Berita Abdya

Bupati Safaruddin Komit Bereskan Rumah Warga Tak Layak Huni di Abdya, Termasuk yang Dikunjungi Tadi

Hal itu disampaikan Safaruddin saat meninjau salah satu rumah tidak layak huni milik Hasmawati (45), janda miskin di Gampong Meunasah Sukon, Kecamatan

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/Masrian Mizani
KUNJUNGI RUMAH WARGA - Bupati Safaruddin mengunjungi Hasnawati, janda miskin di Gampong Meunasah Sukon, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) usai shalat subuh berjamaah di Masjid Jamik gampong setempat, Jumat (20/6/2025). 

Ini merupakan cerminan wujud nyata dari kepekaan seorang Bupati untuk warganya," ujar Salman.

Baca juga: Khutbah Jumat - Penghujung Tahun Islam, Harapan Menjadi Golongan Beruntung

Tausiah Subuh

Sebelum meninjau rumah tidak layak huni, awalnya Bupati Safaruddin mengisi tausiah Subuh di Masjid Jamik Meunasah Sukon.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan tentang perlunya rasa syukur. Sebab, berbagai persoalan hidup, bisa diatasi dengan satu hal sederhana, yaitu dengan mengingat Allah. 

Safaruddin juga membacakan beberapa rujukan di dalam Al-Qur’an.

Di antaranya surat Al-Baqarah ayat 152 dan 153, yang berisikan perintah untuk selalu mengingat Allah. Termasuk perintah untuk selalu bersyukur, sabar, dan shalat sebagai jurus ampuh hidup tenang dan bahagia.

“Salah satu cara menciptakan ketentraman dan ketenangan hidup itu adalah dengan mengingat Allah,” ujar Safaruddin.

Baca juga: Aturan Baru ASN Kini Boleh WFH dan Jam Kerja Lebih Fleksibel, Kecuali Golongan Berikut, Siapa Saja?

Menurutnya, banyaknya masalah dalam hidup, sering kali timbul karena jauh dari Allah dan tidak mengikuti perintah-Nya. 

Ia juga mengingatkan dosa-dosa kecil hingga penyakit hati yang kerap dianggap sepele menjadi biang keroknya.


“Dosa itu menghambat rasa tenang. Jauhi sifat tercela seperti iri hati, dengki, ku’eh. Itu semua penyakit hati,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyinggung perilaku merasa terancam ketika melihat orang lain sukses. Kecenderungan manusia yang terlalu mengejar dunia, dan melupakan kehidupan akhirat juga menjadi penghalang ketenangan dalam hidup.

“Perbanyaklah syukur. Karena, jarang bersyukur kepada Allah, juga menjadi akar dari banyaknya kegelisahan," ucapnya.

Karena itu, ia mengajak jamaah subuh untuk memperbanyak zikir dan menjaga kualitas ibadah sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagiaan dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.

Bukan lantas buru-buru menuding Allah tidak adil setiap ada masalah dan keinginan yang tak tersampaikan.


“Kenali Islam dulu, baru kemudian ihsan. Nilai-nilai kebijaksanaan itu datang setelah kita menjalani Islam dengan baik,” tuturnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved