SERAMBINEWS.COM - Sangat penting bagi wanita untuk berhati-hati sebelum dan sesudah operasi caesar.
Dengan demikian, Anda dapat mencegah infeksi dan komplikasi yang mungkin terjadi pada Anda dan bayi Anda.
Caesar adalah salah satu jenis operasi, yang membuat sayatan di perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi.
Saat ini, spesialis menganggap operasi caesar sebagai prosedur teraman untuk mencegah dan menyelesaikan kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan pervaginaan.
Baca: Mahathir Minta Johor Tekan Singapura Soal Perjanjian Impor Air, Harga saat Ini tidak Masuk Akal
Penting untuk diketahui agar tidak membingungkan antara bedah caesar dengan episiotomi.
Prosedur episiotomi adalah membuat sayatan di perineum untuk mempermudah persalinan. Sementara, operasi caesar dilakukan di atas panggul.
Sebelumnya, operasi caesar hanya dilakukan dalam kasus di mana kehidupan ibu dalam bahaya dan bayinya masih hidup.
Baca: Pola Makan Seperti Inilah yang Membuat Anak-anak Jepang Jadi Paling Sehat di Dunia
Namun, kini dokter mulai menggunakan teknik ini ketika melahirkan secara alami tidak mungkin dilakukan.
Selama beberapa tahun terakhir, jumlah operasi caesar telah meningkat pesat, sudah umum dilakukan, terutama di negara maju.
Selama tahun 1960-an, hanya 5% kelahiran yang dilakukan dengan operasi caesar.
Di tahun 90-an, persentase ini meningkat menjadi 25%.
Kapan wanita membutuhkan operasi caesar?
Ginekolog merekomendasikan operasi caesar ketika persalinan pervaginam dapat berisiko bagi wanita hamil dan bayi.
Beberapa kemungkinan komplikasi dapat terjadi jika persalinan rumit dan panjang.
Wanita mungkin memiliki panggul yang abnormal, mungkin kelelahan atau mengalami malformasi uterus.
Baca: 43 Tahun Kesepian dan Depresi, Gajah Paling Menyedihkan di Dunia Ini pun Mati