Jurnalisme Warga

Pasie Teluk Jantang, Pantai yang Memesona di Aceh Besar

Setelah melewati Gunung Kulu kita akan sampai di Kecamatan Lhoong. Itu berarti, lokasi Pasie Teluk Jantang sudah tak jauh lagi.

|
Editor: mufti
IST
JUMAINA LIS, S.Pd., Gr., Guru SMA Negeri 1 Banda Aceh, melaporkan dari Lhoong, Aceh Besar 

Jumaina Iis, S.Pd., Gr, Guru SMA Negeri 1 Banda Aceh, melaporkan dari Lhoong, Aceh Besar

Setelah melewati hari-hari yang sibuk dan penat dalam bekerja, berwisata menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi banyak orang, termasuk saya.

Berwisata seolah menjadi pelipur penat dan hampir setiap orang memiliki agenda bertamasya yang sudah terencana dengan baik.

Berwisata juga dianjurkan di dalam Al-Qur’an, sebagaimana temaktub dalam Surah Al-Mulk ayat 15, “Dialah yang menjadikan Bumi ini mudah bagi kamu jelajahi, maka berjalanlah ke segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

Ayat ini selaras dengan makna berwisata sebagai manifestasi dari rasa syukur dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah.

Berwisata pun tidak mesti mahal dan harus ke luar negeri. Di sekeliling kita pun banyak destinasi wisata sangat menarik yang layak dikunjungi.

Provinsi Aceh yang terletak di bagian paling barat Indonesia memiliki kekayaan dan keindahan alam yang sangat menjanjikan bagi wisatawan. Keindahan alamnya bahkan sudah bergema hingga ke mancanegara.

Salah satu daerah yang menawarkan pesona wisata alam yang indah di Aceh adalah Aceh Besar. Kabupaten yang sangat luas ini memiliki beragam destinasi wisata bahari yang dapat memuaskan serta memanjakan mata para wisatawan. 

Pantainya yang asri dan sejuk, terumbu karang dengan aneka ikan hiasnya, plus bentang alamnya yang menyejukkan mata, menjadi keunggulan pariwisata Aceh Besar.

Kali ini saya akan ajak Anda jalan-jalan ke salah satu pantai yang terletak di Aceh Besar, yaitu Pantai Pasie Teluk Jantang.

Pantai ini sebenarnya sebuah teluk yang berlokasi di Gampong Jantang, Meunasah Krueng Kala, Pasie Blang Raya, Kecamatan Lhoong.

Untuk tiba di pantai ini dari arah Kota Banda Aceh dapat ditempuh dengan melintasi jalan lintas barat Banda Aceh-Meulaboh.

Menempuh jalur ini kita akan melewati dua gunung: Paro dan Kulu. Kedua gunung ini semakin menambah keindahan sepanjang perjalanan dan memberikan pengalaman yang menenangkan dengan pemandangan alamnya yang memukau.

Hijau dedaunan dari pepohonan di pinggir jalan menjadikan perjalanan semakin menenteramkan dan menenangkan jiwa. Jadi, sangat tepat sebagai “stress healing”.

Jalan sepanjang 240 km ini dikenal luas dengan nama Jalan USAID, dibangun dengan sumbangan masyarakat dan Pemerintah Amerika Serikat melalui United State Agency for International Development (USAID) sebesar 245 juta dolar AS.

Proyek kemanusiaan ini untuk membangun ulang jalan utama  Banda Aceh-Meulaboh yang porak-poranda akibat gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Aceh 26 Desember  2004. 

Setelah melewati Gunung Kulu kita akan sampai di Kecamatan Lhoong. Itu berarti, lokasi Pasie Teluk Jantang sudah tak jauh lagi.

Dari jalan utama kita akan dapati gapura bertuliskan Pasie Jantang, posisinya berada di sebelah kanan dari arah Banda Aceh.

Letak pantai ini bersebelahan dengan pantai Pasie Blang Raya. Setelah memasuki gapura, susuri terus jalan sekitar 100 meter hingga Anda temukan Pantai Pasie Blang Raya.

Setiba di tempat ini  akan terlihat dua bukit yang mengapit di sisi kiri dan kanannya. Pantai Pasie Jantang tersembunyi di antara dua teluk, dihiasi batu karang berukuran besar yang tersebar di pinggiran tebing yang tak begitu tinggi.

Teluk nan indah ini masih belum begitu familier bagi banyak wisatawan, sehingga dalam jangka lama lokasi  ini sempat dijuluki sebagai “Hidden Beach” atau “Pantai Tersembunyi” di Aceh Besar.

Di sini terdapat jalan setapak melewati anak sungai, jejeran pohon kelapa di sepanjang jalannya, serta ilalang yang tumbuh setinggi pinggang orang dewasa.

Bila Anda sudah memasuki kawasan Pantai Pasie Blang Raya maka akan terlihat banyak perahu dan kapal nelayan yang sandar. Susuri terus garis pantai ke arah tebing yang di pinggirnya terdapat anak sungai kecil. Pengunjung bisa memarkirkan kendaraan di sini.

Seperti biasanya kita memasuki lokasi wisata, di sini pun kita harus membayar tiket masuk. Hanya Rp3.000 untuk kendaraan roda dua, Rp5.000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp30.000 untuk bus rombongan.

Biaya masuknya tergolong murah dan hanya dikutip saat weekend (libur akhir pekan). Jika Anda berkunjung ke sini pada hari–kerja, tidak dikenakan biaya. Apalagi jika di dalam rombongan Anda ada warga setempat.

Pengelolaan Pantai Pasie Teluk Jantang diserahkan kepada warga setempat dan hanya ramai dikunjungi ketika akhir pekan atau saat hari libur/cuti bersama.

Jika Anda ke pantai ini pada hari-hari biasa bawalah makanan sendiri. Soalnya, Anda akan sulit menemukan pedagang yang berjualan di lokasi  ini.

Anda dapat juga memasak ala barbeku di Pantai Pasie Teluk Jantang. Namun, di pantai dengan hamparan pasir putih dan kaya nyiur ini sangat tidak diperbolehkan untuk mandi karena di dasar lautnya banyak bebatuan besar dan terumbu karang. Terutama di kawasan padang lamunnya.

Begitupun, pantai ini sangat cocok untuk spot memancing. Bagi Anda yang memiliki hobi memancing, silakan bawa perlengkapan pancing saat berwisata ke pantai ini. Jika lagi hoki, Anda akan mendapatkan banyak tangkapan.  Ikan-ikan segar tersebut tentu saja bisa langsung dipanggang di tepi pantai.

Selain itu, jika Anda ingin melihat bagaimana kearifan lokal masyarakat pesisir masih terus dilestarikan di lokasi ini, Anda bisa  tengok kegiatan tarik pukat darat oleh nelayan setempat.

Kegiatan tarik pukat ini merupakan bentuk implementasi dari sikap gotong royong dan kebersamaan yang tercipta di antara masyarakat di daerah pesisir dalam mencari nafkah.  Nelayan Pasie Teluk Jantang masih terus merawat tradisi ini.

Di pantai ini juga Anda akan melihat beberapa karung goni tergantung di pepohonan. Pertama kali melihatnya saya bertanya kepada bapak yang menjaga parkiran. Menurut beliau, karung goni itu merupakan tempat sampah. Jadi, pengunjung diharapkan membuang sampah ke dalam karung goni tersebut, sehingga sampah tidak berserakan dan mengotori keasrian alam Pantai Pasie Teluk Jantang.

Hal unik ini, menurut si bapak, cukup berhasil dalam menjaga keasrian dan kebersihan alam pantai dari tangan-tangan orang yang tak bertanggung jawab yang menganggap tong sampah seluas pantai.

Hamparan pasir putih di pantai ini benar-benar memesona karena bebas dari sampah. Bertamasya ke pantai ini, berdua saja atau ramai-ramai, akan menjadi pengalaman tak terlupakan setelah pengunjung  pulang. Dan, itulah yang kami rasakan.

Wajah puas dipenuhi rasa syukur terpancar di wajah kami setelah menghabiskan waktu seharian di pantai nan eksotis ini.

Lelah, stres, dan beban kerja semuanya terangkat, hilang, lenyap ditelan gemuruh ombak Pantai Pasie Teluk Jantang. Setelah tamasya di sini saya justru siap menyongsong hari esok yang lebih bahagia dan ceria di tempat kerja.

Bagaimana? Penasaran dengan pantai yang permai ini? Ayo, buruan rencanakan liburanmu!

Di akhir reportase ini saya hanya ingin berkata bahwa Aceh Besar lagak that, hana ubat (keren sekali, tak tertandingi)!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved