Salam

Pidie Butuh Kampus Negeri

KABUPATEN Pidie dengan jumlah penduduk lebih dari 456.000 jiwa, hingga kini belum memiliki kampus negeri. Kondisi ini terasa janggal

Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NAZAR
WISUDA : Sebanyak 452 mahasiswa PTI Al Hilal Sigli melaksanakan wisuda di Gedung PCC, di Gampong Lampeudeu Baroh, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Kamis (9/10/2025). SERAMBINEWS.COM/ MUHAMMAD NAZAR 

KABUPATEN Pidie dengan jumlah penduduk lebih dari 456.000 jiwa, hingga kini belum memiliki kampus nege-ri. Kondisi ini terasa janggal bila dibandingkan dengan daerah lain di Aceh, seperti Aceh Utara, Lhokseumawe, Langsa, Aceh Barat, apalagi Banda Aceh dan Aceh Besar, yang telah lama memiliki perguruan tinggi negeri sebagai pusat pen-didikan dan pengembangan sumber daya manusia. Padahal, Pi-die dikenal sebagai salah satu daerah bersejarah dan berpe-ngaruh di Aceh, dengan tradisi intelektual, keagamaan, dan pergerakan sosial yang kuat. Ironisnya, justru ada kampus ne-geri yang induknya di kabupaten lain, membuka cabang di Pidie. Tentu tidak ada yang salah. Hanya memberikan makna, ada ke-butuhan masyarakat akan hadirnya kampus negeri.

Salah satu kampus yang didorong untuk penegerian adalah Perguruan Tinggi Islam (PTI) Al-Hilal Sigli, yang berdiri sejak 1967. Ini ada-lah salah satu kampus tertua di Aceh. Selama hampir enam dekade, kampus ini telah melahirkan banyak sarjana yang kini berkiprah di pe-merintahan maupun sektor swasta. Namun, statusnya yang masih swasta membuat daya dukung dan fasilitasnya terbatas. Penegerian PTI Al-Hilal bukan hanya soal status, melainkan pengakuan atas kon-tribusi panjang kampus ini bagi masyarakat Pidie dan Aceh secara ke-seluruhan. Bupati Pidie, Sarjani Abdullah, bersama jajaran DPRK dan Sekda, sebagaimana diberitakan Serambi Indonesia, kemarin, telah menyatakan komitmen penuh untuk menegerikan PTI Al-Hilal Sigli. Bahkan, Pemkab siap menyediakan lahan untuk pembangun-an sarana dan prasarana kampus. Ketua Yayasan PTI Al-Hilal, Ab-dullah Ali, juga menegaskan kesiapan yayasan menyerahkan aset kampus demi kelancaran proses penegerian. Dukungan ini menun-jukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan kampus negeri.

Penegerian PTI Al-Hilal adalah harapan besar masyarakat Pi-die. Dengan status negeri, kampus ini akan lebih mudah men-dapatkan dukungan anggaran, tenaga pengajar berkualitas, ser-ta fasilitas modern. Hal ini akan membuka akses pendidikan tinggi yang lebih luas bagi anak-anak Pidie, sekaligus menarik minat mahasiswa dari luar daerah. Kampus negeri di Pidie akan menjadi motor penggerak pembangunan sumber daya manusia, yang pada akhirnya memperkuat daya saing daerah.

Selain PTI Al-Hilal, Pidie juga memiliki Universitas Jabal Gha-fur (Unigha), yang telah lama menjadi salah satu pusat pendidikan tinggi di daerah ini. Unigha memiliki potensi besar untuk ikut dine-gerikan, meskipun masih banyak persoalan internal yang dihadapi. Jika Al-Hilal dan Jabal Ghafur sama-sama mendapat status negeri, maka Pidie akan memiliki dua pilar pendidikan tinggi yang kokoh, memperkuat posisi daerah ini sebagai pusat intelektual di Aceh. Kehadiran kampus negeri di Pidie bukan hanya soal pendidikan. Ia akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Kam-pus negeri akan berakibat tumbuhnya usaha kecil di sekitar kam-pus, meningkatnya mobilitas akademik, serta terbukanya peluang kerja bagi tenaga pengajar dan staf. Lebih jauh, kampus negeri akan mengurangi beban biaya pendidikan bagi keluarga di Pidie yang selama ini harus menyekolahkan anak ke luar daerah.

Komitmen pemerintah daerah dan yayasan sudah jelas. Kini, bola ada di tangan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan. Penegerian kampus bukanlah proses instan. Dengan dukungan politik dan administratif yang kuat, PTI Al-Hilal Sigli dan Universitas Jabal Ghafur bisa segera berubah status menjadi kam-pus negeri. Kita berharap Pidie tidak boleh terus tertinggal. Dengan jumlah penduduk yang besar, sejarah panjang pendidikan, dan du-kungan penuh dari pemerintah daerah serta masyarakat, penege-rian kampus di Pidie adalah kebutuhan mendesak. Baik Al-Hilal maupun Jabal Ghafur, keduanya layak menjadi kampus negeri. Ke-hadiran kampus negeri di Pidie bukan sekadar simbol, melainkan fondasi masa depan generasi muda, sekaligus investasi jangka panjang bagi kemajuan Aceh.(*)

POJOK

Kader PKS diminta jadi pelayan rakyat
Ini seruan di atas kertas 

Gibran pidato pakai bahasa Inggris di KTT G20 Afrika Selatan
Yang penting substansinya

Bertemu langsung, Trump puji Wali Kota New York Mamdani 
Hal biasa bagi politisi ‘bersilat lidah’

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Keadilan untuk Penjual Bakso

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved