Kesehatan

Tips Aman 'Begituan' Bareng Pasangan, dr Boyke: Laki-laki Wajib Sunat dan Wanita tak Keputihan

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dr boyke

-- Disclaimer: Artikel ini ditulis untuk kepentingan edukasi seks yang ditujukan pada usia 18 tahun ke

dr Boyke Bagikan Tips "Begituan" Bareng Pasangan, Laki-laki Wajib Sunat, Perempuan Jangan Keputihan

SERAMBINEWS.COM - Kegiatan seksual lewat oral rupanya memang bisa menambah kenikmatan saat berhubungan intim.

Tetapi, pasutri perlu memperhatikan kebersihan organ intim masing-masing agar tidak menimbulkan penyakit.

Baca juga: Ternyata Buah Delima Membantu Meningkatkan Hormon Testosteron pada Wanita, Seksolog Bilang Ini

Menurut Seksolog dr Boyke, jika pasutri ingin melakukan oral seks, yang paling diperhatikan adalah soal kesehatan organ reproduksi bagi pria dan wanita.

Ilustrasi keputihan (KOLASETRIBUNPONTIANAK.CO.ID)

Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube dr Richard Lee, Sabtu (18/3/2023), dr Boyke mengungkap ada satu hal dasar yang penting diperhatikan saat berhubungan seksual termasuk oral seks adalah kebersihan organ intim.

Sebelum membaca lebih lanjut, artikel ini ditujukan pada pasutri yang sudah sah menikah. 

Artikel ini berisi edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual berbasis ilmiah kedokteran yang dijelaskan oleh pakar seksolog dr Boyke, dibutuhkan kebijaksanaan dalam membaca artikel ini.

Selain bermanfaat untuk kesehatan, ternyata sunat juga mendukung kenyamanan saat berhubungan seksual bersama sang istri terutama saat oral seks.

Ia menyebutkan bahwa wanita cenderung kurang nyaman saat melakukan oral seks kepada suami yang belum sunat.

"Yang mesti diperhatikan adalah kebersihan dulu, saya selalu bilang baik pria maupun wanita please kalau pria kalau bisa disunat, karena daerah disitukan kalau si cewek mau oral, kalau di daerah disitu tercium smell is not good, dia juga langsung drop," kata dr Boyke.

Baca juga: Mitos Terong Bisa Bikin Pria Lunglai di Ranjang, Seksolog Ungkap Faktanya

Di samping mempertimbangkan untuk kenyamanan saat berhubungan seksual, manfaat sunat juga bagus untuk kesehatan.

"Khitan itu memang benar untuk kesehatan tapi khususnya kesehatan seksual bahkan di luar negeri sudah diakui," sambungnya.

Ia menyebutkan bahwa gairah seksual akan menurun karena persoalan organ intim yang kurang bersih.

Oleh karena itu, sunat berguna untuk mengoptimalkan hubungan seks pasangan suami istri ( pasutri).

Tak hanya suami, istri juga dituntut untuk menjaga area kewanitaannya agar sang suami nyaman saat berhubungan seksual.

Menurut dr Boyke, wanita penting sekali untuk menjaga kebersihan daerah selangkangan dan tidak mengalami keputihan.

Baca juga: Bisa Menyebabkan Sulit Hamil, Seksolog dr Boyke Bagikan 3 Tips Atasi Keputihan, Jangan Makan Ini!

"Kalau si cowok juga mau cuddling, mau ke daerah situ, selangkangannya hitam, itu kan juga langsung drop. Itu yang paling penting kesehatan oragan intim, yang pria bersih daerah situnya, yang wanita nya juga tidak keputihan," pungkasnya.

Apakah Seks Oral Berbahaya? Simak Penjelasannya

Dikutip dari Kompas.com, kegiatan seks oral kerap dilakukan untuk pemanasan jelang hubungan intim atau lazim disebut foreplay.

Apakah seks oral berbahaya untuk dilakukan?

Menyitat keterangan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seks oral merupakan kegiatan seks yang melibatkan mulut, untuk merangsang area genital pasangan seks. Jenis seks oral termasuk penis (fellatio), vagina (cunnilingus), dan anus (anilingus).

CDC menyebut seks oral membawa risiko tertular atau menularkan penyakit tertentu.

Di Amerika Serikat, lebih dari 85 persen orang dewasa yang aktif secara seksual, berusia 18-44 tahun, mengaku pernah melakukan seks oral, setidaknya sekali dengan pasangan lawan jenis.

Sementara dalam survei terpisah yang dilakukan sejak 2011 hingga 2015, 41 persen remaja berusia 15-19 tahun menyatakan pernah melakukan seks oral dengan pasangan lawan jenis.

