Pojok Humam Hamid
Zohran Mamdani: Sisi Kelam Demokrasi Amerika
Zohran Mamdani adalah seorang wakil takyat negara bagian New York yang mewakili distrik Astoria di Queens—sebuah wilayah padat dan kosmopolit
Tapi satu isu yang membuatnya menjadi sorotan nasional dan sasaran serangan adalah, sikapnya terhadap Palestina.
Zohran bukan hanya bersuara menentang penjajahan Israel atas tanah Palestina, ia juga terang-terangan menolak pengiriman dana militer Amerika ke negara tersebut.
Ia menyebut apa yang terjadi di Gaza sebagai “apartheid dan genosida”.
Di negeri yang lobi proIsraelnya adalah salah satu yang paling kuat dan tak tersentuh di dunia, ini bukan hanya dianggap kontroversial.
Bahkan, sikap seperti itu dianggap pengkhianatan.
Baca juga: Sosok Zohran Mamdani, Muslim Pertama jadi Calon Wali Kota New York, Pro Palestina dan Dibenci Trump
Ini Soal Identitas
Zohran tidak menyerang siapa pun secara pribadi.
Ia tidak menyebar kebencian, tidak mengusung kebijakan sektarian.
Ia hanya menanyakan satu hal.
Mengapa uang pajak rakyat Amerika digunakan untuk mendukung pemboman rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsi di Gaza?
Mengapa nyawa anak-anak Palestina tidak memiliki nilai di mata kebijakan luar negeri Amerika?
Namun dalam sistem politik Amerika, bukan jawaban yang datang padanya, melainkan tuduhan.
Di media sosial, ia disebut ekstremis.
Di ruang-ruang debat, ia dituduh menyimpan agenda tersembunyi.
Di antara rekan-rekannya sendiri di Partai Demokrat, banyak yang memilih menjaga jarak, takut terseret dalam gelombang stigma yang dilayangkan padanya.
Serangan itu bukan lagi soal kebijakan.
Zohran Mamdani
Wali Kota New York
Amerika Serikat
humam hamid aceh
sisi kelam demokrasi amerika
Serambinews
20 Tahun Aceh Damai: Gen Z, Egepe, Pesimisme Konstruktif, dan Imajinasi Tragis |
![]() |
---|
Netanyahu dan Gaza City: Ketika Jalan Pulang dan Jalan Keluar Terkunci |
![]() |
---|
MSAKA21: Jejak Panjang yang Sunyi, Aceh Sebelum Hindu–Buddha- Bagian VI |
![]() |
---|
Kasus Pati, Sri Mulyani, dan “Kabeh Ka Pike”? |
![]() |
---|
Indonesia 80 Tahun: Di Ambang Kejayaan atau Terperosok ke Stagnasi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.