Berita Lhokseumawe

Karya Syamsiah Ismail Kembali Terpilih dalam Sayembara Cerita Anak Dwibahasa Balai Bahasa Aceh 2025

Karya yang membawanya lolos tahun ini berjudul “Aku dan Paya Sapi (Dulu ke Kini)”, yang mengangkat tema cinta alam dan lingkungan, dengan pendekatan d

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
PENULIS CERITA ANAK - Syamsiah Ismail, MPd, pendidik dan penulis asal Kota Lhokseumawe. Namanya kembali mencuat setelah menjadi salah satu dari 50 penulis yang terpilih dalam Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh. 

Syamsiah menyampaikan bahwa, di tengah kesibukannya sebagai Narasumber Bimtek Read Aloud_\ (membaca nyaring) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Utara sebagai bagian program nasional Perpusnas, ia kejar--kejaran waktu untuk menulis.

Rasanya sangat rugi melewati momen penting adu nyali menulis.

Syamsiah bukan nama baru dalam dunia penulisan cerita anak. Ia sudah aktif menulis sejak tahun 2002 dengan berbagai karya yang telah terbit secara lokal maupun nasional.

Karyanya pernah dimuat di Majalah BOBO, Majalah Anak Cerdas, dan juga beberapa kali diterbitkan oleh Kemendikbud dan Balai Bahasa Aceh sebagai karya menang sayembara menulis.

 “Manyak dari Gle Kuprai” yang berhasil meraih juara pertama pada  Sayembara Balai Bahasa Aceh (2019). Diikuti dua karya lain dalam tahun 2023, yaitu “Si Butel Ajaib” dan “Petualangan ke Pulau Breuh."  

Baca juga: Potret Rumah Baru Jennifer Coppen untuk Kamari, Mewah Bak Hotel Berbintang

Kedua karyanya terpilih dalam jenjang B2 dan B3 bacaan untuk anak kelas rendah (Grade B dan C).

Tidak hanya produktif menulis, Syamsiah juga aktif sebagai pengawas sekolah, dosen tetap di Universitas Bumi Persada, Kota Lhokseumawe, serta sering menjadi narasumber pelatihan menulis tingkat nasional dan daerah.

Ia bahkan pernah menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai salah satu penulis ASEAN dalam kategori Pantun Karmina tahun 2024.

Dedikasinya terhadap literasi anak tercermin dalam daftar panjang buku dan cerpen yang telah diterbitkan, di antaranya:

“Budi Pekerti” (2008, Kemdiknas), “Kisah Putroe Phang dari Aceh” (2017, Kemendikbud), “Mencari Jejak Tinggal Srikandi Cut Nyak Meutia” (2018, Kemendikbud).

Kemudian juga “Manyak dari Gle Kuprai” (2019), “Si Butel Ajaib”  dan “Petualangan ke Pulau Breuh” (2023).

Baca juga: Warga Malaysia Meninggal Dunia Akibat Dekompresi Saat Menyelam di Sabang

Ketiga karya juara itu diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh. Masih ada berbagai karya fiksi dan nonfiksi yang diterbitkan secara mandiri.

Melalui kiprah panjangnya, Syamsiah Ismail terus berupaya menuliskan bacaan anak yang bermutu dan berkualitas.

Terbukti dan teruji lewat sayembara menulis. Cerita rakyat dan nilai-nilai lokal yang sangat ia pahami dan ia lakoni menjadi sumber inspirasi utama dalam ide karyanya.

Ia percaya bahwa cerita anak tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana menumbuhkan pendidikan karakter, budaya, dan nilai agama.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved