Berita Aceh Singkil

Modal Membengkak, Pedagang Beras Kurangi Stok, Pemkab Klaim tidak Langka

“Tapi karena harga naik, makanya pedagang di Aceh Singkil tidak beli banyak lantaran butuh modal besar," ujar pedagang.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/ DEDE ROSADI
TUMPUKAN BERAS - Tumpukan beras lokasi pembukaan TMMD di Desa Siompin, Kecamatan Suro Makmur, Aceh Singkil, Rabu (23/7/2025). Dinas Pangan Kabupaten Aceh Singkil menggelar Operasi Gerakan Pangan Murah (GPM) di daerah tersebut. 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Harga beras yang melambung memaksa pedagang eceran di Kabupaten Aceh Singkil memilih mengurangi stok jualannya. 

Kondisi itu terjadi karena kenaikan harga membuat modal jualan beras membengkak. 

Sementara keuntungan dari jualan beras hanya sekitar Rp 2 ribu per kemasan. 

Keuntungan jual beras tersebut sangat kecil dibanding modal jualan beras

Sebelum kenaikan harga, pedagang mengeluarkan modal sekitar Rp 213 ribu, untuk beras kualitas bisa kemasan 15 kilogram. 

Setelah naik, modalnya jadi Rp 233 ribu. 

Baca juga: Harga Beras Naik, Ini Langkah Pemkab Aceh Singkil Redam Gejolak Pasar

Sementara keuntungan yang diambil tetap sama saat belum naik yaitu pada kisaran Rp 2 ribu per kemasannya.

Masalah lain yang dihadapi pedagang adalah perputaran omset jualan beras lambat. 

Kalah jauh dengan perputaran jualan rokok. 

"Jauh dibandingkan rokok, beras sekali beli bisa tahan seminggu," kata Arman, pedagang sembako, Kamis (24/7/2025).

"Sementara rokok, apalagi bagi perokok berat sehari bisa dua bungkus," urai Arman memberikan ilustrasi.

Baca juga: Ketua DPD Laskar Prabowo 08 Aceh Soroti Lonjakan Harga Beras: Rakyat Menjerit, Harus Ditindak!

Mengenai stok beras di tingkat distributor, diakui para pedagang sebesarnya tidak langka. 

"Saya sudah hubungi distributor di Banda Aceh, mereka jawab beras banyak,” ungkap Arman. 

“Tapi karena harga naik, makanya pedagang di Aceh Singkil tidak beli banyak lantaran butuh modal besar," ujar pedagang sembako di kawasan Singkil  ini.

Pernyataan pedagang bersesuaian dengan klaim Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil.

Stok beras menurut hasil pemantauan Pemkab Aceh Singkil, aman dan cukup.

Hanya saja, pemkab negakui, kalau harganya mengalami kenaikan.

Baca juga: Melambung Tinggi, Harga Beras di Banda Aceh Bikin Emak-emak Pusing Atur Uang Belanja

"Terkait kelangkaan beras itu, belum terjadi di Aceh Singkil karena di distributor kita ketersediaan beras masih tersedia,” kata Kepala Dinas Pangan Aceh Singkil, Abdul Haris. 

“Stok beras masih tersedia, tapi terkait harga memang sekarang lagi naik pelan pelan," beber Aris--sapaan akrab Kadispan Aceh Singkil itu. 

Hal senada juga disampaikan Kelapa Dinas Perdagangan Aceh Singkil, Malim Dewa. 

Menurut Malim Dewa, kenaikan harga beras terjadi di seluruh Indonesia. 

Operasi Pasar

Sebagai langkah antisipatif di daerahnya, beber dia, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Propinsi Aceh dan Kanwil Perum Bulog Aceh akan melaksanakan operasi pasar murah khusus beras.

"Operasi pasar murah khusus beras di Kabupaten Aceh Singkil akan digelar pada dua titik," kata Malim Dewa. 

Baca juga: Harga Beras di Abdya Melonjak Tajam, Per Sak 15 Kg Kini Capai Rp 255 Ribu, Ini Rinciannya

Rinciannya, di Kecamatan Gunung Meriah, pasar murah khusus beras dilaksanakan di Pasar Sianjo-anjo Meriah pada 29 Juli 2025.

Lokasi kedua di Pasar Lama Desa Pasar, Kecamatan Singkil pada 30 Juli 2025.

Menurut Malim Dewa, dalam operasi itu beras yang dijual adalah beras premium dengan besaran subsidi Rp 6.000 per kilogram.

"Awal Juni sampai awal Juli, operasi pangan murah di 11 kecamatan sudah dilakukan oleh Dinas Pangan,” sebutnya. 

“Untuk akhir bulan Juli, kami kerja sama dengan Disperindag Aceh serta Bulog mengadakan pasar murah khusus beras," jelas Malim Dewa. 

Sebagaimana diketahui harga beras di Kabupaten Aceh Singkil, terus melambung. 

Beras kualitas bagus kemasan 10 kilogram (kg), harganya di kisaran Rp 190.000 atau Rp 19.000 per kg. 

Sebelumnya, beras tersebut dijual pedagang Rp 175.000 atau Rp 17.500 per kg.

Sedangkan beras kualitas sedang, kemasan 15 kg dibandrol Rp 240.000 atau 16.000 per kg. 

Tadinya beras kualitas sedang dijual sebesar Rp 217.000 atau 14.466 per kg. 

Berikutnya, beras kualitas biasa, kemasan 15 kg Rp 235.000 atau Rp 15.666 per kg. 

Sebelumnya, beras kualitas biasa, kemasan 15 kg dijual seharga Rp  215.000 atau Rp 14.333 per kg. 

Sementara itu, akibat beras mahal, kaum ibu terpaksa memilih beli beras per bambu atau kira-kira berat 1,5 kg. 

Harganya memang lebih mahal dibanding beli per kemasan. 

Untuk kualitas sedang, dijual Rp 28.000 per bambu atau Rp 18.666 per kg. 

Sementara kualitas biasa, seharga Rp 27.000 per bambu atau Rp 18.000.

Kaum ibu pilih beli per bambu lantaran uangnya tidak cukup untuk membeli per kemasan.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved