Berita Aceh Jaya

DPRK Sebut Pembangunan Jalan Lhok Timon Proyek Siluman, Jadi Temuan BPK RI

Pembangunan jalan di kawasan Lhok Timon itu disebut siluman lantaran tidak melewati proses pembahasan dengan DPRK Aceh Jaya.

Penulis: Riski Bintang | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
SOROT PROYEK SILUMAN - Anggota DPRK Aceh Jaya, Fauzi Yahya saat membacakan padangan fraksi dalam Rapat Paripurna DPRK setempat. Fauzi menyoroti pembangunan jalan di Lhok Timon yang disebutnya sebagai proyek siluman karena tidak melewati pembahasan di DPRK. 

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Jaya mendapati adanya pembangunan jalan sepanjang 3 kilometer pada APBK 2024, yang diduga proyek siluman.

Pembangunan jalan di kawasan Lhok Timon itu disebut siluman lantaran tidak melewati proses pembahasan dengan DPRK Aceh Jaya.

Anggota DPRK Aceh Jaya, Fauzi Yahya didampingi Usman Id dan M Jamin, kepada awak media menyebutkan, jika pada pembahasan APBK tahun 2024, pihak DPRK tidak mendapati adanya kegiatan pembangunan jalan tersebut.

"Pada pembahasan tidak ada kegiatan itu, diduga disusupi saat jeda pembahasan sebelum diserahkan ke provinsi untuk evaluasi," sebut Fauzi.

Fauzi menambahkan, lantaran waktu pengesahan dan berkas yang diterima sangat singkat, hanya satu hari kerja, maka pihak DPRK baru mengetahui program tersebut pada saat setelah disahkannya APBK 2024.

Baca juga: Kasus Korupsi Pembangunan Jalan Rp 5,96 miliar, JPU Dakwa Kadis PUPR Pidie

Untuk pekerjaan itu sendiri, bebernya, pembangunan jalan itu memiliki sejumlah kejanggalan.

Selain memang dari proses pengusulan pembangunan yang tidak sah, ditambah alokasi anggaran yang salah.

"Jalan itu dibangun dengan kegiatan pengembangan jalan wisata,” terang Fauzi.

“Hanya saja itu bukan lokasi wisata, tapi lebih ke perkebunan masyarakat,” beber dia.

“Jadi secara RTRW sudah salah, anggaran wisata untuk perkebunan," sebutnya.

Baca juga: Mualem Ingin Lanjutkan  Proyek Pembangunan Jalan Subulussalam-Muara Situlen Aceh Tenggara

"Dengan beberapa fakta ini, kita juga bingung dan kita menduga ada permainan sehingga ada program tersebut tanpa melewati proses penganggaran," tambahnya.

Proyek yang memiliki pagu hingga Rp 3 miliar lebih itu sendiri sangat dicurigai.

Di mana dengan anggaran mencapai Rp 3 miliar, jalan dengan panjang 3 km itu hanya dilakukan peningkatan menggunakan tanah sayeung.

"Ini anggaran besar, kalau untuk aspal mungkin kurang, tapi kalau materialnya itu, anggaran tersebut sangat besar," cetusnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved