenaga profesional dan relawan komunitas.

Panduan ini kemudian dipakai untuk melatih Imam mesjid di kota lainnya di Amerika Serikat untuk menanggapi kasus bunuh diri yang kemudian juga terjadi di komunitas Muslim di Ohio dan Texas, serta beberapa kota lainnya.

Artinya, kasus bunuh diri bisa terjadi kapan saja, tapi kesiapan komunitas, terutama pemuka agama, pemuka masyarakat, pendidik, dan tenaga medis dan klinis menjadi tumpuan masyarakat.

Ini menjadi pendekatan proaktif untuk tidak hanya menanggapi dan menunggu kejadian berikutnya, tapi juga dengan mencegah dan mengenal tanda- tandanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved