Kupi Beungoh
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa
Fenomena ini sejalan dengan hasil Universe 25, di mana makhluk hidup yang mendapat segalanya tanpa tantangan, akhirnya kehilangan daya juang...
Namun, kehilangan inisiatif untuk memperbaiki dan mengembangkan layanan.
Fenomena ini mirip dengan “tikus istana” yang hidup dalam kelimpahan.
Namun, kehilangan naluri bertahan dan semangat berjuang akhirnya punah.
Fenomena stagnasi pelayanan kesehatan akibat zona nyaman dan hilangnya inovasi bukan hanya masalah teknis manajemen, tetapi juga pelanggaran prinsip-prinsip fundamental bioetika.
Empat prinsip utama bioetika menjadi kerangka moral yang harus dijaga dalam setiap tindakan tenaga kesehatan:
1. Beneficence (berbuat baik)
Prinsip ini mengharuskan tenaga kesehatan selalu berorientasi pada kepentingan terbaik pasien.
Dalam praktiknya, ini bukan sekadar memberikan pelayanan sesuai standar minimum, tetapi berupaya memberikan solusi yang paling optimal, berbasis bukti terkini, dan mempertimbangkan kebutuhan unik setiap pasien.
Contoh pelanggaran yaitu, dokter tidak memperbarui pengetahuan klinisnya sehingga tetap menggunakan metode usang meski ada teknologi baru yang lebih efektif.
Implikasi etis yaitu mengabaikan peluang perbaikan berarti membiarkan pasien mendapatkan hasil suboptimal, yang pada akhirnya bertentangan dengan sumpah profesi kedokteran.
2. Non-maleficence (tidak mencelakakan)
Prinsip ini menuntut agar tenaga kesehatan menghindari segala tindakan atau kelalaian yang berpotensi merugikan pasien.
Bahaya tidak hanya datang dari kesalahan medis, tetapi juga dari kegagalan sistematis untuk memperbarui layanan atau memperbaiki kualitas.
Contoh pelanggaran, rumah sakit memiliki alat diagnostik canggih, tetapi tidak digunakan karena SDM tidak terlatih, sehingga pasien tetap mendapat diagnosis yang lambat atau keliru.
Implikasi etisnya yaitu, kelalaian memperbaiki proses layanan sama berbahayanya dengan melakukan kesalahan langsung di meja operasi.
3. Justice (keadilan)
Keadilan dalam pelayanan kesehatan berarti setiap pasien memiliki akses yang sama terhadap tenaga medis dan fasilitas berkualitas, tanpa diskriminasi berdasarkan lokasi geografis, status sosial, atau kemampuan ekonomi.
Contoh pelanggaran, penempatan atau konsentrasi spesialis hanya di kota besar, sementara daerah terpencil kekurangan dokter spesialis, kekurangan layanan primer dan rujukan.
Implikasi etis, distribusi SDM yang timpang melanggar prinsip pemerataan hak kesehatan yang dijamin konstitusi dan deklarasi HAM.
4. Autonomy (menghargai pilihan pasien)
Autonomy berarti menghormati hak pasien untuk mengambil keputusan yang sadar dan bebas tentang perawatan dirinya.
Untuk itu, tenaga kesehatan harus memberikan informasi yang jelas, jujur, dan seimbang tentang pilihan terapi.
Contoh pelanggaran yang sering dilakukan, pasien diarahkan hanya ke satu jenis tindakan tanpa dijelaskan alternatifnya, atau tidak diberi cukup waktu untuk mempertimbangkan keputusan.
Implikasi etis, mengabaikan hak pasien memilih berarti mengubah hubungan dokter-pasien menjadi hubungan paternalistik yang merugikan kepercayaan publik.
Landasan nilai dalam Islam seperti Al-Qur’an mengingatkan: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...” (QS. Al-Ma’idah: 2).
Ayat ini menegaskan bahwa kerja sama tenaga kesehatan bukan sekadar administratif, tetapi harus berlandaskan kebajikan, tanggung jawab, dan integritas moral.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang dari kalian melakukan pekerjaan, ia melakukannya secara itqan (sempurna, profesional).” (HR. Thabrani).
Hadis ini menjadi pengingat bahwa profesionalisme dan kesungguhan adalah ibadah, bukan sekadar kewajiban pekerjaan.
Penutup
Universe 25 bukan sekadar eksperimen perilaku tikus, ia adalah cermin yang memantulkan bahaya kemunduran moral dan sosial ketika kemewahan hadir tanpa perjuangan.
Dalam dunia manusia, fenomena ini dapat menjelma menjadi generasi yang kehilangan daya juang, lembaga yang kehilangan idealisme, dan masyarakat yang rapuh dihadapkan pada krisis.
Pemerintah, akademisi, universitas, dan sektor kesehatan memikul amanah untuk memastikan bahwa kemudahan tidak mematikan kreativitas, bantuan tidak menumpulkan kemandirian, dan kemakmuran tidak melahirkan kemalasan kolektif.
Di sinilah prinsip bioetika menemukan relevansinya, beneficence untuk terus menebar manfaat, justice untuk memastikan distribusi adil, non-maleficence agar kemudahan tidak membawa kerusakan, dan autonomy untuk membentuk manusia yang bertanggung jawab atas pilihannya.
Al-Qur’an mengingatkan: “Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan melampaui batas di muka bumi. Tetapi Allah menurunkan rezeki sesuai kadar yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS. Asy-Syura: 27)
Ayat ini menegaskan bahwa kelapangan tanpa kendali diri akan melahirkan kesewenang-wenangan.
Kesejahteraan sejati lahir ketika kemakmuran dikelola dengan visi, kedisiplinan, dan kesadaran moral.
Rasulullah bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing ada kebaikan...” (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa kekuatan yang dimaksud bukan hanya fisik, tetapi juga kekuatan akal, iman, etos kerja, dan keteguhan moral.
Maka, Universe 25 harus menjadi peringatan kolektif, kita tidak boleh membangun masyarakat yang hanya pandai menikmati hasil, tetapi harus membentuk generasi yang mampu memelihara, mengembangkan, dan memperjuangkan nilai-nilai peradaban.
Sebab, kemewahan tanpa visi hanyalah awal dari kejatuhan dan kehancuran. (email: rajuddin@usk.ac.id)
Guru Besar
Guru Besar USK
Kemunduran Bangsa
kupi beungoh
Serambinews.com
Serambi Indonesia
Serambinews
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
PT Arah Maju Produktif, Lokomotif Baru Aceh Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.