Lantas, Apakah Seks Oral Berbahaya?

CDC menjelaskan penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi lainnya dapat menyebar melalui seks oral. Siapa pun yang terpapar dari pasangan terinfeksi, bisa tertular di area mulut, tenggorokan, alat kelamin, atau rektum.

Risiko terkena PMS atau menyebarkan PMS kepada orang lain melalui seks oral, tergantung pada beberapa hal, termasuk jenis PMS tertentu, jenis kelamin, dan jumlah tindakan seks yang dilakukan.

Adapun CDC juga menyebut beberapa faktor yang dapat risiko terjangkit PMS selama seks oral.

Faktor-faktor itu di antaranya:

Kesehatan mulut yang buruk, mencakup kerusakan gigi, penyakit gusi atau gusi berdarah, dan kanker mulut.

  • Luka di mulut atau di alat kelamin.
  • Paparan pre-cum atau cum (juga dikenal sebagai pra-ejakulasi atau ejakulasi).

Untuk mencegah risiko tertular PMS saat melakukan seks oral, CDC menyarankan Anda untuk menggunakan kondom.

Berapa Kali Idealnya Pasutri Berhubungan Intim dalam Seminggu? dr Boyke : Normalnya Segini Ikut Usia

Berhubungan intim bagi pasangan suami istri ( pasutri) merupakan hal yang wajar dan menjadi suatu kebutuhan setiap insan yang menjalin cinta.

Lantas, berapa kali sih idelanya pasutri berhubungan intim dalam seminggu? Simak penjelasan dr Boyke berikut.

Seks atau berhubungan intim bisa dibilang sebagai salah satu pondasi utama untuk menjaga rumah tangga tetap awet, intim, dan harmonis.

Keintiman dalam berhubungan juga dapat menjaga komunikasi antar pasangan hingga memberikan kesenangan dan kenikmatan fisik semata.

Lebih dari itu, berhubungan intim juga mendukung terciptanya hubungan yang lebih positif dan kuat bagi pasutri.

Namun, untuk mencapai semua itu, harus berapa kali idealnya pasutri berhubungan intim dalam seminggu?

Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube dr. Richard Lee, MARS pada Kamis (15/9/2022), seksolog dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS mengatakan, pasangan suami istri (pasutri) idealnya berhubungan intim sesuai dengan kesepakatan antara suami dan istri.

"Tergantung dari pada pasangan kita maunya berapa kali dan tergantung dengan kesepakatan kita berdua, itu yang terbaik yang terakhir yang saya dapat," kata dr Boyke.

Namun, kata dr Boyke, ada jumlah ideal untuk melakukan hubungan intim bagi pasutri.

Banyaknya jumlah melakukan hubungan intim dalam seminggu ini juga didukung oleh usia masing-masing pasangan suami istri.

Menurut dr Boyke, idealnya berhubungan intim selama seminggu bagi pasutri adalah tiga sampai empat kali dalam seminggu.

Artinya, hubungan intim dilakukan sekitar 2-3 kali dalam sehari.

"Kalau kita lihat secara merata, kalau usia 20-30 tahun itu seminggu 4 kali, itu secara umum 80 persen, berarti 2-3 hari sekali," kata dr Boyke.

Namun, kata Boyke, berhubungan dua sampai tiga kali seminggu juga masih dianggap wajar untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas.

"Kemudian 30-40 tahun, itu 2-3 kali seminggu," sambungnya.

Selanjutnya pada usia 45 tahun, berhubungan intim normalnya dilakukan 2 kali seminggu.

Pada usia 56 tahun, 1-2 kali seminggu dan usia 60 tahun ke atas, 1 kali seminggu.

"45 tahun, 2 kali, 56 tahun, 1-2 kali, 60 tahun ke atas 1 kali, itu secara umum," sambungnya.

Menurut dr Boyke, semakin bertambahnya usia pasutri, maka jumlah berhubungan intimnya semakin berkurang.

Hal itu terjadi karena faktor penuaan hingga terjadinya menopause pada wanita dan andropause pada pria.

"Kenapa bisa berkurang? Karena proses penuaan, yang wanita mengalami menopause yang pria mengalami andropause, jadi kemampuannya juga berkurang," imbuh dr Boyke. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Viral Oknum Nakes Leha-Leha dan Remehkan Pasien BPJS, Rating Puskesmas di Google Langsung Diserang

Viral Oknum Nakes Leha-Leha dan Remehkan Pasien BPJS, Rating Puskesmas di Google Langsung Diserang

Berita Terkini