Virus Corona Serang China

Bisnis Sarang Burung Walet di Subulussalam Lesu, Dampak Virus Corona

Penulis: Khalidin
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja sedang memilah sarang burung walet.

"Selama ini pembeli terbesar dari China. Sedangkan di China sekarang sedang heboh wabah virus Corona,” ujar H Semi.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Virus corona yang kini mewabah di China, turut berimbas pada sektor ekonomi.

Terkini, bisnis sarang burung walet dikabarkan ikut terdampak virus corona hingga membuat penurunan harga.

H Semi, salah seorang pengusaha sarang burung walet yang dikofirmasi Serambinews.com, Jumat (7/2/2020) membenarkan, dampak virus corona merambah ke bisnis sarang burung walet.

Dikatakan, saat ini pasar sarang burung walet tidak jelas.

Bahkan, kata H Semi, para tauke sarang burung walet di Medan menghentikan pembelian sementara.

”Kalau soal dampak sudah kena, sekarang di Medan belum ada harga,” kata H Semi.

Menteri Agama Fachrul Razi: Aceh Harus Bersiap Sambut Investasi UEA

Selama ini, kata H Semi, perputaran sarang burung walet di Subulussalam sangat menjanjikan.

Dulunya, sebelum wabah virus corona merebak di China, H Semi menjual antara Rp 12 juta – Rp 12,5 juta per kilogram.

Sementara untuk pembelian di Subulussalam, berkisar antara Rp 11 juta – Rp 11,5 juta per kilogram.

Tapi, lanjut H Semi, dalam dua pekan terakhir bisnis sarang burung walet lesu.

Akibat merebaknya wabah virus corona di China.

H Semi meyakini, jika pasar sarang burung walet menjadi terganggu akibat virus corona di China.

Sebab,  pasar sarang burung walet terbesar itu ke Negara China.

Halaman
123

Berita Terkini