Namun, Hassanudin sendiri ingin melanjutkan ke SMA. Waknya tetap bersikeras agar dia masuk ke SPG agar kelak mudah diterima menjadi guru.
• Armenia Kini Menanggung Kerugian Akibat Sikap Agresifnya terhadap Azerbaijan
• Sopir yang Jual Sabu ke Polisi Ternyata Sudah Lama Jadi Target Operasi
• Pemerintah Aceh Pulangkan 3 Nelayan yang Ditahan di India
“Wak saya bilang, mau masuk SMA kamu, siapa yang biayai? Dibilang saya tidak tahu diri, saya dimarahi. Kalau SPG saya boleh tinggal di situ,” ungkap Hassanudin mengenang kisah itu.
Akhirnya, adik ibunya yang paling bontot meminta Hassanudin untuk tinggal bersamanya. Dia pun ikut, kebetulan pamannya ini adalah seorang polisi.
“Beliau bilang, kamu ikut saya saja sekolah. Akhirnya saya mau dan beliau menyekolahkan saya, saya sekolah di SMA,” ujarnya.
Saat itu, Hassanudin tak lagi menjadi pedagang asongan. Dia fokus sekolah dan hidup berdua dengan pamannya tersebut.
Setelah lulus, Mayjen Hassanudin kembali dihadapkan dilema besar, waknya kembali meminta Hassanudin melanjutkan kuliah ke D1 PGSD (pendidikan guru).
• Tiga Nelayan Aceh yang Dipulangkan dari India akan Jalani Pemeriksaan Covid-19 di Jakarta
• Viral Video TKW Ngamuk di Bandara dan Tantang Presiden, Diduga Gagal Terbang Akibat Salah Catat Swab
• Setelah Pendaftaran Ditutup, Begini Tahapan Proses Penjaringan Balon Rektor IAIN Lhokseumawe
“Saya turuti, saya masuk dan lulus. Namun setelah kuliah, saya pikir tidak mungkin melanjutkan ini,” kisahnya.
Cita-cita Hassanudin sejak kecil yang ingin menjadi tentara kembali bergejolak dalam batinnya.
Saat itulah, Hassanudin yang baru saja duduk di bangku kuliah memilih untuk mengakhiri studinya sebagai calon guru dan memantapkan niatnya untuk mengikuti seleksi Akademi Militer.
“Karena sejak kecil saya bercita-cita jadi TNI. Melihat sosok TNI itu saya sangat tertarik,” ungkapnya.
Hassanudin pun menyampaikan hal itu kepada ibu, wak, dan pamannya. Singkat cerita ia meninggalkan Palembang dan merantau ke Jawa untuk ikut tes Akademi Militer.
• Viral Pria Berkaki Besi Tertangkap Kamera Bekerja Antar Makanan, Keterbatasannya tak Jadi Alasan
• SEJARAH SPUTNIK - Uni Soviet Luncurkan Satelit Buatan Pertama di Dunia, Picu Persaingan Dengan AS
• 13 Warga Positif Covid-19 di Aceh Timur Masih Jalani Perawatan
“Itu pertama kali saya ke Jawa, mungkin kalau tidak ikut seleksi TNI, saya tidak pernah keluar dari kampung,” katanya.
Pendek cerita, Hassanudin muda pun lulus dan diterima sebagai salah satu calon prajurit TNI. Dia lulus Akademi Militer kecabangan Artleri Pertahanan Udara.
“Saya tidak pernah terbayang itu, benar-benar tidak bisa saya ungkapkan kebahagian saat itu,” ungkap Pangdam IM ini.
Hassanuddin pun mengikuti pendidikan. Saat akan dilantik, Hassanudin menceritakan kisah saat dirinya melapor kepada komandan bahwa ibunya tidak akan datang pada pelantikan.