Pojok Humam Hamid
Zohran Mamdani: Sisi Kelam Demokrasi Amerika
Zohran Mamdani adalah seorang wakil takyat negara bagian New York yang mewakili distrik Astoria di Queens—sebuah wilayah padat dan kosmopolit
Ini soal identitas.
Ia diserang bukan karena apa yang ia katakan, tapi karena siapa dia, seorang Muslim, kulit berwarna, imigran, dan progresif.
Tucker Carlson, mantan penyiar Fox News yang dikenal karena retorika anti-imigran dan nasionalisme kulit putih, bahkan menyebut Mamdani sebagai “satu-satunya politisi yang jujur” karena menolak meninggalkan negaranya untuk urusan luar negeri.
Tapi pujian itu bertafsir seperti pedang bermata dua.
Carlson memuji dengan nada sinis.
Pujian itu menyiratkan bahwa Zohran adalah pengecualian yang tidak berbahaya, setidaknya untuk saat ini.
Seolah-olah Carlson berkata, “Lihat, bahkan dari kelompok itu, ada satu yang masih bisa kita toleransi--asal tidak terlalu lantang.”
Sementara itu, Rudy Giuliani, mantan wali kota New York yang dulu dielu-elukan karena “menjinakkan” New York pasca-9/11, kini menjadi pemandu paranoia yang melihat hantu di balik nama Timur Tengah.
Dalam setiap komentar tentang Zohran, Giuliani selalu menyinggung asal-usulnya--sebuah pengingat halus namun keji bahwa Amerika, bagi banyak orang, masih dibagi menjadi “kita”-- warga putih dań sedikit hitam, dan “mereka”-- migran dari berbagai kawasan di dunia, utamanya yang kulit berwarna.
Marjorie Taylor Greene, anggota Kongres partai Republikdari Georgia, ikut menyerang.
Bukan pada substansi, tapi pada latar belakang etnis dan agama Mamdani.
Brandon Gill dan Charlie Kirk--dua wajah muda sayap kanan ekstrim Amerika--bahkan menertawakan caranya makan dengan tangan.
Di titik ini, jelas. Apa yang mereka serang bukan ide, tapi warisan.
Bukan kebijakan, tapi identitas.
Di tangan mereka, simbol-simbol budaya dijadikan peluru untuk membungkam orang seperti Zohran.
Zohran Mamdani
Wali Kota New York
Amerika Serikat
humam hamid aceh
sisi kelam demokrasi amerika
Serambinews
20 Tahun Aceh Damai: Gen Z, Egepe, Pesimisme Konstruktif, dan Imajinasi Tragis |
![]() |
---|
Netanyahu dan Gaza City: Ketika Jalan Pulang dan Jalan Keluar Terkunci |
![]() |
---|
MSAKA21: Jejak Panjang yang Sunyi, Aceh Sebelum Hindu–Buddha- Bagian VI |
![]() |
---|
Kasus Pati, Sri Mulyani, dan “Kabeh Ka Pike”? |
![]() |
---|
Indonesia 80 Tahun: Di Ambang Kejayaan atau Terperosok ke Stagnasi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.