Breaking News

Berita Viral

Bangga! Tarian Ratoh Jaroe Asal Aceh Tampil Memukau di Akun Resmi Apple, Koreografinya Asal Aceh!

"Ratoh Jaroe, tarian dan irama khas Aceh, dipadukan dengan musik modern untuk menciptakan ekspresi khas Indonesia," demikian caption video tersebut,

|
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
Tangkapan Layar Akun Instagram @apple
Tarian Ratoeh Jaroe asal Aceh tampil memukau di akun resmi Apple direkam menggunakan iPhone oleh Agung Pambudi via Instagram Apple 

Bangga! Tarian Ratoh Jaroe Asal Aceh Tampil Memukau di Akun Resmi Apple, Koreografinya Asal Aceh!

SERAMBINEWS.COM –Kebudayaan Aceh kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah global.

Kali ini, tarian tradisional khas Tanah Rencong, Ratoeh Jaroe, tampil memukau secara eksklusif di akun resmi Apple (@apple) perusahaan teknologi ternama asal Cupertino, Amerika Serikat.

Dalam video yang diunggah Apple, Ratoh Jaroe yang merupakan tarian tradisional Aceh yang dikenal dengan gerakan tangan yang cepat, tegas, dan serempak, diiringi alunan musik rapai serta syair bernuansa Islami tampil sangat berkelas.

 Ratusan penari tampil serempak dengan gerakan yang selaras, mengenakan busana serba hitam yang elegan dan dipadukan dengan kain songket khas Aceh, menambah kesan megah dan otentik.

Tarian ini ditampilkan dengan formasi yang rapi dan terkoordinasi, memperlihatkan kekompakan para penari saat mengayunkan serta menghentakkan tangan secara sinkron.

Baca juga: Rapai Pase Raja Buwah: Warisan Budaya Aceh yang Tetap Bertahan di Tengah Zaman

Setiap gerakan dilakukan tanpa mengganggu posisi satu sama lain, menciptakan harmoni visual yang kuat.

"Ratoh Jaroe, tarian dan irama khas Aceh, dipadukan dengan musik modern untuk menciptakan ekspresi khas Indonesia,"
demikian caption video tersebut, dikutip Serambinews.com dari unggahan Instagram Apple.

Sejak ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2011, Ratoh Jaroe terus menarik perhatian publik, baik di dalam maupun luar negeri.

Salah satu momen paling bersejarah terjadi saat tarian ini tampil memukau dalam pembukaan Asian Games 2018, dibawakan secara spektakuler oleh 1.600 penari.

Kini, pesona Ratoh Jaroe kembali mencuri perhatian melalui sentuhan modern dari Agung Pambudi, kreator visual asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karya estetik dan autentiknya.

 Agung Pambudi juga diketahui merupakan salah satu pendiri Parallel Studio.

Video berdurasi satu setengah menit tersebut sepenuhnya direkam menggunakan perangkat iPhone 16 Pro Max.

Menampilkan kemampuan kamera ponsel terbaru Apple dalam menangkap detail budaya dengan kualitas sinematik.

Unggahan Apple tersebut langsung dibanjiri pujian, baik dari masyarakat Indonesia maupun internasional.

Banyak yang mengaku kagum akan budaya Aceh yang begitu memesona.

Baca juga: Perlindungan Warisan Budaya Aceh Masih Lemah, Akademisi: Butuh Perhatian Serius dari Pemerintah

Produksi video ini digarap oleh Agung Pambudi bersama tim kolaboratornya, yang terdiri dari koreografer, fotografer, serta sejumlah seniman lainnya yang terlibat dalam menciptakan karya visual yang memukau tersebut.

Musik digarap oleh @kasimyn, salah satu produser musik elektronik Tanah Air yang kerap menggabungkan unsur tradisional dalam karyanya. 

Koreografi dipercayakan kepada Bang Dek Gam (@king_of_ratoh_jaroe), sosok yang dikenal luas sebagai pelestari sekaligus inovator Ratoh Jaroe di panggung internasional.

Aspek visual juga tak kalah penting, Fotografi dan kemungkinan besar videografi dalam proyek ini ditangani oleh Mas Gatut (@toet_barra).

Dengan pendekatan visual khas #ShotOniPhone, video ini bukan hanya menunjukkan keindahan tarian, tapi juga kemampuan sinematik dari kamera perangkat Apple.

Baca juga: Hadirkan Barlian AW, MAA Lhokseumawe Gelar Acara Pembinaan Adat Tarian Tradisonal Aceh

Dalam caption unggahan video tersebut, Apple menuliskan:

"Semakin saya bekerja dengan Bang Dek Gam, Kasimyn, dan Mas Gatut, tradisi semakin terasa hidup berubah, dan membawa kita ke suatu tempat yang baru.”


Pernyataan ini menggambarkan semangat kolaborasi yang tak hanya menampilkan seni sebagai produk budaya statis, melainkan sebagai karya yang terus berevolusi dan relevan di era modern.

Tampilan Ratoh Jaroe di kanal resmi Apple tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Aceh dan Indonesia.

Ini bukan hanya soal promosi budaya lokal ke dunia internasional, tetapi juga contoh nyata bagaimana seni tradisi dapat tampil megah dan berdaya saing global melalui kolaborasi kreatif dan pemanfaatan teknologi.

Baca juga: ARSIP Berita Serambi - Ketika Soetardji Serahkan Peta Perbatasan Aceh-Sumut, Ke Mana 4 Pulau Itu?

Koreografi Asal Aceh: Dekgam, “The King of Ratoh Jaroe”

Karya koreografi dalam video yang diunggah Apple ini merupakan hasil tangan Bang Dekgam, seniman tari asal Banda Aceh yang telah lama dikenal sebagai maestro Ratoh Jaroe.

 Lahir pada 5 Februari 1977, Dekgam telah mendedikasikan hidupnya untuk memperkenalkan tarian tradisional Aceh ke panggung nasional maupun internasional.

Ia aktif mengajar di sekolah menengah, termasuk institusi bertaraf internasional, dan dikenal memiliki pendekatan koreografi yang disiplin dan penuh presisi.

 Dikutip dari Serambinews.com, Tarif mengajarnya mencapai lebih dari Rp 500.000 per jam di tahun 2017, dan meningkat signifikan ketika ia diminta tampil atau melatih di luar negeri seperti yang pernah ia lakukan di Damaskus, Suriah, dengan bayaran dalam bentuk dolar.

Dalam proyek bersama Apple ini, Dekgam berhasil mengemas Ratoh Jaroe dalam format yang lebih modern tanpa menghilangkan akar tradisinya.

 Memperlihatkan bagaimana seni lokal bisa bersanding dengan teknologi global secara harmonis dan menabjubkan.

Baca juga: Dua Wajah Aceh: Budaya Pesisir dan Pedalaman

Dek gam adalah figur sentral dalam penyebaran dan perkembangan tari tradisional Aceh ini, terutama di wilayah ibu kota dan sekitarnya.

Meskipun Ratoh Jaroe merupakan tarian tradisional Aceh, penyebarannya justru berkembang pesat di Jakarta, bahkan menembus panggung internasional.

Hal inilah yang membuat Dekgam mendapat julukan “The King of Ratoh Jaroe”  sebutan yang layak disematkan atas kontribusinya yang begitu besar dalam memperkenalkan tarian ini ke dunia luar.

Perjalanan Dekgam bukanlah kisah instan.

Ia memulai kariernya dari bawah, bahkan sempat menerima bayaran hanya Rp 50.000 per pertunjukan saat masih di Aceh.

Namun, kepindahannya ke Jakarta menjadi titik balik yang mengubah segalanya.

Baca juga: Tari Saman, Kolosal, Virza hingga Tiara Andini Akan Meriahkan Pembukaan PON di Harapan Bangsa 

Terlebih saat diminta tampil atau melatih di luar negeri  seperti saat ia dipercaya melatih penari di Damaskus, Suriah, dengan bayaran dalam mata uang dolar.

Sebagai pelatih, Dekgam telah membina banyak sekolah menengah bergengsi, banyak di antaranya bertaraf internasional.

Bahkan, lebih dari 100 sekolah di Jakarta kini menjadikan Ratoh Jaroe sebagai kegiatan ekstrakurikuler resmi, sebuah pencapaian luar biasa bagi seni daerah.

Tak hanya melatih, Dekgam juga mendirikan Rumoh Budaya, sebuah komunitas yang menjadi wadah pelestarian dan pengembangan tarian Aceh secara sistematis.

Bersama komunitas ini, ia terus menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda.

Kini, hasil perjuangannya bukan hanya terlihat dari nama besar dan reputasinya, tetapi juga dari kehidupan pribadi yang mapan.

Dekgam adalah bukti nyata bahwa seni tradisional bisa bersaing dan bersinar di panggung global, selama dibawa dengan dedikasi, semangat, dan cinta terhadap akar budaya sendiri.

Baca juga: 4 Pulau Sudah Kembali ke Aceh, Anggota DPRA Hadi Surya Minta Stop Polemik dan Evaluasi Arsip Daerah

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved