Berita Kutaraja

Kisah Inspiratif Pangdam IM, Mayjen TNI Hassanudin, Pedagang Asongan yang Jadi Jenderal Bintang Dua

Penulis: Subur Dani
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam IM, Mayjen TNI Hassanudin

“Saya lapor, saya anggap ibu saya tidak akan datang, uang tidak ada. Kami semua ada enam, jadi kami dikelompokkan bersama prajurit yang orang tuanya tidak akan datang hari itu,” urainya.

Kerjakan Soal Sambil Sarapan di Warung, Murid SD di Singkil Raih Emas Olimpiade Sains Nasional

Perang Azerbaijan-Armenia, Roket Hujani Kota Utama Karabakh, Suara Ledakan Hingga Listrik Padam

Pasien Covid-19 di Aceh Barat Genap 80 Orang, Sembuh 63 Orang & Meninggal 6 Orang

Hassanudin tak sanggup menahan haru saat melihat teman-teman yang lain didatangi orang tuanya, dipeluk bangga dengan berbagai ucapan selamat dari sanak famili.

“Tiba-tiba dari kejauhan saya lihat seorang ibu-ibu, mirip mak saya. Dia mencari anaknya, tapi dalam hati tidak mungkin mak saya ke sini, tidak ada uang. Dia semakin mendekat dan ternyata benar beliau emak saya yang datang bersama wak saya,” kata Hassanudin dalam cerita singkatnya.

Menjadi sebagai prajurti TNI tentu membuat dirinya bangga, bahkan tak terkecuali orang sekampungnya yang menaruh bangga pada Hassanudin.

Ia menjadi prajurit yang terus berlajar dan berusaha hingga saat ini menjadi perwira tinggi TNI-AD dengan gambar bintang dua di kerah seragamnya.

Hassanudin juga tercatat sebagai lulusan terbaik Susreg XLI 2003 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat.

VIDEO - Demam Keladi Makin Menjadi-jadi, Diburu Hingga Suami Masuk Hutan

Cara Polisi Tangkap Sopir yang Sering Jual Sabu, tak Sadar Pembelinya Polisi yang Menyamar

Demi Merasakan Sensasi Menikah Lagi Seorang Duda Bangkotan di Cina Ini Curi Puluihan Gaun Pengantin

Dalam biografi kariernya di TNI, Mayjen Hassanudin pernah mengemban sejumlah jabatan strategis, seperti Komandan Resimen Arhanud 1/Falatehan Kodam jaya (2011), Asrendam 1/ BB, dan Komandan Pusdik Arhanud di Malang Jatim, Paban I/Jakrenstra Srenad.

Lalu, Komandan Korem 045/Garuda Jaya (2014), Irdam IX/ Udy (2016), Irut Renproggar Itjenad (2017), Waasrena Kasad (2017), Kasdam I/Bukit Barisan (2018), Asrena Kasad (2019), dan kini menjabat sebagai Pangdam Iskandar Muda.

“Alhamdulillah, saya juga lulusan terbaik Lemhannas RI tahun 2015 dan mendapat Bintang Seroja Wibawa,” ungkap pria kelahiran 7 September 1965 itu.

Kisah Hassanudin meretas jalan menjadi seorang prajurit ini cukup sering dia ceritakan kepada bawahannya sebagai motivasi bagi generasi penerus di mana pun ia bertugas. Baginya, TNI tidak pernah menilai dari kelompok dan golongan mana pun.

“Selama kita berusaha dan yakin, insya Allah pasti ada jalan. Buktinya saya, alhamdulillah, saya hanya akan yatim dan pedagang asongan, tapi alhamdulillah saya lulus sebagai TNI dan menjabat panglima saat ini,” ujarnya.

Daur Ulang Sampah Plastik Hasilkan BBM Setara Premium dan Solar

Partisipasi Masyarakat Aceh dalam Sensus Penduduk 2020 Relatif Baik di Tengah Pandemik Covid-19

Hari Ini Arab Saudi Kembali Izinkan Umrah, Sempat Ditutup Selama Enam Bulan

Jenderal bintang dua ini memang dikenal cukup akrab dan sering sekali berbagai inspirasi kepada siapa pun.

Bertugas di Aceh sejak April lalu sebagai Panglima Kodam IM, Mayjen Hassanudin cukup akrab dengan berbagai kalangan, baik dengan elite pejabat di Aceh, masyarakat, ulama, dan kalangan lainnya.

Dia berterima kasih kepada masyarakat Aceh yang telah menerimanya dengan baik sejak diamanahkan sebagai Pangdam IM pada akhir Maret 2020 dan mulai bertugas April 2020.

“Saya berkesan sekali ke Aceh, saya diterima dengan sangat senang hati, welcome oleh semua pejabat,” beber dia.

“Saya sangat berkesan juga, masyarakat Aceh dengan khasnya, saat tarawih pertama waktu saya ke Aceh, saya menikmati khusyuk dan syahdunya luar biasa,” pungkasnya.(*)

Berita Terkini