Berita Luar Negeri

Potret Faid Samim, Bocah 7 Tahun Ditemukan Dalam Keadaan Kurus Kering dan Hampir Meninggal

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Faid Samim ditemukan dalam keadaan kurus kering dan hampir meninggal, sebelum dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.

SERAMBINEWS.COM - Bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Faid Samim ditemukan dalam keadaan kurus kering dan hampir meninggal, sebelum dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.

Lumpuh dan kekurangan gizi parah, Faid Samim hanya berbaring meringkuk di ranjang rumah sakit di ibu kota Yaman, Sanaa.

Melansir dari Reuters, Rabu (6/1/2021), Faid menderita cerebral palsy dan beratnya hanya 7 kilogram meski sudah berusia 7 tahun.

“Dia hampir meninggal ketika dia tiba, tapi Alhamdulillah kami bisa melakukan apa yang diperlukan dan tubuhnya mulai responsif,” kata Rageh Mohammed, dokter pengawas bangsal malnutrisi rumah sakit Al-Sabeen.

Dokter mengatakan, Fadi menderita CP (cerebral palsy) dan malnutrisi yang parah.

Baca juga: Beredar Informasi ada Razia STNK Dimulai Besok, Ini Penjelasan Dirlantas Polda Aceh

Dari provinsi Al-Jawf, keluarga Faid Samim menempuh perjalanan 170 kilometer ke utara untuk mencapai ibu kota Sanaa. 

Baca juga: Banjir Rendam Fangak, Sudan Selatan Berbulan-bulan, Satu Juta Orang Terancam Kelaparan

Baca juga: Bu, Kami Butuh Makanan, Ribuan Warga Sudan Selatan Terancam Kelaparan

Kondisi ekonomi yang sulit, membuat keluarga Faid tidak dapat membeli obat atau merawatnya dengan baik. 

Mereka hanya bergantung pada sumbangan dan belas kasihan orang lain yang diberikan untuk merawatnya.

Faid Samim (Tangkap layar video Reuters)

Dari gambar yang beredar, Faid terlihat sangat kurus, meringkuk di ranjang rumah sakit dan bahkan lebih kecil dari selimut rumah sakit saat dilipat. 

Baca juga: Thailand Open 2021 – Peluang Ganda Putri Indonesia di Babak Pertama, Bagaimana Nasib Greysia Polii?

Berat bodah itu lebih ringan dari kebanyakan anak-anak, dan hampir sama dengan berat bocah anak usia 1 tahun.

Faid Samim (Tangkap layar video Reuters)

Potret Faid membuat banyak orang merasa sedih dan pilu melihat penderitaan Faid serta nasib anak-anak lain di negeri ini.

Baca juga: Setelah Lempar Anaknya, Wanita Ini Jatuh dari Lantai 6, Terungkap Fakta Sebenarnya

Dr Mohammed mengatakan kasus malnutrisi sedang meningkat dan orang tua yang miskin terpaksa bergantung pada kebaikan orang asing atau bantuan internasional untuk merawat anak-anak mereka.

Faid Samim adalah korban kelaparan di Yaman. 

Faid Samim terbaring di rumah sakit (Tangkap Layar video Reuters)

Pemerintah memang tidak mengumumkannya secara resmi, tetapi kemiskinan sudah berkecamuk di negara itu. 

Karena perang saudara yang berkepanjangan, 80 persen populasi Yaman bergantung pada bantuan dari organisasi internasional.

Akhir 2018, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meluncurkan laporan kejadian tentang kelaparan, mempromosikan putaran bantuan pelengkap ke Yaman. 

Baca juga: 270 Juta Warga di Dunia Terancam Kelaparan, WFP: Dampaknya Bisa Lebih Buruk dari Pandemi Covid-19

Baca juga: Bayi Kembar Siam Yaman Kritis, Dokter Minta Bantuan PBB

Namun pandemi Covid-19 telah membuat jumlah pengiriman bantuan anjlok sementara cuaca ekstrem terus berlanjut. 

Faktor-faktor ini akan membuat kelaparan semakin parah di tahun 2020.

Pada November 2020, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guiterres memperingatkan Yaman dalam menghadapi kelaparan terburuk di dunia dalam beberapa dekade. 

Ia mengimbau semua pihak yang berpengaruh segera bertindak untuk mencegah bencana ini.

Presiden PBB mengeluarkan peringatan di tengah ancaman ancaman AS terhadap milisi Houthi yang masuk daftar hitam di Yaman, yang didukung oleh Iran.

Baca juga: Yaman, Negara Paling Berisiko Alami Bencana Kemanusiaan di 2021, Perang Jadi Pemicunya

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Teror Terhadap Utusan Iran untuk Houthi di Yaman

Keputusan ini bisa menghentikan aliran bantuan kemanusiaan dari dunia internasional.

Perang di Yaman, di mana koalisi pimpinan Saudi telah memerangi gerakan Houthi yang berpihak pada Iran sejak 2015.

Perang itu telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan membuat negara itu terpecah, dengan Houthi menguasai Sanaa dan sebagian besar pusat kota utama. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Pemasok Senjata dan Amunisi untuk KKB Papua Ditangkap, Ini Sosoknya

Baca juga: Gubernur dan Kapolda Aceh Siap Jadi yang Pertama Divaksin, Siapa Selanjutnya? Berikut Daftarnya

Baca juga: Istri Tewas Tersengat Listrik saat Hendak Selamatkan Suami yang Terbakar di Dalam Rumah

Berita Terkini