Jurnalisme Warga

Ancaman Sampah terhadap Kehidupan

SAMPAH telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia modern. Di tengah pertumbuhan populasi manusia dan meningkatnya gaya hidup konsum

Editor: mufti
IST
SITI RAFIDHAH HANUM, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, serta novelis, melaporkan dari Aceh Besar 

Pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah sampah. Penyediaan infrastruktur pengelolaan sampah seperti tempat pembuangan akhir yang ramah lingkungan, kendaraan pengangkut sampah yang memadai, serta fasilitas pengolahan dan daur ulang sangat dibutuhkan.

Selain itu, pemerintah harus memperkuat kebijakan dan regulasi terkait sampah, termasuk memberikan sanksi tegas bagi individu atau perusahaan yang membuang sampah sembarangan. Kampanye pendidikan dan kesadaran lingkungan di sekolah, kantor, media massa, hingga media sosial juga perlu digencarkan agar masyarakat makin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Namun, semua upaya ini akan sia-sia jika tidak dimulai dari kesadaran individu. Setiap orang memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Mulailah dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, membawa tas belanja sendiri, memilah sampah dari rumah, dan tidak membuang sampah di sungai atau selokan. Dengan langkah kecil tersebut, kita sudah ikut ambil bagian dalam upaya besar menyelamatkan lingkungan.

Masalah sampah bukanlah masalah satu orang atau satu institusi semata. Ini adalah masalah bersama yang menuntut kerja sama dan kepedulian semua pihak. Jika kita terus abai, maka dampaknya akan semakin parah dan mengancam generasi mendatang. Namun, jika kita mau bergerak, mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat, maka masa depan yang bersih, hijau, dan sehat bukanlah mimpi kosong. Mari jadikan pengelolaan sampah sebagai budaya hidup kita demi kualitas Bumi yang lebih baik.

 Pemerintah juga memiliki peran krusial dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kebijakan yang tegas dan berpihak pada lingkungan, seperti larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, pemberian insentif bagi industri daur ulang, serta penerapan sistem denda bagi pelanggar aturan kebersihan, dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat secara luas.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil diperlukan untuk menciptakan solusi inovatif dan berbasis komunitas. Contohnya adalah program bank sampah, di mana warga dapat menukar sampah anorganik dengan uang atau barang kebutuhan pokok. Inisiatif seperti ini terbukti mampu mengurangi volume sampah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tak hanya berdampak pada lingkungan, pengelolaan sampah yang baik juga mencerminkan tingkat peradaban suatu bangsa. Negara-negara maju yang bersih dan tertib umumnya memiliki sistem pengelolaan sampah yang ketat dan disiplin warga yang tinggi dalam hal kebersihan. Jika Indonesia ingin menuju ke arah yang sama, maka kita harus mulai dari hal yang paling dasar: membuang sampah pada tempatnya, memilah jenis sampah, dan mengurangi konsumsi barang sekali pakai, termasuk di lingkungan kampus dan sekolah.

Kedisiplinan dalam hal kecil akan membentuk karakter masyarakat yang peduli, bertanggung jawab, dan mencintai lingkungannya. Karena pada akhirnya, kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, melainkan tanggung jawab setiap individu sebagai penghuni Bumi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved