Breaking News

Berita Banda Aceh

REALISTIG VII Resmi Dibuka, Ajang Prestisius Pelajar Aceh untuk Gali Potensi dan Bangun Karakter

Ajang ini resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis ST, DEA, mewakili Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, dalam seremoni pembukaan yang ber

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/HO
PEMBUKAAN REALISTIG VII - Kepada Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis ST DEA menabuh drum (genderang) saat meresmikan pembukaan event REALISTIG Ke-7 di SMAN 3 Banda Aceh, Sabtu (30/8/2025), diikuti dengan penabuhan rapai oleh sejumlah pejabat yang hadir. 

Kegiatan REALISTIG VII ini diharapkannya menjadi pemicu semangat bagi pelajar Aceh untuk terus berprestasi dan berkembang, sejalan dengan visi pendidikan Aceh yang inklusif, berkarakter, dan unggul di segala bidang.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Banda Aceh, Muhibbul Khibri MPd, menyampaikan bahwa pada pelaksanaan REALISTIG VII tahun 2025 ini, jumlah peserta mencapai 699 seluruh Aceh, SMA, MA, MTS, SMP dan SMK se-Aceh, dan kategori umum secara nasional. 

Para peserta akan mengikuti berbagai lomba, antara lain, MTQ, debat bahasa Inggris, cerdas cermat agama, olahraga futsal, dan debat sains.

Lomba-lomba tersebut diselenggarakan secara terpisah berdasarkan jenjang pendidikan masing-masing peserta. 

"Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan tarian dan seni budaya yang dipentaskan di panggung utama serta pameran kuliner yang diikuti oleh para siswa," jelas Muhibbul Khibri.

Baca juga: Kadisdik Aceh dan Kakanwil Kemenag Perkuat Kebiasaan Membaca Qur’an di MAN Model & SMAN 3 Banda Aceh

Kegiatan REALISTIG VII berlangsung selama enam hari, dari tanggal 30 Agustus hingga 3 September 2025, bertempat di SMA Negeri 3 Banda Aceh.

Muhibbul Khibri menjelaskan bahwa REALISTIG adalah sebuah kegiatan yang sangat dinanti dan didambakan oleh para siswa. 

Ia menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta dan panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan acara ini dengan sangat baik.

Ia kemudian menggambarkan filosofi tema kegiatan tahun ini yang mengusung konsep “cokelat” atau kakao.

Menurutnya, cokelat adalah sesuatu yang sederhana, tetapi mengandung makna mendalam, yaitu ketenangan dan kesenangan.

Filosofi ini menjadi landasan bagaimana keberagaman dan perbedaan dijadikan momentum untuk menikmati proses pembelajaran secara menyenangkan, bukan sebagai beban atau tuntutan, melainkan tuntunan yang harus diikuti dengan penuh semangat.

Baca juga: Sepasang Nonmahram dari Hotel Kupula Dilimpahkan ke Kejari, Ini Penjelasan Satpol PP-WH Banda Aceh

"Filosofi coklat ini juga selaras dengan konsep 'hejo' yang menekankan pentingnya mencari kesenangan dan menghindari kesakitan dalam proses belajar," ucapnya.

Muhibbul Khibri mengajak seluruh peserta untuk sama-sama menikmati kesenangan dalam keberagaman, tanpa membiarkan perbedaan kecil menjadi sumber konflik atau kesakitan.

Sebaliknya, perbedaan tersebut harus mampu menumbuhkan motivasi dalam diri untuk meningkatkan pembelajaran, kreativitas, dan meraih cita-cita demi membahagiakan kedua orang tua," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa kebahagiaan sejati dalam proses belajar berasal dari tujuan dan target yang jelas untuk masa depan, di mana kedamaian akan lahir ketika setiap individu mampu menciptakan dan mewujudkan potensi terbaiknya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved