Kupi Beungoh

Apakah Kita Masih Perlu Guru di Era AI?

Lalu, muncul pertanyaan yang menggelitik: Apakah kita masih perlu guru di era AI? Pertanyaan ini bukan sekadar provokasi, melainkan. . .

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Mailizar, S.Pd., M.Pd., Guru Besar Teknologi Pembelajaran Matematika, Universitas Syiah Kuala 

Selama ini, guru sering dipersepsikan sebagai sumber utama pengetahuan.

Namun, di era digital, pengetahuan bisa diakses di mana saja dan kapan saja.

Peran guru pun bergeser. Guru bukan lagi sekadar penyampai materi, melainkan fasilitator, mentor, dan pembimbing moral.

AI justru membuka peluang bagi guru untuk fokus pada aspek-aspek yang tidak bisa digantikan mesin: membangun karakter, menumbuhkan rasa ingin tahu, mengasah kemampuan berpikir kritis, dan membimbing siswa menjadi manusia seutuhnya.

Guru dapat memanfaatkan AI untuk mengelola administrasi, menyesuaikan materi, dan memantau perkembangan siswa, sehingga waktu dan energi mereka bisa lebih banyak dialokasikan untuk interaksi bermakna dengan siswa.

Meski demikian, perubahan ini menuntut guru untuk terus belajar dan beradaptasi.

Banyak guru yang belum siap secara digital, baik dari sisi keterampilan teknis maupun pemahaman etis.

Pelatihan guru harus dirancang ulang, tidak hanya berfokus pada penguasaan teknologi, tetapi juga pada pengembangan soft skills seperti empati, komunikasi, dan kepemimpinan.

Guru di era AI harus mampu menjadi “jembatan” antara teknologi dan kemanusiaan.

Mereka harus paham cara kerja AI, mampu memanfaatkan data untuk merancang pembelajaran yang personal, sekaligus menjaga nilai-nilai etika dan privasi siswa.

Guru juga harus menjadi teladan dalam menghadapi perubahan, menunjukkan bahwa belajar adalah proses seumur hidup.

Menuju Pendidikan yang Lebih Humanis

AI memang membawa efisiensi dan personalisasi dalam pembelajaran.

Namun, pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses membentuk manusia yang utuh—berpikir kritis, berempati, dan mampu hidup berdampingan dalam masyarakat yang beragam. Di sinilah peran guru menjadi semakin penting.

Gentile dkk. bahkan mengusulkan sebuah “manifesto” untuk peran baru guru di era AI: menggeser tujuan pengajaran dari sekadar pencapaian akademik menuju pengembangan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan;

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved