Breaking News

Pojok Humam Hamid

MSAKA21: Aceh Sebelum Aceh, Keniscayaan Provokasi – Bagian II

Seolah sejarah Aceh bermula saat cahaya dari Arab menyentuh pesisir utara Sumatra dan mengukir nama-nama Arab di atas batu nisan.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Oleh: Ahmad Humam Hamid*) 

SEJARAH, kata Nietzsche, bukan sekadar himpunan peristiwa, melainkan medan pertempuran tafsir. 

Maka menulis tentang Aceh sebelum Aceh--yakni sebelum Islam, sebelum Samudera Pasai, sebelum Sultan Alaiddin Riayat Syah-- adalah upaya menyulut provokasi.

Aceh sebelum Aceh tidak hanya menantang nalar historis yang nyaris beku, tetapi juga bisa dianggap merongrong sebuah fondasi dari apa yang selama ini diterima sebagai “jati diri”. 

Aceh, dalam narasi resmi dan setengah resmi, lahir bersama Islam. 

Seolah sejarahnya bermula saat cahaya dari Arab menyentuh pesisir utara Sumatra dan mengukir nama-nama Arab di atas batu nisan.

Sejak itu, waktu seperti membeku dalam litani nama-nama sultan, perang melawan kafir, dan heroisme religius yang dipahat dalam hikayat. 

Namun siapa yang ingat bahwa sebelum semua itu, ada kehidupan? 

Ada masyarakat yang tidak menyebut dirinya “Aceh”, tidak mengenal “sultan”, dan belum berdoa menghadap Ka’bah?

Siapa yang mau mengakui bahwa Aceh pernah bukan Aceh?

Arkeologi diam-diam berbicara.

Baca juga: Menelisik Sejarah Syiah di Aceh, Pernah Berkembang Selama 450 Tahun, Redup Masa Sultan Alaidin

Hidup di hutan dan memuja roh

Di Loyang Mendale dan Ujung Karang, ditemukan tulang-belulang yang berasal lebih dari 7.500 tahun silam--manusia Gayo, manusia awal yang mungkin tak pernah membayangkan apa itu kesultanan. 

Mereka hidup dari hutan, memuja roh, dan mungkin tidak menulis apa-apa. 

Tetapi dari tulang dan pecahan gerabah, kita tahu bahwa Aceh memiliki prasejarah.

Prasejarah adalah kekosongan narasi yang menakutkan bagi kalangan tertentu. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved