Siti Wulan Ponakan Gubernur Jualan Gorengan karena Gaji Honorer Tak Cukup, Raup Rp 2 Juta Sehari

Di balik profesinya sebagai tenaga honorer di Pemda Purwakarta, Siti Wulan menyimpan cerita perjuangan hidup yang inspiratif.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar video dokumentasi Siti Wulan
JUALAN GORENGAN - Tempat berjualan gorengan keponakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat. 

SERAMBINEWS.COM - Kisah Siti Wulan Rosdiani Nurfalah (35), keponakan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang belasan tahun jadi honorer.

Di balik profesinya sebagai tenaga honorer di Pemda Purwakarta, Siti Wulan menyimpan cerita perjuangan hidup yang inspiratif.

Sudah 15 tahun Wulan mengabdi sebagai pegawai honorer. Perjalanan kariernya dimulai pada 2011 sebagai perawat di RSUD Bayuasih, kemudian dipindah ke puskesmas sejak 2017.

Meski pengabdian panjang telah ia jalani, penghasilannya tak pernah menyentuh angka layak.

Karena gaji tak cukup menutup kebutuhan sehari-hari, Wulan memutuskan berjualan gorengan khas Sunda, seperti bala-bala, sebagai usaha sampingan.

Tak disangka, bisnis kecil-kecilan ini justru berkembang pesat.

Dari jualan tersebut, Wulan bisa meraup omzet hingga Rp2 juta dalam sehari.

Bahkan menurut Dedi Mulyadi, pendapatan keponakannya bisa mencapai Rp12 juta per bulan, jauh melampaui gajinya sebagai honorer.

Baca juga: Bukan Gorengan, Alasan Dimas Seto Pilih Kurma untuk Buka Puasa: Sadar Umur

Simak kisah lengkapnya

Siti Wulan Rosdiani Nurfalah (35), keponakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berbagi cerita mengenai usahanya mencari tambahan penghasilan dengan berjualan gorengan.

Wulan, yang juga merupakan tenaga honorer di Pemerintah Kabupaten Purwakarta, mengaku berhasil meraih pendapatan lebih dari Rp 2 juta per hari dari usaha kulinernya. 

Namun dalam sepekan, ia hanya berjualan sehari yakni di hari Minggu.

Wulan menjajakan aneka gorengan, minuman, dan nasi timbel di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.

Untuk hari-hari lainnya, Wulan hanya menerima pesanan dari teman-temannya, terutama di kantornya. 

Ia telah menjadi tenaga honorer sejak 2011, awalnya bekerja sebagai perawat di RSUD Bayuasih hingga 2016, dan kemudian ditugaskan di puskesmas sejak 2017.

 Gaji honorer pertamanya adalah Rp 1.200.000, dan mulai 2024, gajinya meningkat menjadi Rp 2.000.000 per bulan.

Untuk menambah penghasilan, Wulan memanfaatkan hobinya memasak dengan menjual makanan dan minuman yang sedang tren di kalangan rekan-rekannya.

"Saya bawa jualan itu ke tempat kerja dan alhamdulillah teman-teman pada suka," ujar Wulan saat diwawancarai Kompas.com via telepon, Selasa (8/7/2025).

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Gaji Satpam Honorer per Daerah Terbaru, Tertinggi ke-2 Dijuluki Kota Rusa

Saung Solokan

Menyadari potensi pengunjung di Lembur Pakuan yang semakin meningkat, Wulan memutuskan untuk berjualan di lokasi tersebut setiap hari Minggu.

Orang tuanya memiliki saung di sekitar sawah yang kini sedang populer, yang ia namai Saung Solokan.

Wulan berjualan mulai pukul 06.00 WIB hingga dagangannya habis, biasanya hingga pukul 12.00 WIB, dengan mayoritas pembeli adalah wisatawan atau pengunjung dari luar daerah.

"Untuk omzet jualan seminggu Rp 2 juta lebih, karena saya tidak hanya jualan bala-bala, tapi juga ada minuman seperti kopi gula aren dan lain-lain. Ada paket nasi timbel ayam goreng juga," jelas Wulan.

Meskipun sibuk berjualan, Wulan tetap bertahan bekerja di puskesmas karena merasa telah menjiwai bidang kerjanya sebagai perawat.

Ia juga merasa ini adalah bentuk pengabdiannya kepada masyarakat Purwakarta.

Wulan mengungkapkan telah mendaftar sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan terdaftar dalam sistem Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Namun, ia mengaku belum mendapatkan kepastian mengenai pengangkatannya.

Ia juga menilai gaji pegawai honorer saat ini masih belum mencukupi.

"Dari hal itu, saya berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan agar tenaga honorer yang sudah lama bekerja diprioritaskan untuk diangkat secara otomatis dan tanpa tes," tutup Wulan.

Ia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan bagi tenaga perawat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

Baca juga: VIDEO - Iran Beli Rudal Canggih China Via Barter Minyak Mentah, Siap Lindungi Langit Teheran

Baca juga: Donald Trump Berlakukan Tarif Resiprokal 32 Persen, Kadin Sebut Pekerja Sektor Ekspor Terancam PHK

Baca juga: Tim Kemenko Polhukam Kunjungi Aceh, Siap Gelar Diskusi Terbuka Soal UUPA dan Dana Otsus 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved