SERAMBINEWS.COM - Beberapa pihak mengatakan bahwa militer AS berusaha membunuh komandan senior Iran lainnya pada hari yang sama ketika mereka membunuh Qassem Soleimani.
Dilansir dari Metro.co.uk, Sabtu (11/1/2020), seerangan udara militer oleh pasukan operasi khusus menargetkan Abdul Reza Shahlai.
Dia merupakan komandan tingkat tinggi di Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.
Namun Washington Post mengabarkan bahwa misi itu tidak berhasil.
Para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa kedua pria itu berada dalam daftar penargetan militer yang disetujui.
Itu menunjukkan upaya yang disengaja untuk menjatuhkan kepemimpinan pasukan Quds Iran.
Tidak diketahui bagaimana misi di Yaman gagal.
• Kapolda Papua: Kami Akan Tangkap Pemimpin KKB Egianus Kogoya, Hidup atau Mati
• Penggunaan Senapan Angin tak Terkendali, Bupati Bener Meriah akan Atur dengan Qanun
• Hengkang dari Istana, Dulu Kelahiran Pangeran Harry Tidak Disukai Pangeran Charles, Ini Alasannya
• Ribuan PNS dan Unsur Gabungan Aksi Massal Bersihkan dan Tanam 1.000 Pohon di Kebun Raya Kota Langsa
Shahlai, dikatakan sebagai orang kepercayaan dekat Soleimani.
Dia merupakan komandan operasional yang bertanggung jawab atas para komandan di negara-negara utama termasuk Irak, Suriah, Yaman dan Libanon.
Kegiatannya termasuk menyediakan senjata dan bahan peledak untuk kelompok-kelompok milisi Syiah.
Dia juga yang mengarahkan sebuah rencana untuk membunuh duta besar Saudi di Washington, DC pada tahun 2011.
Bulan lalu, Program Hadiah untuk Keadilan Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah sebesar Rp 206 miliar bagi siapa pun yang memiliki info mengenai Shahlai.
Jenderal Qassem Soleimani dibunuh dalam serangan drone yang dipesan oleh Donald Trump pada 3 Januari - Metro.co.uk
• Ditilang Karena Tidak Nyalakan Lampu Motor Siang Hari, Mahasiswa Gugat MK dan Singgung Jokowi
• Pangeran Harry Lebih Suka Berperang Daripada Jadi Warga Kerajaan, Siap Mati Sebagai Tentara
• Tak Hanya Senjata Militer Modern, Iran Miliki Pasukan Lumba-lumba yang Mampu Hancurkan Kapal Selam
Mereka menggambarkan bahwa Shahlai memiliki 'sejarah panjang keterlibatan dalam serangan yang menargetkan AS dan sekutu kita'.
Pentagon menolak untuk membahas operasi sangat rahasia.