Konflik Palestina vs Israel

Sandera Israel Kurus Kering, Gali Kuburan Sendiri, Netanyahu Murka

"Mereka tidak akan menerima hak istimewa khusus apa pun di tengah kejahatan kelaparan dan pengepungan," tambahnya.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar X
SANDERA - Tangkapan layar dari video yang dirilis pada 1 Agustus 2025 oleh sayap bersenjata kelompok militan Palestina Hamas ini menunjukkan Evyatar David, seorang warga Israel, tampak lemah dan kekurangan gizi. David, yang berusia 24 tahun saat ditawan, diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Hamas menegaskan bahwa sandera Israel tidak menerima hak istimewa dalam makanan yang mereka terima. Apa yang dimakan sama seperti warga Gaza umumnya 

Mereka mempertaruhkan nyawa hanya demi mendapatkan sepotong roti atau satu kaleng makanan.

“Bukan hanya kelaparan yang membunuh mereka, tapi juga pencarian makanan yang putus asa,” tulis laporan kemanusiaan tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun angkat bicara. 

Mereka mendesak dilakukannya upaya besar dan berkelanjutan untuk "membanjiri Jalur Gaza dengan makanan bergizi, pasokan terapeutik, obat-obatan, dan perlengkapan penting."

“Arus bantuan ini harus tetap konsisten dan lancar untuk mendukung pemulihan dan mencegah kerusakan lebih lanjut,” tegas WHO.

Lebih jauh, WHO juga menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera dan rekan mereka yang ditahan, serta perlindungan penuh terhadap warga sipil dan tenaga kesehatan yang bekerja di garis depan.

 

Netanyahu Murka Saksikan Video Sandera Evyatar David

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tutup mata dengan tekanan dunia internasional termasuk dari beberapa negara sekutu Israel untuk menghentikan Genosidadi  Gaza. 

Netanyahu baru-baru ini berpidato, untuk mendorong solusi militer untuk bisa membebaskan sandera di jalur Gaza.

Selama akhir pekan, protes besar meletus di Tel Aviv akibat krisis penyanderaan. Para keluarga sandera Israel menentang pendekatan Netanyahu yang tidak bisa berdiplomasi dan mengutamakan kekerasan militer.

Karena tidak dapat menemukan jawaban diplomatis atas krisis penyanderaan , Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendorong solusi militer untuk membebaskan para sandera yang tersisa yang ditawan oleh pejuang Hamas, seorang pejabat Israel mengatakan kepada ABC News pada hari Minggu.

Netanyahu telah mengusulkan perluasan operasi militer Israel di Gaza dan menggunakan kekuatan militer untuk membebaskan sandera terakhir yang telah ditawan sejak diculik dalam serangan mendadak 7 Oktober 2023 di Israel oleh pejuang Hamas.

Diperkirakan masih ada sekitar 20 sandera yang masih hidup yang ditahan oleh Hamas.

Pejabat Israel mengatakan kepada ABC News bahwa pejabat Israel dan AS terus-menerus berdialog.

Pejabat itu mengatakan ada pemahaman yang berkembang di pihak Israel bahwa Hamas tidak tertarik pada kesepakatan mengenai sandera.

"Oleh karena itu, Perdana Menteri Netanyahu mendorong perluasan operasi militer untuk membebaskan para sandera melalui solusi militer," kata pejabat Israel tersebut.

Pada hari Sabtu, ribuan pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan Tel Aviv, menuntut pemerintah mereka mengakhiri perang Gaza dan membawa pulang sandera terakhir.

"Mereka benar-benar berada di ambang kematian," ujar Ilay David, yang saudara laki-lakinya, Evyatar David, diyakini termasuk di antara sisa sandera Israel yang ditawan Hamas, kepada para pengunjuk rasa yang berkumpul di Tel Aviv. 

"Dalam kondisi yang tak terbayangkan saat ini, mereka mungkin hanya punya beberapa hari lagi untuk hidup."

Baca juga: Kodim & Pemkab Abdya Kembali Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis, Kini untuk Siswa di Kuala Batee

Baca juga: Tidak Boleh Ada Lagi Guru Agama Gaji di Bawah Rp 2 Juta

Baca juga: Viral, Gegara Ikuti Google Maps Pemotor Masuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved