Harga Emas

Harga Emas Ambrol! Perang Dagang Mereda, Investor Panik Lepas Safe Haven

“Perkembangan positif dalam kebijakan perdagangan AS mengurangi daya tarik emas dalam jangka pendek,” ujar Kyle Rodda.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
For Serambinews.com
HARGA EMAS - Harga emas dunia mengalami penurunan pada hari Rabu (14/5/2025) 

Harga Emas Ambrol! Perang Dagang Mereda, Investor Panik Lepas Safe Haven

SERAMBINEWS.COM- Harga emas dunia mengalami penurunan pada hari Rabu (14/5/2025) karena meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

 Situasi ini membuat minat investor terhadap aset safe haven seperti emas menurun.

 Di sisi lain, pelaku pasar kini memantau rilis data inflasi untuk mencari sinyal arah kebijakan suku bunga dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Mengutip data terbaru dari Reuters (14/5/2025), harga emas spot turun 0,4 persen menjadi USD 3.234,32 per ons pada pukul 02.31 GMT.

 Sementara itu, emas berjangka AS juga turun 0,3  persen  ke posisi USD 3.237,00 per ons.

Menurut analis pasar keuangan dari Capital.com, Kyle Rodda, ketegangan dagang yang mulai reda mengurangi daya tarik emas dalam waktu dekat.

“Perkembangan positif dalam kebijakan perdagangan AS mengurangi daya tarik emas dalam jangka pendek,” ujar Kyle Rodda.

Ia juga menambahkan bahwa jika negosiasi dagang terus menunjukkan kemajuan, bukan tidak mungkin harga emas akan terus melemah.

“Saya pikir jika kita melihat kemajuan berkelanjutan dalam negosiasi perdagangan dan kesepakatan antara AS dan mitra dagangnya, emas bisa turun lebih jauh. USD 3.200 adalah level dukungan yang cukup penting,” jelasnya.

Baca juga: Jangan Salah Urus SKCK! Ini Tempat, Biaya, dan Syarat Lengkap Pendaftaran Secara Online

AS Kurangi Tarif Impor dari China

Salah satu faktor utama yang menenangkan pasar adalah kebijakan terbaru dari Gedung Putih.

Pemerintah AS mengumumkan akan memangkas tarif impor untuk barang-barang dari China yang bernilai rendah, atau biasa disebut tarif "de minimis", hingga 30 persen .

Kebijakan ini didasarkan pada perintah eksekutif Presiden dan mendapat dukungan dari berbagai pakar industri.

 Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk meredakan potensi konflik dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan pernyataan yang menenangkan pada hari Senin.

“Saya tidak melihat tarif impor China kembali ke 145  persen  setelah masa jeda 90 hari ini,” kata Trump. “Saya yakin Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan.”

Baca juga: Turun Terus! Harga Emas di Banda Aceh per Mayam Hari Ini, 13 Mei 2025 Dijual Segini


Data Inflasi dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga

Sementara itu, perhatian pasar juga tertuju pada sejumlah data ekonomi penting dari AS.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) naik sebesar 0,2 persen  pada April, lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters yang memprediksi kenaikan 0,3  persen.

Sebagai perbandingan, pada bulan Maret lalu CPI justru turun 0,1 persen .

Data ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga.

Saat ini, para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 53 basis poin pada tahun 2025, kemungkinan dimulai pada bulan September.

Presiden Trump juga kembali menekan The Fed agar menurunkan suku bunga.

“Harga gas, bahan makanan, dan hampir semua hal lainnya turun. The Fed seharusnya menurunkan suku bunga sekarang,” tegas Trump.

Baca juga: Harga Emas Tersungkur! Harga Anjlok Tajam Usai AS-China Sepakat Damai dari Perang Dagang

Harga Logam Lain Turut Melemah

Tidak hanya emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami tekanan. Harga perak spot turun 0,8  persen ke level USD 32,63 per ons, paladium turun 0,7  persen  menjadi USD 950,18, sementara platinum terpantau stabil di USD 987,85 per ons.

Penurunan harga logam-logam tersebut menandakan sentimen pasar yang mulai condong ke arah aset berisiko, seiring optimisme terhadap meredanya ketegangan dagang global.

Emas dan Peranannya Sebagai Aset Aman

Emas selama ini dikenal sebagai salah satu aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik.

 Dalam situasi global yang penuh tekanan, investor cenderung beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan.

Namun, ketika situasi mulai stabil dan suku bunga cenderung turun, emas biasanya kehilangan sebagian daya tariknya.

Kondisi saat ini memperlihatkan dinamika tersebut.

 Dengan negosiasi perdagangan yang lebih positif serta inflasi yang masih terkendali, investor tampaknya mulai mencari alternatif investasi di luar emas.

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Baca juga: Lumer di Mulut! Ini Resep Brownie Burnt Cheesecake Ala Luvita Ho

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved