Konflik Iran vs Israel

Korea Utara Kutuk Amerika Serikat Serang Iran, Sebut Pelanggaran Berat Piagam PBB

Pyongyang menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai aksi provokatif dan tidak dapat dibenarkan.

Editor: Faisal Zamzami
Foto oleh Kristina Kormilitsyna/Rossiya Segodnya/Kremlin
KORUT - Foto diambil dari publikasi Kantor Presiden Rusia pada Senin (23/6/2025), memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (tidak terlihat di foto) di Pyongyang pada 18 Juni 2024. Korea Utara mengutuk serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran 

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Korea Utara mengutuk keras serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran pada Minggu (22/6/2025) dini hari.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Senin (23/6/2025), Pyongyang menilai tindakan Washington sebagai pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip kedaulatan negara dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 “Republik Rakyat Demokratik Korea mengecam keras serangan terhadap Iran oleh AS yang sangat melanggar Piagam PBB terkait dengan kedaulatan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, seperti dikutip kantor berita negara, KCNA.

Pyongyang menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai aksi provokatif dan tidak dapat dibenarkan.

Korea Utara juga mengaitkan ketegangan di kawasan Timur Tengah dengan kebijakan agresif Israel, karena AS serang Iran.

 “Ketegangan regional yang sedang berlangsung adalah produk yang tak terelakkan yang dibawa oleh keberanian Israel yang ceroboh,” ujarnya, dikutip dari AFP.

 Juru bicara yang enggan disebut namanya itu menuding Israel terus melakukan ekspansi wilayah dan tindakan militer demi memenuhi kepentingan sepihak.

Baca juga: AS Bom Iran: Yom Kipur 2 atau Awal Perang Dunia 3? – Bagian I

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mencatat situasi di Timur Tengah semakin buruk setelah Israel memperluas serangannya di kawasan tersebut.

"Situasi terkini di Timur Tengah, yang mengancam fondasi perdamaian dan keamanan internasional, merupakan hasil tak terelakkan dari keberanian Israel, yang memperluas kepentingan sepihaknya melalui perang dan perampasan tanah yang berkelanjutan, serta 'tatanan liberal' Barat yang telah mendorong dan memaafkan tindakan ini," tulis kementerian tersebut.

Menurut Korea Utara, tindakan AS dan Israel, dengan dalih apa yang disebut "menjaga perdamaian" dan "menghilangkan ancaman" telah memperburuk ketegangan di Timur Tengah dan menyebabkan merusak keamanan global.

"Tindakan mereka sangat memprihatinkan, dan masyarakat internasional, yang menjunjung tinggi keadilan, harus dengan suara bulat mengutuk dan menolak kebijakan konfrontatif yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Israel," kata kementerian tersebut.

 

Baca juga: Heboh, Trump Tulis ‘MIGA’, Disebut Pelesetan dari MAGA untuk Tujuan Gulingkan Rezim di Iran

 

Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur program nuklir Iran.

Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa operasi militer ini tidak dimaksudkan untuk menggulingkan pemerintahan di Teheran.

 “Kerusakan besar terjadi di semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Kehancuran adalah istilah yang akurat!” tulis Trump dalam unggahan di media sosial.

Meski demikian, ia tidak menyertakan gambar satelit tersebut.

Kecaman dari Korea Utara datang di tengah kekhawatiran global akan potensi eskalasi konflik yang lebih luas.

 Sebagai informasi, Korea Utara diketahui memiliki puluhan hulu ledak nuklir serta berbagai sistem peluncuran.

Negara itu juga masih bersitegang dengan Korea Selatan dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, yang menempatkan sekitar 30.000 personel militer di Semenanjung Korea.

Kedua Korea secara teknis masih berada dalam status perang sejak Perang Korea 1950–1953 berakhir hanya dengan gencatan senjata tanpa perjanjian damai.

Baca juga: VIDEO Tiga Negara Nuklir Rusia, China dan Korut Bisa Balas Tindakan Gila AS Terhadap Iran

AS sebelumnya melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow pada hari Minggu.

Axios melaporkan bahwa AS mengerahkan tujuh pesawat pengebom siluman B-2 dan puluhan pesawat pengisi bahan bakar yang melakukan penerbangan non-stop dari Missouri ke Iran.

Laporan Axios menyebutkan AS menggunakan 14 bom penembus bunker GBU-57 MOP terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

Serangan tersebut menandai masuknya AS ke dalam perang untuk membantu sekutunya, Israel, yang tidak memiliki sarana untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran.

Beberapa hari sebelum serangan tersebut, Israel dikabarkan meyakinkan AS untuk memasuki perang karena AS satu-satunya yang memiliki bom penembus bunker GBU-57 MOP seberat 30.000 pon dan pesawat yang dapat meluncurkan bom tersebut untuk menembus fasilitas Fordow yang ada di dalam gunung.

Israel memulai serangan terhadap Iran pada 13 Juni 2025 dengan meluncurkan rudal ke Teheran.

 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk melenyapkan program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman bagi Israel.

Iran melakukan serangan balasan kurang dari 24 jam dengan menargetkan target di Tel Aviv, Haifa, hingga Yerusalem yang diduduki.

Baca juga: AS Bom Iran: Yom Kipur 2 atau Awal Perang Dunia 3? – Bagian I

Baca juga: Tampang Rifqi Fauzan, Cucu yang Bunuh Nenek di Bangkalan, Korban Dinjak-injak Pelaku, Ini Motifnya

Baca juga: Progres Capai 83,24 Persen, Segini Jumlah Kopdes Merah Putih Terbentuk di Bireuen

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved