Kupi Beungoh
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa
Fenomena ini sejalan dengan hasil Universe 25, di mana makhluk hidup yang mendapat segalanya tanpa tantangan, akhirnya kehilangan daya juang...
Namun, eksperimen Universe 25 menjadi cermin yang layak dihadapi.
Kemakmuran fiskal tanpa visi dan disiplin pembangunan, justru berpotensi mempercepat kemerosotan sosial dan moral.
Sejarah membuktikan bahwa sumber daya besar tanpa arah yang jelas akan menumbuhkan pola konsumtif, birokrasi gemuk, ketergantungan bantuan, dan melemahnya etos kerja masyarakat.
Dana yang seharusnya menjadi alat pemberdayaan berubah menjadi candu kenyamanan.
Fenomena ini sejalan dengan hasil Universe 25, di mana makhluk hidup yang mendapat segalanya tanpa tantangan, akhirnya kehilangan daya juang dan terjebak pada stagnasi.
Dari sudut bioetika pembangunan, hal ini melanggar prinsip justice karena distribusi manfaat dana otonomi seringkali tidak merata.
Melanggar prinsip beneficence, karena kegagalan memaksimalkan potensi dana berarti mengabaikan kesempatan berbuat baik.
Dan prinsip non-maleficence, karena membiarkan kemewahan tanpa pengelolaan yang berarti akan membiarkan kerusakan jangka panjang.
Al-Qur’an memberi peringatan tegas: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan...” (QS. Al-Isra’: 26–27).
Ayat ini mengajarkan bahwa pengelolaan harta publik adalah amanah, bukan ruang untuk berfoya-foya atau bermegah-megahan.
Rasulullah bersabda: “Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya... tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan...” (HR. Tirmidzi).
Bagi Aceh, ini berarti dana otonomi khusus harus dikelola dengan visi strategis yang melahirkan kemandirian ekonomi, penguatan kapasitas SDM, dan pemerataan pembangunan.
Tanpa itu, kelimpahan fiskal akan menjadi jebakan kemakmuran menggiring masyarakat pada ketergantungan, hilangnya integritas, dan rapuhnya fondasi moral generasi mendatang.
Peringatan untuk Akademisi dan Universitas
Universitas dan lembaga pendidikan adalah “laboratorium peradaban.”
Guru Besar
Guru Besar USK
Kemunduran Bangsa
kupi beungoh
Serambinews.com
Serambi Indonesia
Serambinews
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
PT Arah Maju Produktif, Lokomotif Baru Aceh Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.