Konflik Israel Vs Palestina

Israel Klaim Pemimpin Hamas Mohammad Sinwar Terkena Serangan Udara IDF, Hamas Langsung Membantah

Beberapa jam setelah serangan itu, tiga roket diluncurkan dari Gaza utara ke wilayah Ashkelon dan Sderot di Israel selatan, kata militer.

Editor: Faisal Zamzami
Wikipedia
HAMAS - Muncul kabar pemimpin Hamas, Mohammad Sinwar terkena serangan udara yang dilancarkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke rumah sakit di Jalur Gaza, Selasa (13/5/2025). 

Mendengar klaim Israel bahwa IDF berhasil menargetkan Mohammad Sinwar, Hamas langsung membantahnya.

"Hanya perlawanan Palestina, melalui platform resminya, adalah otoritas yang berwenang untuk mengonfirmasi atau membantah apa yang dipublikasikan," kata Hamas dalam pernyataannya, dikutip dari CNN.

Penargetan Sinwar terjadi satu hari setelah Hamas membebaskan warga Amerika Israel Edan Alexander sebagai isyarat niat baik kepada Amerika Serikat.

Kesepakatan pembebasan satu sandera mengesampingkan Israel, karena Hamas berkomunikasi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

AS menyatakan optimismenya mengenai negosiasi yang akan dilakukan di Qatar dengan Presiden Donald Trump dan utusannya Steve Witkoff di Timur Tengah.

Sebelum meninggalkan Israel, Witkoff berjanji kepada keluarga para sandera bahwa ia "akan gigih mengejarnya."

Namun, dengan negosiasi yang akan segera dimulai di Doha – dan dengan tim Israel yang sedang dalam perjalanan – penargetan Sinwar berarti Israel baru saja berupaya membunuh pembuat keputusan utama Hamas yang dibutuhkan untuk menyegel setiap kesepakatan potensial.

Pejabat Israel menganggap Mohammad Sinwar sama kerasnya dengan saudaranya, Yahya Sinwar, tetapi jauh lebih berpengalaman dalam hal militer.

Menurut IDF, ia memimpin Brigade Khan Younis hingga 2016. Seperti Yahya, ia diyakini sebagai salah satu perencana utama serangan teror 7 Oktober di Israel.

Sejak dimulainya perang, ia tetap bersembunyi, bersama dengan banyak pemimpin senior Hamas di Gaza.

Pada Desember 2023, IDF merilis video yang menurut mereka adalah Mohammad Sinwar yang sedang berkendara melalui terowongan di Gaza.

Pada Februari 2024, IDF mengatakan mereka telah menemukan kantornya di Khan Younis bagian barat.

Mantan Duta Besar AS untuk Israel, Dan Shapiro mengatakan Sinwar kemungkinan menjadi hambatan dalam negosiasi.

 
"Kemungkinan kecil perang dapat berakhir sebelum dia meninggal," kata Shapiro, seorang peneliti senior di Atlantic Council, kepada CNN.

"Pemecatannya dapat membuka pintu bagi pembebasan semua sandera dan dimulainya pergerakan menuju masa depan pascaperang bagi Gaza tanpa Hamas," lanjutnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved