Kesehatan

Anak Nanya Datangnya Bayi, Jangan Bohongi! dr Boyke: Ada yang Masukkan Koin ke Miss V Gara-Gara Ini!

“Mama, dari mana datangnya bayi?” Alih-alih menjawab jujur, banyak yang memilih jalan pintas dengan cara berbohong.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YouTube HAS Creative/pwk Podcast
Seksolog dr Boyke memberikan penjelasan tentang bagaimana menjawab pertanyaan ketika anak bertanya dari mana asal ususlnya di Podcast tayang di YouTube HAS Creatif, dikutip Serambinews.com, Kamis (5/6/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Tak sedikit orang tua yang panik saat anak tiba-tiba bertanya, “Mama, dari mana datangnya bayi?” Alih-alih menjawab jujur, banyak yang memilih jalan pintas dengan cara berbohong.

Ada yang bilang bayi itu ada karena ibunya rutin makan buah, ada pula yang menyebutnya karena minum es. Padahal, menurut dr Boyke Dian Nugraha, cara itu justru berbahaya.

Dalam penjelasannya, dokter sekaligus pakar kesehatan reproduksi ini menekankan pentingnya berkata jujur kepada anak, tentu dengan bahasa yang disesuaikan dengan usia.

"Kalau anak tanya dari mana datangnya bayi, bilang aja atau kasih lihat kalau ada kucing kawin, cicak kawin, kasih lihat aja. Lalu beri tahu kalau cicak kawin akan bertelur, lalu kucing kawin akan melahirkan," kata dr Boyke.

Dalam hal ini, orang tua tidak boleh berbohong ketika anak bertanya dari datangnya bayi.

"Nah dengan cara-cara seperti itu biasanya si anak bisa mengerti. Tapi jangan dibohongin 'oh karena mama makan buah' itu kan bohong, atau karena 'mama minum es' itu udah salah itu.

Baca juga: Anak Nonton Video Dewasa Karena Kurang Edukasi Seksual? dr Boyke: Peringatan Penting untuk Orang Tua

Jangan bohong. Anak itu polos. Sekali dibohongi, mereka bisa salah paham dan menirunya secara literal,” lanjut dr Boyke.

dr Boyke menyarankan agar orang tua tak perlu repot mencari jawaban rumit saat anak bertanya tentang asal-usul dirinya. Mulailah dari hal sederhana dan relevan, orang tua juga bisa menunjukkan seperti foto pernikahan.

“Kamu pengin tahu nggak kenapa kamu bisa ada?” ajak orang tua membuka percakapan.

Setelah itu, tunjukkan momen pernikahan sebagai awal mula kisah hadirnya si anak.

Jelaskan bahwa setelah menikah, ayah dan ibu saling menyayangi, lalu hadir buah hati sebagai anugerah.

“Tunjukkan saja foto Papa dan Mama waktu menikah. Itu dipestakan, dirayakan, dan setelah itu lahirlah kamu,” kata dr Boyke.

Baca juga: dr Boyke Ungkap Sisi Gelap Fetish yang di Indonesia: Ada yang Hanya Bisa Terangsang Melihat Foto KTP

Menurutnya, anak-anak akan mulai memahami bahwa untuk memiliki anak, harus melalui proses yang bertanggung jawab, yakni pernikahan. Ini adalah nilai penting yang bisa ditanamkan sejak dini.

“Anak mungkin akan bertanya lagi nanti, dan itu tidak apa-apa. Tapi paling tidak, dari awal mereka sudah tahu bahwa punya anak itu harus menikah dulu. Itu sudah tertanam. Dan ingat, jangan pernah membohongi anak,” tegasnya.

Akibat Bohong: Anak Masukkan Koin ke Vagina

dr Boyke bahkan membagikan pengalaman nyata yang cukup mencengangkan.

Seorang anak perempuan pernah memasukkan uang koin ke dalam vaginanya karena diberitahu oleh orang tuanya bahwa organ tersebut adalah “dompet”.

“Anak itu percaya karena dompet itu tempat uang. Lalu dia masukkan koin ke situ (Miss V) karena dianggap sebagai dompet, itu kan bahaya,” jelasnya.

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kebohongan kecil sekalipun bisa berdampak besar jika menyangkut pemahaman anak.

Baca juga: Kenapa Suka Sama Saudara Kandung? Ini Kata dr Boyke soal Inses, Faktor Psikopat hingga Dibully

Ajari Anak dengan Cara Alami

Menurut dr Boyke, jawaban soal asal-usul bayi sebetulnya bisa dijelaskan dengan pendekatan yang alami.

Misalnya, orang tua bisa menunjuk pada hewan seperti kucing atau cicak yang sedang kawin atau bertelur sebagai perbandingan.

“Tunjukkan proses alam. Katakan, ‘kamu tahu nggak kenapa kamu bisa ada?’ Tunjukkan foto pernikahan Mama dan Papa, lalu jelaskan bahwa setelah menikah, Tuhan kasih kamu sebagai anak,” katanya.

Dengan cara ini, anak akan mulai memahami bahwa kelahiran manusia melibatkan hubungan yang bertanggung jawab, seperti pernikahan, dan bukan hasil dari hal-hal ajaib yang tidak masuk akal.

Seksualitas Bukan Hal Tabu

Lebih jauh, dr Boyke mengkritik anggapan bahwa pendidikan seksual adalah hal yang tabu. Padahal, menurutnya, seksualitas adalah bagian normal dari kehidupan manusia.

“Zaman dulu aja di candi seperti Borobudur dan Prambanan ada relief hubungan seksual. Mereka nggak mempermasalahkan, kenapa kita sekarang jadi sensitif?” ucapnya.

Baca juga: Edukasi Seksual Sejak Dini, Kunci Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak, dr Boyke Ungkap Caranya

Ajarkan dari Dini, Asal Sesuai Usia

Ia menyarankan agar edukasi seksual mulai dikenalkan sejak usia sekolah dasar, seperti kelas 4 SD.

Anak justru akan lebih menghargai tubuhnya dan tidak tumbuh dengan rasa takut, asalkan disampaikan dengan cara yang ilmiah dan tidak vulgar.

“Lebih baik kelebihan informasi daripada kekurangan. Anak akan mengerti seiring waktu, dan itu jauh lebih sehat daripada menutup-nutupi,” pungkasnya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved