Berita Luar Negeri
Otoritas Kamboja Tangkap 3.215 Orang Terkait Penipuan Online, Dalangnya Masih Belum Terungkap
Tindakan operasi terhadap sindikat penipuan online ini atas perintah dan arahan dari Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Nur Nihayati
Otoritas Kamboja Tangkap 3.215 Orang Terkait Penipuan Online, Dalangnya Masih Belum Terungkap
SERAMBINEWS.COM – Setelah berminggu-minggu melakukan tindakan keras terus-menerus terhadap sindikat penipuan online, otoritas Kamboja telah menangkap 3.215 orang.
Kamboja juga telah menyita banyak barang bukti. Namun, dalang diabalik sindikat ini masih belum terungkap.
Tindakan operasi terhadap sindikat penipuan online ini atas perintah dan arahan dari Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Akan tetapi, identitas mereka yang mengoperasikan penipuan online ini masih belum jelas.
Baca juga: Warga Aceh Jadi Korban TPPO di Kamboja, Disiksa dan Diperjualbelikan, Haji Uma Fasilitasi Pemulangan
Kantor berita Kamboja, Khmer Times, melaporkan bahwa otoritas mereka telah meningkatkan tindakan keras terhadap kejahatan dunia maya.
Mereka memfokuskan pada provinsi Preah Sihanouk, yang dikenal dengan banyak kegiatan penipuan, untuk mengungkap jaringan kriminal yang kompleks.
Wakil Gubernur Provinsi Preah Sihanouk, Long Dimanche mengatakan pada Selasa (12/8/2025) bahwa dari tahun lalu hingga Juli tahun ini, pihak berwenang telah mengidentifikasi 25 kelompok yang diduga melakukan penipuan online di provinsi tersebut.
Dari 3.215 orang yang terlibat, lebih dari 2.400 adalah orang asing dan sekitar 800 adalah warga Kamboja.
Dari jumlah tersebut, Kamboja menyatakan 799 warga Kamboja telah diidentifikasi sebagai korban, bukan pelaku.
Sementara dua warga Kamboja dan dua warga negara asing masih diselidiki untuk menentukan peran mereka.
Penggerebekan tersebut mengungkap 37 warga negara asing yang diduga sebagai dalang.
Kasus mereka akan diajukan ke pengadilan untuk penuntutan.
Sebanyak 324 warga negara asing dinyatakan tidak bersalah dan diizinkan tinggal di Kamboja.
Sementara itu, 2.024 warga negara asing dipulangkan ke negara asal mereka.
Investigasi hingga kini masih berlangsung.
Pihak berwenang Kamboja telah menegaskan tekad mereka untuk membongkar jaringan penipuan online dan memastikan keadilan bagi mereka yang terdampak.
Dalam wawancara, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Kamboja, Touch Sokhak mengakui kesulitan dalam mengidentifikasi dalang di balik penipuan daring.
Kendala utama, kata. Sokhak, adalah taktik canggih para penjahat, yang sering kali menyamar sebagai bisnis sah seperti perusahaan investasi atau perusahaan teknologi.
Sehingga sulit untuk segera mengidentifikasi mereka sebagai penjahat dunia maya.
Kamboja telah menarik perhatian internasional dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya prevalensi pusat kejahatan siber dan pusat penipuan terkait perdagangan manusia.
Sebagai tanggapan, pemerintah Kamboja telah berkomitmen untuk mereformasi citranya dan memulihkan kepercayaan publik, baik di dalam negeri maupun di panggung global.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM
Parlemen Timor Leste Didemo Gen Z, Polisi Tembak Gas Air Mata Bubarkan Massa, Ini Persoalannya |
![]() |
---|
Presiden dan PM Nepal Mundur di Tengah Demonstrasi, Apa Dampaknya? |
![]() |
---|
3 Hal Menarik dari Parade Militer China, Tiga Sekawan Berkumpul di Lapangan Tiananmen |
![]() |
---|
Kondisi ‘Putri Tidur’ Thailand Setelah Hampir 3 Tahun Koma, Berawal dari Jantung Kini Alami Sepsis |
![]() |
---|
India Nyatakan Perang Dagang dengan AS usai Trump Berlakukan Tarif 50 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.